23; takdir

280 44 2
                                    

°°°

Sehun memberhentikan mobilnya tepat didepan rumah Yura. Sejenak Sehun menatap rumah Irene yang berada persis didepan rumah Yura. Hanya sebuah jalan saja yang membatasi.

Yura menatap wajah waswas Sehun dengan kening yang berkerut. "Hun, turun yuk?"

Sehun sedikit terkejut, "Eh?"

"Ayo turun, kamu bantuin aku masak ya entar," ucap Yura dengan senyuman manisnnya.

Sekali lagi Sehun menatap rumah yang bercat putih gading itu dengan tatapan waswas. Sehun tak ingin Irene tiba tiba keluar dari rumahnya dan melihat Sehun sedang bersama Yura.

"Yaudah yuk," jawab Sehun dengan tidak semangat. Sehun terlebih dahulu keluar dari mobil dan diikutin Yura yang turun sendiri dari mobil tanpa bantuan Sehun. Pikiran Sehun masih berpusat pada Irene.

"Kamu kenapa sih liat rumah itu terus?" tanya Yura tiba tiba yang membuat Sehun harus memutar otak mencari alasan.

Sehun menggaruk kepalanya, "Engga, rumahnya bagus aja."

"Oh," Yura tersenyum dan mengandeng Sehun untuk masuk kedalam rumahnya.

"Bentar ya, aku ganti baju dulu. Kamu duduk aja, terserah deh mau ngapain. Anggep aja rumah sendiri," kemudian Yura benar benar pergi meninggalkan Sehun yang masih termenung diruang tamu rumah mewah Yura.

Lima belas menit kemudian Yura kembali dengan sudah mengganti dress nya dengan kaos polos berwarna navy serta tak lupa mengikat rambut panjang nya.

Sehun nyatanya masih terus diam. Yura sedikit curiga tapi menurut Yura itu tidak terlalu penting.

"Ayo kita ke dapur." Ajak Yura dengan tangan yang menggapai tangan Sehun agar Sehun berdiri dari duduknya.

Sehun berdehem sekilas sebelum berjalan mengikuti Yura dari belakang.

"Mau bantu masak apa mau liatin aja?" sindir Yura yang melihat Sehun hanya melamun.

Sehun tersenyum kaku dan mulai mengenakan apron yang sempat di berikan Yura, "Iya maaf."

"Mikirin apa sih?"

"Bukan apa apa kok, cuma bayangin aja kamu besok masakin buat anak anak kita kaya gimana." Pernyataan Sehun benar benar membuat pipi Yura bersemu merah seketika.

Yura memukul dada Sehun pelan dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan, "Malu ih!"

Sehun terkekeh lalu menarik tubuh Yura agar berada didalam pelukannya, "Bantu aku yakinin hati aku tentang siapa yang aku pilih ya Yur."

Batin Sehun sembari mengelus rambut Yura.

°°°°

"Hun?"

"Hem?" gumam Sehun yang masih sibuk memotong motong sayur.

Yura mematikan kompor lalu mendekat kearah Sehun, "Garemnya habis gimana dong?"
Sehun menatap Yura, "Beli dong. Dideket sini ada mini market kan? Diujung komplek?"
Yura mengangguk meniyakan, "Kok tau disini ada mini market?"

Sehun menggaruk kepalanya. Sedikit memutar otak mencari alasan. Sehun tidak mungkin jujur dia sering mengunjungi komplek rumah Yura untuk menemui Irene.

"Tau lah, aku kan sering kesini."
Yura semakin merasa aneh, "Ngapain jauh jauh kesini?"

Sehun mencubit pipi Yura gemas, "Nanya mulu deh. Gini nih aku punya temen disini dulu jadi sering kesini."

Yura akhirnya mengangguk paham.

"Yaudah yuk temenin aku beli garam!"

"Eh?"

Yura menatap wajah Sehun dengan bingung, "Kenapa? Gamau?"

"Engga kok. Aku mau. Yaudah yuk," Sehun melepas apronnya dan membatu Yura melepaskan apronnya juga. Sehun menghela nafas, berharap bahwa dia tidak akan kebetulan bertemu dengan Irene.

Yura menutup pintu rumahnya lalu dengan antusias memeluk lengan Sehun. Tentu Sehun tidak keberatan sama sekali, namun yang menjadi masalahnya adalah Sehun tidak ingin atau belum siap bertemu dengan Irene.

"Tau ga itu rumah siapa?" tunjuk Yura tepat kerumah Irene. Darah Sehun berdesir seketika.

"Hm. Gak tau."

"Itu rumah cewe galak tau ga sih. Masa aku dijudesin mulu sama dia."

Sehun hanya menanggapinya dengan senyuman tipis tanpa ada niatan untuk mengeluarkan suara.

Minimarket tinggal beberapa meter lagi, kebetulan di dekat minimarket terdapat sebuah taman dan dengan antusias Yura mengajak Sehun, namun Sehun menolak dengan alasan harus memasak secepatnya karena dia sudah lapar.

"Eh, ketemu tetangga galak." Celetuk Yura tiba tiba dan memuat Sehun menelan ludahnya susah payah.

"Itu tuh Hun, cewe yang aku ceritain," tunjuk Yura kearah wanita berambut panjang dengan seorang pria disampingnya.

"Sehun?" ucap Irene spontan.

"Irene," lirih Sehun enggan menatap Irene. Namun tatapan Sehun menajam saat mengetahui pria yang sedang bersama Irene.

"Hun, kok aku dia? Ada Taehyung?" ucap Yura sedikit gugup yang dibalas pria itu dengan senyuman.

Wish「OSH」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang