Kamis. Hari dimana mulai muncul secercah harapan untuk para pelajar. Yang ada di fikiran cuma besok Jumat, Sabtu lalu libur di hari Minggu. Begitupun manusia di kelas IPA I. Jaehyun masih belum kembali dari panggilan ketua kelas. Jadi khawatir siapa tau pak ketua malah mampir dan leha-leha di basecamp basket. Karena pernah waktu itu jam kimia dan ada panggilan ketua kelas. Kelas lain pada dapat pengumuman sedangkan Jaehyun sampai pelajaran hampir selesai belum balik. Tepat waktu istirahat dia masuk kelas dan ngajak ke kantin. Setelah kejadian itu mereka baru sadar bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna.
Mingyu sama Jeka lagi main uno dibelakang. Rose lihat sekilas lalu fokus ke handphone. Eunha dan Jihyo asik pakai kutek. Tadinya semua tentram sampai Mingyu yang akhirnya bosen main uno langsung nyamperin Jihyo dan Eunha. Baru aja duduk, manusia tiang itu sudah diusir. Padahal beneran baru naruh pantat dan belum ngomong apapun.
"Gue baru duduk udah diusir" komentar Mingyu.
Jeka setuju.
"Pergi lo ikut June apa Eunwoo sana"
"E e eee anak SD main kutek-kutekan. Beli di abang depan ya?" kali ini bukan suara Mingyu, melainkan Jaehyun. Sudah datang dia rupanya.
Jaehyun jalan ke depan kelas diikuti lisa dan Chaeyeon. Lisa nggak jadi maju karena ada Chaeyeon. Mundur aja karena nanti malah jadi nyamuk kalau ikutan. Chaeyeon ini memang sekretaris idaman. Udah cantik, pinter, peka, tulisannya bagus pula. Kalau aja si cantik berwajah teler ini bukan saudara Jaehyun pasti sudah Mingyu pacarin dari dulu.
"Pengumuman! Besok ada Jumat bersih jadi diharapkan semua anak membawa alat kebersihan untuk kerja bakti"
"Ah jangan berharap ke gue lah. Ntar kalo kecewa lo bikin thread" celetuk Yugyeom.
"Gile kerja bakti terus, kita sekolah alam apa gimana" kali ini Winwin berkomentar.
Satu kelas menolak untuk kerja bakti dan milih bolos tapi sialnya pak ketua dapat perintah langsung dari kepala sekolah. Alasannya adalah kelas ini sudah terlalu sering bolos jadi lebih baik kalau besok ikut. June auto mengumpat padahal besok mau main PS sama Bang Hanbin. Saerom yang sudah ada jadwal kencan sama Hyunbin juga ikut kesal. Padahal sudah direncanakan sejak hari senin.
Besoknya seluruh anggota kelas IPA I nggak disuruh membersihkan kelas sendiri melaikan lapangan depan aula. Dimana disana ada beberapa tumbuhan untuk praktikum biologi berupa sayur dan buah-buahan. Lisa mendengus kesal. Ini bukan lagi kerja bakti tapi sudah disuruh jadi petani. Sedangkan Roa yang awalnya murung jadi ceria. Padahal ini bukan taman bunga seperti impiannya tapi lihat bagaimana mereka bareng-bareng buat perempuan ini makin semangat.
"Positive thingking, mungkin kita sudah bersih luar dalam jadi disuruh berkebun disini" ujar Bambam.
"Woy anjir deka cocok bats jadi petani" celetuk Jihyo.
"Cita-cita gue kan emang jadi juragan beras lur" ujar Deka sambil di sebelah pagar.
Eunha, Chaeyeon dan Miyeon cabutin rumput disekitar tanaman. Jeka, June dan Yugyeom bagian kerja berat. Mereka bertiga bagian angkat pasir sama ambil benih atau kadang pot bunga. Dan kalau butuh pun Jeka juga akan disuruh untuk ambil batu juga sapu di belakang sekolah. Mana yang disuruh cuma Jeka. Untung beda sekolah sama pacar jadi si Yeri nggak tau betapa hina nya Jeka hari ini.
Eunwoo dan Jaehyun bagian ambil pupuk. Tempatnya ada di bagian belakang sekolah. Beneran paling belakang sampai harus melewati banyak kelas, kantin dan mushola baru bisa sampai ke taman belakang. Sepanjang perjalanan tentu saja dapat saapan dari adik kelas dan kakak kelas. Tapi paling banyak tentu kaum hawa yang pusing karena Eunwoo dan Jaehyun jalan sebelahan. Memang nggak salah mereka masuk SMA sini, dalemnya ada manusia dengan ketampanan tidak manusiawai gengs.
"Kak Eunwoo" panggil Shuhua sambil tiba-tiba berdiri di depan Eunwoo.
"Apa?" tanya Eunwoo.
"Nanti pulang sekolah bareng" ucap Shuhua memohon.
"Hyunjin?"
"Apasih gausah bawa-bawa dia"
"Guanlin?"
"Sama Eunbin"
"Jaemin?"
"Gamau berisik"
"Junkyu?"
"Ih makin berisik"
"Renjun?"
"Ogah ntar tidur dijalan, bahaya!"
"Hw-"
"Sstt udah udah gausah disebut lagi, pokoknya nanti ke kelasku"
"Kan kamu yang minta bareng"
"Kau kan abang" jawab Shuhua santai.
Eunwoo menghela nafas. Ini nih akibat dari kebanyakan nonton upin-ipin di tv."Bye kak Eunwoo, kak Jaehyun. Semangat ya!" ucap Shuhua sambil lari dan senyum lebar ke mereka.
Saat itu Jaehyun sadar, Shuhua lucu juga.
🎨
Baru sampai ke kebun depan langsung disambut dengan Bambam dan Saerom yang kejar-kejaran karena belalang. Belum lagi Jihyo juga marah-marah karena Deka main cabut aja padahal banyak yang masih tanaman kecil atau bibit-bibit cabai. Memang benar cita-cita dia cuma jadi juragan beras aja, bukan petaninya langsung.
"Kalau Roa mah udah cabe dewasa ya bukan bibit lagi" celetuk Winwin.
"Lo tuh, terong sempurna!" ujar Roa sambil nunjukin terong ungu yang baru aja dipetik Yuju.
Eunwoo dan Jaehyun segera menuju ke Lisa dan Mina. Kasihan daritadi kerja berdua mana diem-diem bae. Mina juga kelihatan banget kalau biasa berkebun dirumah. Cekatan. Nggak kayak Rose yang tiap melangkah teriak-teriak karena takut nginjek cacing atau ketempelan ulat. Mina beneran sesantai itu bahkan sampai ada cacing juga dibiarin aja. Katanya menambah kesuburan tanaman. Padahal di hadapan nya ada Eunwoo yang keringetan nahan takut.
Selesai panen dan menanam ulang mereka lanjut bersihin hasil panen yang ada. Jihyo bagian nyuci sayuran dipandu dengan Donghyuk. Sedangkan June bagian genjreng-genjreng di pinggir. Yugyeom dan Jeka jadi vokalis meskipun daritadi anak-anak banyak yang ikutan nyanyi. Lagian mereka juga sebenarnya bingung ini si Junedi dapat gitar darimana padahal tadi waktu datang dalam keadaan tangan kosong dan cuma bawa nyali doang.
"Lah" komentar Eunwoo singkat waktu lihat tangan nya keluar darah.
Laki-laki ini bermaksud balik badan tapi malah kena ranting tajam. Mana cukup dalam dan perih. Karena takut infeksi, dia lebih milih ke UKS dulu terus balik ke depan bantuin anak-anak. Memang ya yang namanya Cha Eunwoo sungguh calon pasangan hidup idaman.
"Kak, tangan saya lu--loh dahyun?" Eunwoo terkejut terheran-heran.
"Kak Eunwoo tangannya kenapa? Sini cepet masuk"
Luka di tangan udah nggak terasa sakit. Sekarang dia malah senyum-senyum waktu denger omelan Dahyun yang katanya kurang hati-hati sampai bilang kalau Eunwoo nyebelin. Sudah lama dia nggak denger ocehan perempuan imut ini. Dan sekarang semua hutang kangen nya seakan lunas meskipun harus dibayar dengan luka di tangan. Lagian luka segini masih nggak ada apa-apanya dibanding kepalanya yang bocor gara-gara ketendang pemain lawan waktu tanding bola.
"Kak diem dong jangan gerak terus" ujar Dahyun mulai kesal.
Eunwoo malah ketawa pelan.
"Susah" ucap laki-laki itu.
"Emang nggak sakit apa?" tanya Dahyun yang fokus di tangan Eunwoo.
"Enggak kan udah ada obatnya"
"Padahal belum aku kasih"
"Itu yang barusan marah-marah" ucap Eunwoo santai.
Dahyun diem.
"Belajar gombal dari Kak Jeka?" tanya Dahyun.
"Beneran, Dahyun"
Sedangkan dibalik pintu UKS ada Eunha yang langsung pergi bahkan sebelum sempat lihat keadaan Eunwoo.