32. Panik

3.9K 599 34
                                    

"Woy habis ini mau ada pemeriksaan" ujar Eunwoo sambil berdiri di depan kelas.

"Cuma kebersihan atau sama razia?" tanya Yuju.

"Razia juga"

Semua panik kecuali Miyeon. Tapi lihat temen - temennya panik Miyeon jadi ikutan bingung. Bingung mau bantu yang mana soalnya hampir semua anak cewek neriakin namanya buat minta bantuan. Miyeon pusing.

"YA ALLAH INI LIPSTICK BARU BELI KEMARIN MASA DISITA SIH?!"

"WOY MENDING LO LIPSTICK, INI ALOEVERA GUA SEGEDE MANGKOK BAKSO MAU DITAROH MANA????" teriak Eunha emosi.

"INI KARDUS POP MIE KALO UDAH KOSONG DIBUANG DONG!" Rose marah-marah di belakang kelas.

"JUNE, BOXER LO NIH NYASAR KE LOKER GUE" Mingyu teriak tanpa dosa.

"INI SWALLOW PUNYA SIAPA SIH ELAH" Winwin protes.

"GYU UNO NYA TARUH SINI BURUAN" tentu ini Yugyeom si bandar mainan nggak penting.

"KAOS I LOVE THAILAND PASTI PUNYA BAMBAM NIH JEMUR SANA!" ucap Jihyo sambil ngelempar kaos abu-abu secara asal.

"TUPPERWARE GUE ITU HEH JANGAN DITENDANG!!" Jeka panik banget. Beneran ini kalau rusak atau hilang dia bakal dicoret dari kartu keluarga.

"KELAS KITA KENAPA ADA DISPENSER SIH YA ALLAH RUSUH BENER" Saerom makin pusing.

Jadi singkat cerita kelas IPA 1 dulu selalu terasingkan. Tempatnya pasti di pojok dan jauh dari segala sudut sekolah. Kalau ke kantin harus usaha banget. Karena males lama kelamaan pada bawa bekal dari rumah.

Banyak dari mereka yang mengeluh kelaparan karena gak sempet bawa bekal. Sampai suatu hari Deka bawa termos sama pop mie, disitulah awal mula kenapa kelas udah kaya rumah sendiri. Pernah Jihyo sampai rencana mau beli kompor mini sekalian biar kalau laper tinggal masak tapi dilarang Jaehyun soalnya terlalu ekstrim.

Mereka akhirnya sepakat beli dispenser dan nyetok pop mie dari supermarket punya Winwin. Kelas ini lumayan luas untuk isi 20 orang. Maka dari itu mereka mepetin meja kursi lalu naruh lemari gede di pojok kelas. Kalau dibuka bagian atas ada beberapa tupperware dan sendok garpu atau sumpit sekali pakai.

Bagian kedua pop mie, makanan atau camilan yang lain dan minuman untuk persediaan kelas. Hebatnya mereka beneran bertanggung jawab kalau soal makanan. Seperti Mingyu yang biasanya asal-asalan dan semaunya sendiri, tapi waktu snack habis, dia rela keluar uang untuk beli dan ditaruh lemari. Bagian bawah baru sabun untuk cuci piring dan sabun untuk manusia. Jangan lupa beberapa skincare penting punya anak cewek juga ditaruh situ.

Kalau karpet ada sendiri ditaruh di bagian sapu, kemoceng dan lain lain. Udah berasa rumah memang. Kalau ditanya sama anak kelas lain pasti jawabannya kan sekolah memang rumah kedua kita. Indah banget udah jawaban mereka.

Lama mereka menunggu sampai akhirnya giliran kelas IPA 1 untuk diperiksa. Yang sudah ketar-ketir sih anak cewek. Masa skincare sama make up yang kalau ditotal bisa buat beli motor itu harus tersita gitu aja. Rugi besar lah mereka.

Sedangkan Miyeon cuma diam. Ngelihat keadaan teman-temannya yang khawatir tapi masih cengengesan bikin dia semakin tidak minder. Dia pikir IPA 1 tempatnya anak kutu buku. Kemana-mana selalu belajar. Omongannya juga tinggi dan berbobot. Nyatanya isinya cuma orang-orangan sepeti June dan Bambam. Bobrok luar dalam.

Gak lama guru langsung keluar. Katanya kelas cukup aman. Enggak tahu aja beliau kalau lemari dibuka langsung satu kelas pasti auto masuk BK. Roa langsung duduk, sedangkan Chaeyeon ngambil beberapa makeup nya.

"Untung gak kena razia itu air wudhu ku" Ujar Jihyo.

"Hah? Yang mana?"

"Tuh toner SK-II" ujar Jihyo singkat.

Anak perempuan langsung ketawa. Inget waktu Yuju tanya ke kakak kelas yang kulitnya luar biasa mulus tentang skincare dan dijawab cuma pakai air wudhu. Dikata selama ini yang kulitnya gak semulus dia tayamum apa? Mengundang emosi.

"Makan kuy, laper" ujar Mingyu tiba-tiba.

"Lah lah kok hujan" ucap June sewaktu sudah siap mau keluar kelas.

"Lemah" cibir Eunha yang sekarang sudah siap sedia payung bersama Eunwoo.

Kemarin katanya tersindir oleh Dahyun. Tapi sampai sekarang masih lengket-lengket aja. Memang dasar manusia.

"Sama hujan takut, giliran orang tua berani. Durhaka" tambah Donghyuk.

Donghyuk kalau sudah ngomong memang suka langsung menohok hati. Apalagi untuk kaum kaum seperti June ini. Untung satu kelas sudah pada kebal dengan mulut pedes Donghyuk.

"SAVAGE BOSS!!" teriak Jeka dari dalam kelas.

"Ya gapapa sih Jun habis mendung terus hujan. Sesuai urutan" ujar Rose.

Perempuan yang tadinya masih ribet nyari payung itu sekarang sudah di depan kelas. Siap-siap ke kantin mau beli makan. Lapar juga habis bersih-bersih kelas. Apalagi hujan begini, paling enak memang makan mie.

"Yoi, daripada cuma mendung tapi gak hujan" sahut Eunwoo.

Firasat June mulai tidak enak.

"Deket tapi gak jadian" imbuh Jeka yang sudah keluar kelas sambil pakai sandal jepit.

"ASHIAAP!" teriak Yugyeom.

June kesal. Gimana mau jadian kalau Rose saja susahnya luar biasa. Lama-lama mending ulangan fisika duduk di depan guru daripada ngejar cinta Rose. Susah bener.

Keluarga • 97L.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang