Berbeda dengan hari hari sebelumnya, Hari ini cuaca cerah. Mentari dengan bebas menyebarkan sinarnya tanpa takut terhalang awan hitam. Cerah nya hari ini, membuat mood Shiga dalam kondisi baik. Diparkirnya motor sportnya, lalu berjalan menyusuri lorong dengan senyuman yang tak lepas dari wajahnya.
Disapanya orang orang yang dia kenal, menebar kebahagiaan di pagi yang cerah ini. Di ujung lorong, di depan kelas nya. Matanya menangkap sosok perempuan yang kemarin membuatnya tak bisa berhenti memikirkannya. Amelda Tachibana.
Senyum nya perlahan luntur, dia tak ingin menampakkan senyumnya ke wanita aneh seperti Amelda.
"Pagi Shiga" Shiga sebenarnya sudah melewati Amelda, mendengar wanita itu menyapanya dia pun menghentikan langkahnya. Membalik badan, berhadapan dengan Amel.
Shiga membuka tasnya, merogohnya dan menarik jas hujan kuning dari dalam tasnya. Jas hujan yang Amel pinjamkan kepadanya kemarin.
"Makasih" Shiga menyodorkan Jas hujan itu, tapi tak kunjung di raih oleh Amel, wanita itu sibuk memperhatikan raut wajah Shiga.
"Lu, lagi bahagia hari ini" Kalimat itu sontak membuat Shiga sedikit terkejut. Bagaimana dia bisa tahu mood nya hari ini padahal dia sudah menutupinya saat Amel melihatnya.
"Sok tau lu, kaya dukun" Shiga meraih tangan Amelda, lalu meletakkan jas hujannya di atasnya dan langsung pergi ke tempat duduknya dengan perasaan sedikit kesal.
Shiga meletakkan tas nya di atas meja, lalu tangan dan disusul kepalanya. Ditatapnya langit cerah di balik jendela.
"Ngapa lu?" tanpa melihat wajahnya pun, Shiga mengenal dengan baik siapa pemilik suara itu.
"Gapapa Dew" Jawabnya singkat, tapi tak lama setelah itu sebuah tas menghantam kepala nya.
"Sakit" Shiga meringis kesakitan sambil memegangi kepala belakang nya yang menjadi korban kekerasan Dewi.
"Panggil gua 'DEWI'" kata 'Dewi' Di sana penuh dengan penekanan.
Suasana hening setelah itu. Sampai Dewi membuka suara lagi.
"Eh ngomong ngomong kemarin lu pulangnya gimana? hujan deres kan? lu bawa jas hujan?" Meski baru saja menghantam kepala Shiga dengan tasnya, pertanyaan pertanyaan yang penuh kekhawatiran dia lontarkan sekarang. Bagaimana pun mereka telah berteman sejak kecil.
"Engga" Shiga meletakkan kepala nya di atas meja lagi. Melihat awan lagi, sambil memikirkan kejadian kemarin.
---
Amelda menghentikan aktifitasnya, menatap balik Shiga yang menatap nya dari lorong. Amelda Melemparkan senyumnya, tapi hanya dibalas dengan tatapan datar oleh Shiga.
"Ngapain ngeliatin? Mending ikut sini" Senyumnya tak sedikit pun memudar. meskipun Shiga tau, wanita itu tidak sepenuhnya bahagia.
"Gak, gua masih waras dan masih pengen berangkat sekolah besok" Shiga duduk di bangku dekat tempatnya berdiri. Diperhatikannya wanita yang sedang berlarian seperti anak kecil itu.
Tanpa ia sadari, Shiga ikut tersenyum melihatnya.
---
"Woi! ditanyain malah tidur" Dewi mengguncang tubuh Shiga, menghentikan Shiga dari penjelajahan waktunya.
"Apasi, Rese banget lu"
"Ih yang ngeselin siapa yang kesel siapa, kemarin lu pulangnya gimana"
"Dipinjemin Jas Hujan"
"Sama?"
Shiga diam. Memperhatikan Amelda yang sedang bercengkrama ria dengan teman wanitanya. Senyum nya, seperti tak mau pergi dari pikirannya.
"Amelda Tachibana"
-Prayxga
(Ps : i dont own the picture, credits to owner)
KAMU SEDANG MEMBACA
MiRAINcle (ON HOLD)
Teen Fiction#1 wattysid 020120 #3 dingin 020120 #2 mati 020120 "Harusnya aku sudah mati" "Tidak, Saat ini sedang hujan. Kau tidak ku izin kan mati sekarang!" "Apa ini kutukan?" "Tidak, Kau memang tak boleh mati"