XVI [Austin; Little Hurt]

1.6K 433 52
                                    


Little Hurt

Keadaan canggung, mendadak bulu kuduk merinding dengar semua cerita Changbin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Keadaan canggung, mendadak bulu kuduk merinding dengar semua cerita Changbin.

Dua gelas moccachino sampai dingin karena gak ada yang teguk. Dua-duanya berhadapan, gak ada yang bicara setelah pemuda itu selesai bercerita.

Seakan dongeng panjang yang menghipnotis si pendengar, mau dengar lebih banyak.

Sekarang tahu alasan kenapa pemuda ini lari begitu saja dari rumah, kenapa dia gak pulang, kemana keluarganya, dan kenapa lainnya.

Changbin cuma punya luka yang belum sembuh atau mungkin gak akan pernah bisa sembuh.

Seenaknya curi mobil temannya dan main bentur ke pembatas jalan layaknya boom boom car di game station. Sering mabuk dan berakhir tidur di bar sampai pagi. Atau, gak jarang judi dengan taruhan tertinggi sebagai pemuas.

Changbin cuma kesepian, dia butuh teman bicara. Lingkungan keluarga yang gak mendukung sama sekali dan lingkungan luar yang memeluknya erat sebagai ucapan selamat datang.

Mata sayu tatapi kosong gelas didepan, "Gue benci papa."

Chaewon terdiam, hampir air matanya jatuh buru-buru diusap kasar.

"Dua belas tahun lamanya gue bohongin diri sendiri. Gue masih percaya kalau papa gak kaya gitu, mungkin gue salah liat semua toples kaca yang dipajang."

Usak rambut kasar, "Gue benci bohongin diri sendiri selama itu. Gue benci diri sendiri."

"Mr. Seo-"

"Chae, papa gue gak kerja sendiri. Kaki tangan yang dia percaya belasan tahun juga-" ucapannya berhenti ketika nafasnya tercekat.

Menghela nafas panjang kemudian, "Astaga, Chae."

Gak pernah liat Changbin kayak gini sebelumnya. Wajah stres luar biasa dengan kepala yang bertumpu ditangan. Nafas tercekat menghentikan kalimat yang belum beres seakan dorong paksa memorinya untuk mengingat lebih jelas.

"Gimana caranya gue habisin semua iblis itu kalau gue sendiri juga iblis?"

Chaewon masih diam disana, pandangi Changbin yang terus menundukan kepala frustasi. Serapuh ini ternyata pemuda didepannya.

"Kakak lo ada dimana?"

"Gue gak peduli dia dimana. Percuma, jalan pemikiran kita beda."

Jemari mungil si gadis pegang jemari Changbin yang dingin. Elus perlahan sambil tersenyum.

"Lo punya gue, Mr. Seo." ucap si gadis.

Changbin cukup terhibur, tertawa pelan setelahnya. Sedikit malu karena cerita konyol yang jadi panjang karena emosi yang meluap. 

22 Days - Changbin x ChaewonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang