-
Go
Mobil melaju kencang tanpa arah. Membebaskan Chaewon dan Han dengan alasan klasik Changbin memang sulit dipercaya. Sebisa mungkin harus pergi jauh entah kemana, asal jauh.
Bisa jadi beberapa jam kedepan atau bahkan detik ini mereka bisa dikepung dan ditangkap lagi. Untuk sekarang tidak ada yang bisa diandalkan.
Chaewon sender kepala disamping kaca mobil, setia pandangi jalanan ramai. Ramai pun terasa kosong untuknya saat ini. Kadang ucapan Han kurang terdengar atau memang sengaja gak didengar. Ia marah pada si rambut anggur karena memaksanya pergi dari sana.
Perasaannya kini campur aduk. Marah, kecewa, dan terluka menjadi satu. Kepulan asap tebal seakan kerubungi pikirannya gak mau hilang.
"Gimana kalau Korea?"
Chaewon mendelik tanpa menjawab. Bagaimanapun gak mungkin pulang ke Korea sendirian tanpa Changbin.
Han tersenyum sambil mengarahkan spion diposisi yang tepat, "Changbin tau kemana kita, jangan khawatir."
Si gadis mendesah tertahan, punggungi Han yang tengah fokus menyetir. Pedal gas yang semakin diinjak kebawah.
Rambut halus jatuh berwarna hitam selalu tutupi wajah tegas dengan ukiran sempurna. Bibir kuncup mungil yang jarang tersenyum, pertama kali terlihat begitu lancang dengan ucapan tidak sopan. Cekikikan gila dan sorot mata gelap pandangi pedal emas koin sebelum dimasukan ke dalam lubang mesin.
Jemari besar dengan utasan urat kuat usap halus besi berkarat termewah di casino. Jemari yang sama pun pernah usap surai Chaewon begitu sayang.
Bibir si pemuda pernah ciumi kening dan pucuk kepala Chaewon sebagai tanda kasih syukur yang telah tuhan diberikan. Pernah juga cium bibir ranum si gadis berulang kali karena rindu yang berontak hebat, curahkan semua bahwa ia tahu kemana hatinya akan menetap.
Dada bidang tempat jemari lentik si manis berlabuh sekaligus tempat peristirahatan paling nyaman seumur hidupnya.
Desiran ombak tenang membawa kesan pertama yang baik. Dia bukan orang jahat. Dia cuma orang iseng yang entah apa tujuan sebenarnya untuk mencuri kertas-kertas bodoh bernilai tinggi.
Kesan royal terlihat dari wangi parfum yang selalu tercium dari jaketnya. Jam tangan mewah berharga ratusan ribu dollar yang dijadikan tumbal untuk sewa sepasang tuxedo dan gaun.
Air mata Chaewon kembali mengalir. Begitu sakit tusuki dadanya berulang, menjerit ampun ketika orang-orang biadab itu habisi Changbin begitu kasar. Dia bukan binatang yang siap disembelih.
Dia Seo Changbin. Mr. Seo nya.
Hanya ia yang jatuh. Ucapan sayang ketika sorot rembulan tembus serat kain. Saat itu begitu yakin, ucapannya begitu yakin. Suarakan bahwa ia hanya menyayangi Kim Chaewon seorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
22 Days - Changbin x Chaewon
FanfictionSeo Changbin bertemu dengan seorang gadis yang menodongnya dengan senjata api. Membuat kesepakatan gila untuk membongkar Casino besar di Las Vegas. -Seo Changbin Stray Kids -Kim Chaewon IZ*ONE [2] 190412 #Chaewon [1] 190608 #SeoChangbin [2] 190721 #...