6

89 12 0
                                    

Gilang mengehela nafas lalu berjalan menuju sofa panjang yang berada dirumahnya itu. Pikirannya mulai melayang memikirkan kejadian dikampus tadi, ia mulai PDKT dengan anak baru dikelasnya itu. Ada perasaannya yang tak bisa dijelaskan ketika ia berduaan dengan Vira dan dengan santainya Alnaya melewati tanpa menyapanya sedikitpun. Tak ingin berlama-lama dengan pikirannya yang tak jelas, Gilang memutuskan untuk mandi karena akan berlatih dengan bandnya untuk perlombaan antar kampus yang akan digelar 3 bulan lagi, ini merupakan hal baik untuk kedepannya.

Studio music kini sudah lengkap dengan personilnya, mereka mulai sibuk berlatih agar 3 bulan kedepan mereka dapat melakasanaakan perlombaan dengan baik. Lagu yang dibawakan harus special dan memiliki kejutan agar penonton menjadi tertarik dan terhibur.

Dilain tempat disebuah café favoritenya ketika bersama sahabat, Alnaya sendiri, entah kenapa dia memutuskan untuk pergi ketempat in padahal perutnya tidak lapar, ia hanya memesan minuman. Alnaya mulai merasa bosan dan memainkan ponselnya mencari contact Qayla lalu meneleponnya

'hallo Qay.'

'haii ada apa Naya sayang?'

'lagi dimana?'

'studio music latihan buat ntr lomba.'

'udah selesai belum?ada yang harus gue omongin tapi Gilang sama Yudha jangan sampai tau.'

'yaudah, ntr gue ke café biasa.'

'cepetan gue udah daritadi disini.'

'siap es kutub.'

Kini latihan band sudah selesai, Qayla memutuskan untuk berpamitan terlebih dahulu.

"guys, gue duluan ya." pamit Qayla pada personil bandnya.

"buru-buru banget sih?kitakan mau hangouts bareng Alnaya juga."jawab Gilang yang masih duduk dikursi dengan memainkan stik drumnya.

"lagian masih jam segini Qay, jarang-jarang hangouts bareng lagi." ucap Yudha .

"besok kan minggu gimana kalau besok pagi aja, soalnya udah ditunggu." elak Qayla, sebenarnya ia sangat ingin hangouts bersama sahabatnya dengan lengkap,namun berhubung dengan permintaan Alnaya ditelepon tadi dia terpaksa pura-pura sibuk.

"yaudah besok gue bawa mobil,hati-hati bawelll."ucap Yudha ketika Qayla mulai mendorong pintu kedap suara itu sambil memeletkan lidahnya.

"awas looo." ucap Qayla melihat ekspresi mengejek Yudha.

Alnaya akan bercerita tentang sisi kehidupannya sebenarnya, ia rasa sudah cukup memakai topengnya ini, jahat jika tidak memberitahu pada sahabatnya lebihlama lagi. Seorang gadis masuk kedalam café tersebut mengedarkan pandangannya mencari seseorang yang sedang menunggunya.

"Nayaaa, maaf gue lama ya?"

"lama."

"ada apa sih Naya, kayanya ada hal penting gitu. Padahal ya pas tadi gue pamit sama mereka, mereka ngajak kita buat hangouts bareng lagi karena kita sibuk terus sama tugas.."

"iya gue juga niatnya gitu."

"terus tadi apa yang mau lo bilang mau cerita something."

"ini tentang sisi kehidupan gue yang harus lo tahu Qay." kini nada bicara Alnaya kembali dingin

Qayla yang sedang menyeruput minumannya itu tiba-tiba terhenti dan fokus pada Alnaya, terlihat dari bola matanya tersirat kesedihan.

"gue kangen mereka Qay, kangen buat ngerasain apa yang lo rasain setiap harinya." Ucap Alnaya sambil menghela nafas.

SKY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang