Sederhana

48 1 0
                                    

Dalam hidupku, tak pernah sekali pun terlintas pikiran untuk mencintaimu. Tak pernah ada satu pun ingin untuk mencipta angan bersamamu. Hal-hal yang tidak bisa aku rencanakan, atau mungkin kuinginkan sebelumnya. Semua terjadi begitu saja.

Memang benar ujar para pujangga dalam sajak-sajak asmara. Bahwa tidak pernah ada cinta yang terencana. Dia akan hadir tanpa diduga sebelumnya, dia datang tiba-tiba. Pertanyaanku selama ini belum terjawab, 'apa yang membuatku mencintaimu?' Senyummu? Kebaikanmu?

Sekali lagi, aku tidak mengerti rasa ini secara konseptual. Dia bahkan lebih absurd daripada angin malam yang membawa rindu. Pada akhirnya, aku bermuara pada kesimpulan bahwa cinta tak pernah beralasan. Apa pun itu.

Mungkin waktu yang membawamu ke sini, hingga benih-benih itu tumbuh di hati dan pikiranku. Tumbuh sebagai pohon harapan yang kelak berbuah masa depan, yang sebelumnya bersembunyi di balik kelopak kenyamanan. Padahal aku tidak pernah berniat menanamnya.

Kita adalah kejadian yang sukar diterjemahkan. Rumit sebagai teori kenyataan, namun sederhana sebagai kuasa Tuhan.

Namun, pada akhirnya, pertemuan tetap akan berhadapan dengan perpisahan. Kita yang tak pernah terdefinisi ini akhirnya menemukan pengertian bahwa kita hanya kejadian yang sudah berlalu dan tidak akan ada pengulangan waktu untuk itu.

Sebuah PenyesalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang