21

54 9 0
                                    

Sudah lama Alnaya tidak masuk kuliah, hari ini gadis berambut panjang itu sudah siap untuk pergi menuju kampusnya. Walaupun wajahnya masih terlihat pucat Alnaya tetap meaksakan diri untuk pergi. Ia memoles lagi bibirnya yang belakangan ini lebih terlihat pucat dari biasanya. Pagi ini ia memutuskan untuk berjalan ke perpus terlebih dahulu ia akan meminjam beberapa buku untuk ia belajar mata kuliah yang sempat tertinggal.

Perpus pagi ini terlihat sepi, hanya ada dua orang mahasiswi yang sedang meminjam buku juga, Alnaya berusaha mengambil buku yang ia butuhkan dan ada di rak paling atas tapi ia tidak bisa menjakaunya, biasanya tangga yang dipergunakan untuk memngambil buku di rak atas ada di lorong tapi sekarang tidak tahu dimana.

"bukunya pake ada di rak paling atas sih ah, susahkan ngambilnya" gumam Alnaya sambil memperhatikan buku yang ia butuh diatas rak

Alnaya berusaha menggapai dengan loncat-loncat namun sia sia. Ia terduduk sambil menyederkan tubuhnya pada rak dibelakang tenaganya jadi terkuras karena ia belum terlalu fit.

Sepasang mata daritadi memperhatikan Alnaya yang loncat hingga terduduk dilantai, ia bukannya tidak berniat membantu hanya ia ingin mengetes biasakah gadis itu berjuang dengan usahanya sendiri. Dalam hati Alnaya bergumam "Lang gue butuh bantuan lo"

"kalau butuh bantuan tuh bilang" ucap seorang laki-laki yang memberikan buku yang dibutuhkan Alnaya. Alnaya yang yang sedang duduk dan melihat buku yang ia butuhkan sudah ada didepan mata dengan cepat Alnaya tersenyum, Gilang pasti selalu ada saat ia membutuhkan bantuan.

Alnaya mengambil buku yang ada ditangan itu dan segera bangkit melihat wajah Gilang dan hendak berterima kasih. Tapi saat matanya menangkap sosok itu bukan Gilang, senyumnya perlahan pudar dan berubah jadi kerutan "Lo"

"Iya gue kenapa? Kaget" balas cowo. Alnaya buru-buru mengucapkan terima kasih dan segera bangkit untuk pergi lari dari perpustakaan.

*****

Qayla sedang duduk di bangku taman sambil melamun dikejutkan oleh Yudha yang baru saja datang.

"QAY" teriak Yudha sudah duduk disebelah Qayla.

Qayla kaget dan segera memukul cowo yang ada disebelahnya itu "hobi banget sih ngagetin orang, kalau gue kena serangan jantung gimana?"

Yudha terkekeh melihat Qayla yang marah "lagian lo ngapain sih ngelamun pagi-pagi begini. Lo jangan kebanyakan ngelamunin gue Qay"

"dih gr banget sih lo Yud. Gue tuh bukan mikirin lo tapi mikirin Naya kali, belangan ini dia jarang ngabarin keadaanya lagi gue takut Naya masuk rumah sakit lagi"

Yudha diam menatap lorong, benar juga apa yang dikatakan Qayla. Alnaya sudah beberapa hari ini tidak memberi kabar keadaannya sekarang. Mata Yudha menyipit kala melihat seorang cewe yang ia kenali sedang berlari dari arah perpus.

"Qay, qay" Yudha menepuk bahu Qayla. "Apaan sih Yud" Qayla masih malas melihat kearah Yudha.

"ye lihat dulu tuh di lorong kaya Alnaya bukan sih?"

Qayla langsung melihat kearah yang ditunjuk Yudha dan benar saja itu Alnaya.

"iya Yud, itu Naya.cepet kita kejar lagian tu anak ngapain coba lari-larian" Qayla segera bangkit dan menarik Yudha

"Nayaaa" teriak Qayla yang ada dibelakang Alnaya yang sedang berlari. Sontak Alnaya yang sedang berlari menjadi berhenti dan menoleh kearah belakang, nafasnya tersenggal-senggal akibat berlarian. Ia menunggu Qayla dan Yudha menghampiri dengan duduk di bangku yang ada di lorong kampus..

Sesampainya Qayla dan Yudha mereka langsung duduk juga dibangku dengan nafas yang sama tersenggal-senggal. "lo ngapain sih lari-lari gitu?" tanya Qayla di sela mengatur nafasnya

"anu gue—"

"anu lo kenapa?" tanya Yudha penasaran Alnaya langsung menoyor kepala Yudha yang ada disebelahnya "lo jangan ambigu" Yudha hanya mengelus kepalanya dan terkekeh

gue – gue tadi abis lihat setan" elak Alnaya yang tak ingin kedua sahabatnya itu tahu bahwa ia bertemu dengan cowo yang waktu itu

"ah masa sih pagi-pagi gini ada setan. Lo mah yang aneh aja sih. Apa lo halu karena baru sembuh dari sakit. Atau jangan-jangan lo masih sakit"cerocos Qayla pada Alnaya

Nafasnya sudah mulai beraturan Alnaya jadi berubah menjadi dingin " apaan gue udah sembuh kok" Yudha dan Qayla menatap Alnaya yang duduk diantara mereka,

"ah ela muka lo kenapa dingin lagi sih Naya" balas Yudha lalu ditimpal oleh Qayla " lo udah sembuh darimana muka lo pucat Naya. Ngapain sih makasain banget ngampus"

Alnaya masih diam tak menjawab

"yaudah kalian ke kelas duluan, gue ntr nyusul" ucap Alnaya. "lo mau kemana dulu, kenapa ga ke kelas bareng?"tanya Yudha

"gue ke toilet dulu"

"lo gamau gue temenin" usul Qayla Alnaya menggeleng

Qayla dan Yudha memutuskan untuk pergi ke kelas duluan, sedangkan Alnaya berbelok kea rah toilet. Ia menatap dirinya di cermin benar kata Qayla wajahnya semakin pucat padahal ia rasa sudah cukup beristirahat. Alnaya memoles bibirnya lagi agar tidak terlihat pucat namun saat hendak menuju kelas tiba-tiba kepalanya serasa pusing dan badannya terasa lemas. Alnaya ingat bahwa ia belum sarapan pagi ini dan sudah berlarian sehingga badannya begitu lemas, ia jalan memapah dinding sampai akhirnya tubuhnya terasa melayang dan menatap seseorang yang yang telah menggendongnya. Alnaya kaget sontak ia ingin berontak tapi ia cukup lemas dan membiarkan tubuhnya bersender pada cowo tersebut.

Alnaya dibawa ke UKS kampus, ia disuruh beristirahat sejenak untuk memulihkan tenaganya. Cowo tersebut sudah keluar membelikan ia sarapan. Alnaya masih bingung kenapa cowo itu begitu perhatian padanya sama seperti apa yang dilakukan Gilang dulu. Ngomong-ngomong soal Gilang apakah dia ke kampus hari ini, dia memang sengaja tidak memberitahu Gilang bahwa ia masuk kampus agar menjadi surprise untuk sahabat-sahabatnya tapi ia malah disini dan menyusahkan orang lain.

Pintu UKS sudah terbuka terlihat cowo dengan membawa semangkuk bubur ayam yang ada dikantin

"nih makan dulu. Biar lo bertenaga" Alnaya yang semula tiduran langsung mengubah posisinya menjadi duduk bersandar. Ia meraih mangkuk bubur yang ada ditangan cowo itu. Setelah itu hening Alnaya belum juga memakan buburnya, ia kikuk ditatap terus oleh cowo tersebut.

"sebelumnya Makasih ya Angkasa, lo udah bentuin gue terus dan ngerepotin lo" Alnaya akhirnya memcahkan keheningan.

Ya cowo tersebut adalah Angkasa Bagaskara. Angkasalah yang membantu ia mendapatkan buku yang ada di rak paling atas dan Angkasa juga yang menggendongnya ke UKS hingga membelikannya sarapan.

"sama-sama. Lagian lo santai aja sih Naya gausah sungkan"

Alnaya mulai menyuapkan bubur ke dalam mulutnya, banyak sekali pertanyaan yang ingin ia tanyakan.

"emm Angkasa"

Angkasa yang sedang duduk menemani Alnaya sambil memainkan handphone langsung menatap Alnaya "ada apa?"

"lo kok bisa ada di kampus gue"tanya Alnaya ragu. Angkasa hanya tersenyum dan membalas pertanyaan Alnaya "oh itu, gue baru aja pindah kuliah kesini. "

"kenapa?"

"Niatnya sih sekalian mau jagain nyokap gue yang lagi sakit. Tempat kuliah gue awalnya diluar kota. Biar lebih gampang gue pindah kesini" Alnaya hanya menganguk-anggukan kepala.

Cepet sembuh buat nyokap lo Kas, gue kira lo pindah kesini ngikutin gue" ucap Alnaya sambil terkekeh agar suasana tidak canggung

"iya makasih, lo juga cepet sembuh dong masa dari kita ketemu dirumah sakit sampai disini lo belum sehat. Dan bisa jadi sih alasan gue yang kedua itu lo" balas Angkasa yang membuat Alnaya menjadi diam tersipu malu "apaan sih bercanda lo ga lucu"

*****

SKY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang