34; iya dan tidak

209 42 10
                                    


Sehun memberhentikan mobilnya tepat di depan gerbang hitam rumah Irene. Dengan jantung yang berdegup kencang Sehun memberanikan diri untuk menekan klakson agar gerbang didepannya itu terbuka.

"Anda siapa?" tanya seorang satpam yang terburu buru menghampiri Sehun.

Sehun mencoba tersenyum manis, "Saya teman Irene. Saya ada perlu dengannya."

Satpam itu mengangguk tapi masih sedikit belum paham.

"Iya pak, dia teman saya. Tolong bukakan gerbang." Ucap seseorang yang ternyata adalah Irene.

Irene tersenyum saat Sehun menatapnya dengan tatapan terkejut, "Kenapa? Ayo!"

Irene berjalan terlebih dahulu dan membiarkan Sehun mengemudikan mobilnya memasuki area rumah megah Irene. Lalu dengan segera Sehun berlari kearah Irene.

"Kok bisa tau kalo aku udah dateng?" tanya Sehun masih terheran heran.

Irene terkekeh pelan, "Firasat aja, aku keluar eh beneran ada mobil kamu hehe."

Sehun mengacak acak rambut panjang Irene, "Dasar."

"Ini udah aku sisir lama ya Hun, jadi berantakan lagi kan!" Irene mengerucutkan bibirnya sedangkan Sehun tetawa bahagia.

"Iya iya sini aku rapiin lagi sayang," Sehun merapikan kembali rambut panjang Irene. Irene hanya bisa mengulum senyumnya, sungguh ini semua adalah impiannya.

Mulai dari Sehun yang menyukainya, Sehun yang memperjuangkannya dan sekarang Sehun yang sudah berada di rumahnya untuk melamarnya di depan kedua orangtuanya. Hahaha. Itu semua impian Irene dan sekarang benar benar terwujud.

"Aku deg degan," bisik Sehun. Irene menatap wajah Sehun, "Ha? Apa?"

"Aku sayang kamu."

Irene tertawa lalu memuluk dada bidang Sehun, "Ih apaan banget! Gak jelas!"

"Iya hubungan kita emang belum jelas, tapikan aku kesini mau memperjelas." Sehun tersenyum dengan tangan yang masih merapikam rambut Irene.

"Udah ah, ayo masuk!" Irene tersenyum lebar lalu tangannya menarik tangan kekar Sehun untuk memasuki rumahnya.

"Aku takut."

"Orang tua aku bukan hantu ya!"

Diam diam Sehun menahan tawanya. Sungguh Irene sangat menggemaskan sekali dimata Sehun.

"Papa mama, ada tamu."

Jantung Sehun seakan mau lepas saja dari tempat nya setelah Irene mengatakan itu. Tiba tiba semua kata kata yang sudah Sehun rangkai hilang begitu saja dari otak Sehun ketika melihat seorang wanita cantik turun dari tangga.

Bisa Sehun tebak, dia adalah mama Irene. Sehun hanya tersenyum kaku di belakanh tubuh kecil Irene.

"Siapa Ren?"

"Sehun ma."

Setelah itu atmosfir rumah Irene menjadi sangat mencekap. Sehun menelan ludahnya dengan susah payah.

"Saya Sehun tante," Sehun berjalan kaku kearah mama Irene lalu mencium tangan mama Irene dengan sopan.

"Temen Irene?"

"Iya tante?"

"Duduk dulu, tante buatin minuman." Ucap mama Irene lalu segera bergegas kedapur.

"Santai aja Hun oke? Sekarang aku panggil papa aku bentar."

Huh. Sehun sudah sangat lemas sekali, ini belum apa apa. Tapi Sehun sudah ingin cepat cepat pulang.

"Itu pa Sehun. Pacar Irene." Ucap Irene tanpa keraguan.

Papa Irene berjalan mendekati Sehun dengan segera Sehun mencium tangan papa Irene dengan sopan.

"Mau melamar anak saya?"

"Iya om." Ucap Sehun mantap yang sebelumnya sedikit terkejut dengan pertanyaan tibatiba dari papanya Irene.

"Kalau saya terserah Irene saja. Itu pilihan dia, yang saya tau kamu juga merupakan pengusaha yang sukses. Saya yakin kamu pasti dapat mencukupi kebutuhan Irene."

Sehun menanggukan kepalanya, sedikit lega dengan ucapan papa Irene. "Saya janji akan menjaga putri om dengan sebaik baiknya."

"Iya saya tau, saya bisa melihat keseriusan dari kamu," papa Irene tersenyum lalu menepuk pundak Sehun. "Santai saja, om tau kamu anak yang baik baik."

Sehun ikut tersenyum lalu menatap Irene yang juga tersenyum.

"Kapan tanggalnya?" tanya papa Irene.

Belum sempat Sehun dan Irene menjawab, mama Irene datang membawa minuman dan beberapa camilan.

"Mama ga setuju ya. Mama tetap maunya Irene menikah dengan Taehyung. Kita juga belum mengenal jauh anak ini pah." Sahut mama Irene.

"Mama ga mau hubungan mama sama keluarga Taehyung putus  dengan batalnya pernikahan ini. Mama pokoknya mau Irene menikah dengan Taehyung."

Sehun menelan ludahnya dengan susah payah, Irene ingin mengatakan sesuatu tetapi papanya mengenggam tangannya seolah olah menguatkan Irene. Sedangkan papa Irene masih terdiam, ingin mendengarkan lebih lanjut pendapat dari istrinya.

"Kemarin Irene juga pergi dari rumah kan? Ini gara gara anak ini pah, dia anak yang ga baik buat Irene. Irene sebelumnya ga pernah bantah kita tapi gara gara pacaran dengan anak ini, Irene berani sama kita pa."

"Ma," ucap papa Irene dan Irene secara bersamaan.

"Mama ga akan kasih persetujuan!"

Wish「OSH」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang