28; beach

293 52 5
                                    

Saya yakin kalian tahu caranya menghargai karya orang lain:)

°°°

"Kita mau kemana?"

"Tutup mata kamu aja, nanti kamu juga bakal tau."

"Tapi aku kepooo."

"Jangan kepo, nanti aku cium lagi."

"Apaan sih! Gausah bahas itu lagi!"

"Haha, iya iya. Maunya bahas masa depan kita aja kan?"

"Heeh! Dasar bucin!"

"Kan bucinnya ke kamu, ga ke orang lain. Sah sah aja donggg."

Ribut terus emang. Sehun dan Irene masing masing gak mau kalah. Irene paling ga suka kegelapan, makannya dia gamau ditutup matanya pake kain seperti saat ini. Irene dari tadi terus terusan minta sama Sehun biar kainnya dilepas. Tapi sia sia aja, Sehun malah ketawa ketiwi sendiri.

"Sehun ih! Buka! Aku takut gelap!"

Tangan Sehun terulur buat ngusap kepala Irene dengan lembut, "Nanti kalo udah nyampe ya sayang."

"Ga mau." Nada Irene udah pasrah. Sehun jadi ga tega, tapi Sehun gak mau suprise nya gagal di tengah jalan.

"Yaudah, kamu tidur aja. Sini nyender ke aku, kalo udah nyampe aku bangunin terus aku buka kainnya," ucap Sehun lembut.

Seperti terhipnotis Irene nurut nurut aja, terus Sehun narik badan Irene jadi nyeder ke bahu Sehun.

Emang rada repot sih Sehun. Nyetirnya juga agak susah, tapi demi Irene Sehun fine fine aja.

"Tidur yang nyenyak ya sayang." Sehun mengecup kening Irene.

Lalu tanpa sadar Irene tertidur.

°°°

cup

cup

cup

Tiga kali kecupan di kening dan kedua pipi Irene nyatanya ga bisa bangunin Irene yang tertidur pulas.

"Ren, sayang udah nyampe."

Sehun nepuk nepuk pipi Irene. Karena belum ada respon, akhirnya Sehun buka iketan kain yang menutupi mata Irene.

"Irene, udah nyampe. Gamau bangun nih? Dasar putri tidur." Sehun terkekeh.

Lalu, Irene membuka matanya perlahan lahan.

"Udah nyampe?" tanya Irene dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Iya, sayang. Ayo turun," Sehun membukakan pintu mobil untuk Irene. Dan membantu Irene turun karena terlihat jelas Irene masih linglung.

"Tarraaa," Sehun tersenyum puas dengan kejutannya.

Irene terperangah dengan mata yang masih menyipit karena ngantuk.

"Kita ke pantai Hun?" Irene tersenyum, lalu berlari kearah ombak.

"Hati hati Ren, kamu masih ngantuk itu." Sehun berlari mengejar Irene.

Dan benar saja, karena masih mengantuk. Irene terjatuh di pasir pantai. Dengan panik Sehun berlari kearah Irene dan memeluknya.

"Baru juga aku bilangin, udah jatuh aja."

"Haha. Maaf, maaf. Masih ngantuk, tapi seneng banget bisa ke pantai." Irene malah tertawa terbahak bahak.

"Malah ketawa, kamu gak papa kan? Gak ada yang luka kan?" ucap Sehun masih panik.

"Beneran aku ga papa Hun. Khawatir banget kamu ni," Irene tak dapat menghentikan tawanya.

"Iya aku emang khawatir. Takut princess ku terluka."

"Apaan sih gombal!" Irene berdiri dibantu Sehun, lalu membersihkan kakinya yang kotor karena pasir pantai.

"Karena aku udah terlanjur nyusruk ketanah dan udah kotor. Sekalian aja kita main di pantai Hun," Irene berlari kecil ke air dan mencipratkan air laut ke Sehun membuat pakaian Sehun basah. Setelah itu Irene langsung berlari.

Sehun tersenyum, menatap gadisnya yang sangat bahagia kali ini. Sehun ikut berlari dan mengejar Irene.

"Awas kamu ren!" Sehun ikut tersenyum bahagia sembari berlari mengejar Irene.

Sayangnya lari Sehun lebih cepat ketimbang Irene. Dengan mudahnya Sehun menangkap Irene dan mendekapnya erat.

"Udah ah larinya, aku pasti kalah." Ucap Irene, lucu sekali menurut Sehun. Hingga Sehun mengecup pucuk kepala Irene berkali kali.

"Iya, kita nonton sunset mau?" tanya Sehun yang di jawab anggukan antusias oleh Irene.

"Tapi mandi dulu kamu." Tambah Sehun lagi.

"Ish! Kenapa ga langsung aja sih?"

"Gak gatel apa bandan kamu banyak pasir gitu? Apa mau aku mandiin aja? Kita mandi bareng." Celetuk Sehun dengan senyuman yang membuat Irene menggeleng cepat.

"Engga!!!!"

°°°°



Wish「OSH」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang