12

49 8 0
                                    

Sudah seminggu kejadian Alnaya terserempet motor suruhan Vira, sudah seminggu pula ia menjauh dari Gilang. Hari-harinya diisi dengan pergi ke perpustakaan, ia sengaja menjauh karena ingin Gilang segera pacaran dengan Vira dan tidak melibatakan dirinya lagi, Qayla yang sudah diberitahu nampak mendukung keputusan Alnaya, tapi Yudha malah melarangnya akibat takut persahabatannya hancur.

Langkah kaki menyusuri koridor kampusnya ini yang sedang istirahat terlihat buru-buru, ia tak mau menggangu seseorang yang ia jauhi sedang bersama Vira, bukannya berhasil ia malah tertabrak oleh mahasiswa yang sedang berlarian menuju lapangan Olahraga, tubuhnya yang tak seimbang membuat Alnaya jatuh terduduk dilantai sehingga mengundang perhatian disekitarnya termasuk Gilang dan Vira yang duduk disana

"Alnaya" teriak Gilang ingin berlari membantu Alnaya yang terjatuh namun tangan Vira langsung mencekalnya "udah Lang disini aja, Alnaya juga udah ada yang bantu kok"

Saat itu juga Gilang melepas cekalan Vira dengan kasar dan menghampiri Alnaya "Naya lo gapapa?" Alnaya tersentak ia kira Vira bisa mencegah Gilang untuk tak menghampiri namun Gilang malah disini menanyakan keadaannya masih sama seperti dulu, ya DULU

Alnaya menjawab dengan nada dinginnya "gapapa" lalu meninggalkan Gilang yang Nampak khawatir

*****

"mii Qay gamau dirumah sendirian"

"Qay sayang mami dan papi gabisa cancel kerjaan ini, tolong ngertiin dong"

"setelah Kak Ian pergi ke hongkong, kalian juga tega ninggalin Qay sendiri"

"kamu tinggal dirumah Alnaya aja kalau gamau dirumah sama bii Tati dan mang Karto. Lagian papi ga lama kok sayang paling 2 minggu selesai" kini papi Qayla mulai bersuara

"tapi pii, janji sama Qay ga akan lebih dari 2 minggu, Qay takut papi sama mami malah sibuk terus sama pekerjaan sampai ngelupain anaknya disini, Qay takut ngerasain apa yang Naya rasain. Lihat Naya yang pura-pura kuat aja udah sedih apalagi ngerasainnya"

"stt, udah jangan ngomong kaya gitu dong princess, mami dan papi janji ga akan lebih dari itu pokoknya tiap hari kita bakal skype kok"

Keputusan kedua orangtua Qayla sudah bulat mereka akan tetap pergi ke Malaysia selama dua minggu, Qaylapun ikut mengemasi pakaian dan keperluannya untuk tinggal sementara bersama Alnaya, agar ia tak bosan dan jenuh sendirian ya meskipun tidak sendirian yang dipikirkan karena masih ada bii Tati dan mang Karto. Saat Qayla mengemasi , ponselnya berdering lalu ia mengambilnya ternyata ada skype dari kak Ian.

'hai ade yang jelek'

'ihh kak Ian'

'dih makin jelek aja tuh muka kalau ngerengek'

'tau ah,Qay matiin nih'

'ett jangan dong, oh iya de kakak denger mami papi mau ke Malaysia ya, kamu sama siapa dong dirumah. Emang berani'

'bukannya disemanagatin kek mau ditinggal sendirian, Qay mau tinggal di rumah Alnaya aja kak'

'hehe okee, inget disana ga oleh nakal dan manja. Ntr kaka juga bakal WA Alnaya sama Yudha buat jagain ade kakak yang super duper manja ini'

'jangan ih kak Ian mah. Qay mau belajar mandiri biar ga dikatain manja terus wlee'

'yaudah take care dee'

'kak Ian juga, jangan lupa cepet pulang'

Semuanya sudah siap kini Qayla berserta papi dan maminya menuju rumah Alnaya, karena hari ini hari Minggu jadi tak salah bila jalan hari ini terlihat ramai. Rumah bercat putih merah nampak sepi, mang Ujang yang sedang memotong rumput di halaman depan langsung membukakan gerbang agar mobil tersebut masuk.

SKY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang