30; i love you

278 52 5
                                    


Tolong hargai karya saya :))










Keesokan harinya. Irene bangun pagi pagi banget, seniat itu emang. Irene mau gantian bikin kejutan buat Sehun. Karena semalem kejutan yang dibikin Sehun berhasil banget bikin Irene takjub.

"Pokoknya ini harus enak," gumam Irene sambil terus ngaduk ngaduk masakannya.

Bau harum tercium, membuat Irene yakin kalau makanannya ga akan mengecewakan.

"Tinggal bikin susu coklat buat Sehu, hehe." Irene terkekeh membayangkan eksprei senang Sehun dengan kejutannya nanti.
Sehun masih tidur, kayaknya kecapekan. Dia capek ngurusin kejutannya semalem, tapi usahanya ga sia sia. Kejutannya sukses.

Setelah semuanya siap, Irene segera menuju kamar Sehun.

"Hun, bangun!" ucap Irene sambil terus ngetuk ngetuk kamar Sehun. Tapi sayangnya Sehun ga bangun bangun juga.

Irene membuka pintu kamar Sehun perlahan, setelah itu membuka gorden yang menghalangi sina mentari pagi menembus jendela kamar villa milik Sehun.

Setelah itu, Irene berdiri tepat di samping ranjang Sehun. "Sehun, ayo bangun."

Sehun sedikit menggerakkan badannya.

"Lima menit lagi, masih ngantuk." Jawab Sehun dengan nada khas orang baru bangun tidur. Irene dibuat semakin terpesona.

"Ayo bangun, udah siang." Sebenarnya masih jam tujuh pagi, tapi Irene ga mau masakannya dingin karena nunggu Sehun yang gak bangun bangun.

Kejutan dari Sehun aja berhasil, masa kejutan Irene gagal? Irene ga mau itu.

"Ayolah bangun Hun," Irene membuka selimut yang membalut tubuh Sehun.

"Bangun ih!" Irene memukul dada Sehun pelan. Tapi bukannya bangun Sehun malah menarik tangan Irene dan membuat Irene terjatuh disampingnya.

Dengan gerakan cepat, Sehun memeluk tubuh mungil Irene. "Sutt, jangan teriak oke. Biarin gini aja, lima menit."

Kemudian Sehun kembali memejamkan matanya, Sehun tidak menyadari bahwa jantung Irene berdetak tidak normal sekarang.

"Hun," lirik Irene semakin gelisah sekaligus malu.

"Apa sayang? Lima menit aja, aku masih ngntuk." Ucap Sehun dengan santai nya.

Irene menggeleng dalam dekapan Sehun, "Ayolah Hun, bangun."

"Iya iya aku bangun," balas Sehun cepat tetapi sama sekali tidak mengubah posisinya. Masih tetap memeluk erat Irene.

Irene memukul pundak Sehun pelan, "Katanya mau bangun, lepasin aku dong!"

"Gamau!"

Ingin sekali Irene memukul mukul badan Sehun, tetapi Irene teringat peristiwa semalam.

"Ish! Bodo ah!"

"Haha iya iya, morning kiss dulu deh baru aku lepasin."

Spontan Irene mencubit perut Sehun, "Gamau! Gak usah macem macem!"

Sehun kembali menutup matanya dan malah mempererat pelukannya hingga Irene merasa sesak, "Yaudah terserah. Aku ga bakal lepasin kamu."

"Sehun ih! Kenapa sih susah banget dibilangin," entahlah Irene malah menangis. Otomatis Sehun membuka matanya, lalu melepaskan pelukannya.

Irene mengubah posisinya menjadi duduk, "Aku tuh cuma pengen nunjukin sesuatu. Tapi kenapa suruh bangun aja gamau!"

Irene semakin mengeraskan tangisannya. Sehun semakin panik.

"Kenapa nangis? Udah dong, iya iya aku minta maaf." Sehun merapikan rambut Irene yang berantakan.

"Bodo ah!" Irene hendak berjalan keluar dari kamar Sehun, tetapi di cegah Sehun.

"Jangan gini, aku ga tau apa masalahnya."

"Kalo emang bercandaku itu keterlaluan aku minta maaf. Tapi serius deh, aku ga bermaksud bikin kamu kesel apalagi sampai bikin kamu nangis gini. Udah ya? Aku janji ga ulangin lagi deh," sesal Sehun tulus. Perlahan Irene menghentikan tangisannya.

"Hiks, iya."

"Jangan nangis lagi, cantiknya ilang nanti." Sehun mengusap air mata di pipi Irene lalu memeluknya.

"Coba sekarang bilang, kenapa kamu nangis?" ucap Sehun dengan hati hati.

"Aku tuh udah capek pagi pagi masakin makanan spesial buat kamu. Buat tanda terimakasih kejutan yang semalem, tapi kamu gak mau bangun. Makanannya keburu dingin, gagal rencana aku buat bales kejutan kamu."

Sehun terkekeh. Sungguh, Irenenya sangat lucu sekali. Sehun semakin menyayangi Irene.

"Maaf ya, walapun sebenernya aku bakal tetep makan masakan kamu kalo udah dingin. Asalkan kamu yang masak," jawab Sehun lalu mengecup berkali kali pucuk kepala Irene.

"Haha, udah ya. Jangan nangis lagi. Intinya, I love you."

"Love you too."


°°°

Adoow sweet deh ):

Wish「OSH」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang