7

65 12 0
                                    

Di ruang makan ini keluarga Hussein sedang menyantap sarapan, Qayla baru keluar dari kamarnya langsung menyapa Mami dan Papinya juga kakak kesayangan yang super protektif terhadapnya meskipun ia telah kuliah.

"pagi Mami,Papi, kak Ian."sapa Qayla.

"pagi juga sayang." balas Mami dan Papi.

"tumben dek gabangun kesiangan?biasanya kita selesai sarapan lo baru bangun." ucap Bryan sambil mengunyah rotinya.

"jadi Qay serba salah banget sih, bangun kesiangan diomelin bangun pagi ditanyain." ucap Qayla cemberut sambil mengambil roti yang telah diolesi selai oleh Maminya.

"gitu aja cemberut, kakak cuma tanya doang kali." ucap Bryan sambil mengacak rambut adik kesayangannya itu yang membuat Qayla merengek manja.

"Papiii kak Ian malah ngerusakin rambut Qayla jadi berantakan lagi." rengek Qaya pada Papi.

"Ian adiknya jangan digangguin terus kenapa sih? Bentar lagi mau jauhan ntr malah kangen." ucap Hussein.

"maksud Papi apa?"

"kak Ian dipindahkan tugas kerjanya jadi di hongkong, jadi dia harus pergi kesana secepatnya."

"ya ntr ga ada yang jagain seproktektif kak Ian dong." Qayla langsung memeluk kakaknya itu yang sedang meminum susu.

"kita masih bisa skype kok tenang aja, yaudah hari ini kakak anter kamu ke kampus ya."

"ehhh gausah, sahabat Qay ada yang mau jemput kesini kok."

"cowo atau cewe?"

"cowolah kakak Ianku sayang."

Bryan langsung menatap Qayla tajam seolah menjelaskan lebih jelas tentang sahabat cowonya itu.

"kak Ian tenang aja, dia baik kok meskipun suka berantem sama Qay dia ngejagain banget pokoknya kayak kak Ian gini deh, kalau ga percaya tunggu aja bentar lagi ntr juga dateng."

"non itu ada temennya di depan."ucap bii Ati.

"ya bii makasih, yu kak lihat sendiri orangnya."

Yudha yang masih duduk dimotornya itu tiba-tiba merasa dipanggil lalu melepas helm dan turun menghampiri Qayla.

"Yud, kenalin ini kak Bryan. "ucap Qayla meperkenalkan kakaknya

"hallo kak Bryan, gue Yudha." jawab Yudha dengan bahasa anak sekarang namun sopan ia sangat gerogi padahal ia yakin tak akan terjadi apa-apa.

"panggil kak Ian aja. Dari tampang kayanya lo orang baik, gue percaya sama Qay dia bakal sahabatan sama orang baik. Gue titip Qay kalo di kampus ya soalnya dia manja terus bawel. " ucap Bryan sambil terkekeh dibagian terakhir kalimatnya.

"siap kak. Tuh kan kakak lo aja bilang kalo lo manja+bawel jadi emang udah kenyataanya." jawab Yudha .

"bisa ga sih ga buka kartu, ini baru pertama kali kak. Jadi ntr Yudha bakal ngejek Qayla terus ahh."

"biarinlah dek orang ngejeknya berdasarkan fakta."ucap Bryan yang bertos ria dengan Yudha.

Setidaknya pertemuan pertama ini terasa humble tanpa ada ketakutan seperti yang ada dipikiran Yudha sebelumnya.

"oh iya satu lagi, kalo gue lihat lo ga bener ngejagain adik gue, lo orang pertama yang bakal gue cari."

"aelah kak possesivenya masih aja."ucap Qayla sedikit cemberut.

Yudha hanya mengangguk seraya tersenyum melihat ekspresi Qayla.

*****

Saat tak ada kelas pagi, Alnaya memutuskan untuk pergi ke rooftop sendirian ketika hendak melewati lapang basket ia melihat seorang cewe yang ia kenal. Dia adalah Vira teman baru dikelasnya juga kecengan Gilang saat ini. Alnaya tak habis pikir mengapa Gilang menyukai cewe seperti Vira yang notabennya cewe yang tebar pesona tak mau lama-lama menilai orang Alnaya melangkah menjauh dari keramaian.

"Lang, lo lihat Naya ga?"

"emang dia kemana?" Gilang bukannya menjawab malah menanya balik.

"kalau gue tau, gue ga akan nanya."

"dihh lo PMS ya Qay, galak bener."

Qayla malah pergi keluar kelas dan memutuskan mencari Alnaya yang kira-kira ada di rooftop.

Dugaan Qayla benar, Alnaya yang sedang ia carisedang asyik dengan benda kesayangannya yang lain dan tak bukan adalah camera polaroid dengan objek favoritenya juga yaitu langit.

"ternyata lo disini Naya, gue nyari-nyari tau."ucap Qayla yang duduk di sofa yang berada disana.

"lo kaya gatau gue aja kalau udah ngilang ya pasti kesini."ucap Alnaya yang masih fokus .

"Naya, gue mau cerita."

"ya silahkan."

"lo duduk dulu bisa ga?"

Tanpa jawaban Alnaya langsung menghampiri Qayla yang berada di sofa.

"kalau cowo deket sama kita. Suka jail tapi ngelindungi itu tandanya suka bukan?"Tanya Qayla.

"hah, kenapa tiba-tiba nanya yang beginian?mana gue taulah soal cinta."jawab Alnaya yang memang tak tau arti cinta.

"setidaknya lo ngarang dikit gitu, menurut pemikiran lo aja."

"emm menurut gue sih, bisa jadi suka atau dia cuma bikin baper."

"gitu ya. Seandainya lo ngerasain juga apa yang dialami gue, lo bakal gimana?"

"ya gimana pribadi masing-masing mau menyikapinya kaya gimana."

"udah ah males ngomongin tentang cinta." ucap Alnaya.lagi.

Kemudian keduanya terdiam menikmati pemandangan dari atas sini. Alnaya masih memikirkan apa yang ia lihat sebelum berada disini, ia ragu apa akan memberitahu pada Gilang atau tidak.

*****

Café WEDNES kali ini dikunjungi kembali oleh keempat sahabat ini setelah sekian lama mereka sibuk dengan tugas. Tempat favorit mereka adalah dekat jendela besar yang bisa melihat langsung suasana diluar café.

"kaya udah lama banget gitu ya kita ga kesini?"Tanya Yudha.

"gara-gara tugas numpuk." jawab Alnaya .

"ehh ngomong-ngomong kalian mau pesen apa?"kini giliran Qayla yang bertanya.

"menu favoritlah udah lama nih ga nyicipin menu disini."jawab Yudha dengan antusias.

Ketika menunggu pesanan datang, Alnaya mulai membuka topic yang sebenarnya ragu ia katakan tapi demi kebaikan salah satu sahabatnya Gilang.

"tadi gue lihat Vira sama cowo anak basket dilapangan." ucap Alnaya dengan nada dinginnya.

"hah seriusan Naya?" Yudha tampak kaget mendengar kecengan sahabatnya yaitu Gilang dekat dengan cowo lain.

"emang dia lagi gimana sama tu cowo?"Tanya Yudha lagi padahal pertanyaan yang tadi belum dijawab sama sekali terkadang Yudha itu selalu kepo.

"ya gitu lagi asyik ngobrol terus ngasih minuman."kini Alnaya mulai menjawab.

"lo gasalah lihatkan?" Gilang yang sedari tadi diam tak banyak bicara kini angkat bicara menanyakan topic yang dibahas.

"ya enggalah Lang, lo ga percaya sama gue ya silahkan gue cuma ngasih tau doang."ucap Alnaya dengan nada dinginnya sambil menyatakan seperti emosi.

"udah dong kok malah jadi pingin berantem." lerai Qayla.

Keempatnya terdiam saat itu juga pelayan membawa pesanan.

***** 

Selamat Malam.... 

Part tujuh datang nih 😄

Jangan lupa tinggalkan jejak VOTE💖

SKY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang