Kita Bukan Untuk Bersama

58 1 0
                                    

Coba kita kembali ke masa itu.

Saat aku menjadi napas yang menghidupkanmu, setelah rapuh membunuhmu berkali-kali. Saat aku menjadi senja yang menemanimu, setelah seseorang tega meninggalkanmu sendiri. Saat dunia terasa jahat padamu, akulah yang setia menguatkanmu.


Kau masih ingat?

Kau duduk bersanding dengan pilu, ditemani lagu-lagu sendu, senja pun enggan melihat sedihmu, hari tak tega meninggalkanmu bersama kelam. Saat itu, rintik hujan kalah deras oleh riak air matamu. Lalu aku datang bersama kerelaan.


Menuntut memang tidak baik. Kali ini aku sadar, menahan kepergianmu berarti membiarkanmu tidak bahagia bersamaku. Aku benar-benar buta oleh rasa dan harapan. Seharusnya aku mengerti maksudmu dari dulu. Berdua tak berarti sepasang, bersama tak berarti bersatu, menyukai tak berarti memiliki.

Itu yang akhirnya kusadari.

Kau akan baik-baik saja bersama siapa pun. Kau berhak meninggalkan, dan aku harus rela melepaskan. Kita bukanlah sepasang, kita hanya kisah yang tercipta untuk saling mengenang. Kau sudah sembuh dari lukamu, pergilah untuk bahagia yang sesungguhnya. Tak usah ada maaf yang terucap, kau tak pernah salah. Pintaku sederhana, izinkan aku menyebutmu dalam doa-doa di malamku, izinkan aku menjadi tempatmu singgah jika kau merasa lelah, izinkan aku menulismu, akan kujadikan kau buku kesukaanku. Pergilah, semesta sedang menunggu senyummu yang paling indah.

Sebuah PenyesalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang