8. Layang-Layang Donghyuk

7.4K 1.1K 39
                                    

Dua hari berada di dalam tenda berhasil dilalui dengan bahagia. Untuk hari kedua mereka cuma bermalas-malasan. Karena niat hati mau senang-senang tapi nyatanya semua terlalu mager untuk keluar dan melakukan sesuatu. Terutama Bambam dan June yang bimbang banget mau sok-sokan galau di puncak sambil main gitar atau join gossip sama Jihyo. Tapi karena gossip dan makan camilan lebih penting, dia jadi batal galau. Nanti aja bisa nangis bareng berdua pas sudah pulang.

Alhasil semua pada di tenda kecuali Mina, Eunwoo dan Donghyuk. Donghyuk sudah pasti sholat Subuh lalu dilanjutkan mengaji. Eunwoo sama Mina olahraga. Mina ini anak paling sehat kalau di kelas. Selain rajin olahraga, dia juga suka minum ramuan herbal karena kebetulan keluarganya keturunan Jepang yang masih sering banget ngeracik minuman herbal. Sedangkan Eunwoo punya papa dokter yang selalu bilang kalau olahraga pagi itu sangat baik untuk kesehatan.

Ya tapi kalo yang olahraga tiap pagi modelan Cha Eunwoo, anak gadis yang jadi gak sehat. Bawaannya mimisan sama sesak napas terus. Sedangkan agenda siang sampai pagi berikutnya hanya terdengar bunyi kunyahan, umpatan dan ghibah yang keluar dari mulut dua puluh orang. Nggak berfaedah tapi nggak ada pilihan lain. Ada sih sebenarnya seperti ikut olahraga atau mikir masa depan. Tapi prinsip mereka kalau hari libur, otak juga ikut libur mikir.

Karena capek nggak ngapa-ngapain, mereka semua milih buat istirahat sebentar di rumah Jungkook. Jadi ini sekarang rumah Pak Jeon rame banget macem basecamp anak SMA yang lagi nyusun rencana buat tawuran. Apalagi Jeka yang merasa tuan rumah malah main monopoli punya Somi. Lumayan kan bisa beli tanah dan bangun hotel di beberapa negara.

"Adek lo mana jek?" June tanya sambil lihat lihatin sekitar.

"Lagi keluar, paling bentar lagi pulang. Kenapa lo?" Jungkook agak sensi kalau menyangkut adeknya.

Habisnya adek Jungkook itu bener bener bongsor dan nggak kelihatan kayak anak SMP. Dia jadi harus siap siaga jaga adeknya. Karena mungkin dimata orang orang, Somi udah dewasa, udah ngerti ini itu. Padahal aslinya mah bocah banget. Apalagi kalau ketemu orang tua, sifatnya masih peris waktu pertama kali pakai seragam merah putih. Mana dari dulu mereka satu sekolah terus jadi Jeka makin posesif sama si cantik bermarga Jeon.

"Yaelah sensi amat" Mingyu bersuara. Jaehyun teriak dari dalam waktu beberapa anak cewek mulai siap-siap pulang. "Woy buat yang dijemput cowoknya langsung pulang ya!"

Yulhee diam, tumben pak ketua sehat.

"Istirahat, biar besok bisa gossip lagi disekolah. Kan tadi belum selesai ceritanya," lanjut Jaehyun langsung dapat pukulan dari Yulhee. "Gue udah seneng lo berusaha jadi ketua kelas yang baik taunya otak udang juga."

"Ya gua penasaran itu tadi gimana jadinya Yuqi jadian sama siape?!"

***

Besoknya mereka semua sudah sekolah, tapi ada yang beda hari ini. Kelas mereka memang dekat lapangan belakang. Sebelahan malah. Jadi kalau mau lihat anak olahraga tinggal lihat jendela. Apalagi kalau kakak kelas yang olahara. Makin ingin mengintip dan memilki secara bersamaan karena entah kenapa, kakak kelas selalu terlihat ganteng dan keren. Padahal itu kalau mereka jadi teman seangkatan juga biasa aja.

Tapi sayangnya sekarang udah siang dan bukan jam olahraga. Waktunya bahasa Inggris. Bukannya siap siap belajar, mereka sekelas justru ramai sendiri karena gurunya belum datang. Mingyu sama Yugyeom yang memang kalau ditanya soal bahasa Inggris sudah engap sendiri, jadilah mereka justru ke lapangan belakang. Biasanya mereka bakal basket. Tapi enggak.

Mereka main laying-layang. Dan sehabis mereka berdua teriak teriak, semua cowok udah pada raib seakan ditelan bumi. Semua cowok mengikuti jejak Mingyu dan Yugyeom buat main layangan. Kalo yang cewek sudah pasti bagian dokumentasi dengan cara snapgram. Apalagi Roa sama Chaeyeon yang snapgramnya sering udah jadi titik titik.

"Lebih tinggi lagi goblok!"

"Awas nyangkut!"

"Itu laying-layang siapa anjing bentuk ayam goreng udah kayak upin-ipin," celetuk Yugyeom. Jeka yang daritadi berdua sama Mingyu sedang berusaha menjaga keseimbangan laying-layang langsung lihat Yugyeom sinis. "Kita, kenapa?!"

"Itu susah ya anjrit bikinnya semalem gua sampe nginep di Jeka."

Lagi, dedikasi Mingyu sebagai teman seperjuangan Jeka memang luar biasa besar. Coba kalau itu kerja kelompok untuk tugas pasti Mingyu nggak mungkin bela-belain sampai begadang dan nginep. Masih asyik main laying-layang, mereka dapat informasi di grub kelas kalau guru sudah datang. Jeka gelagapan langsung nurunin laying-layang begitupun anak lain.

Bukan langsung masuk kelas, mereka justru mampir dulu ke ruang basket buat nyimpen laying-layangan ini. Maslaah dihukum atau enggak itu urusan belakangan yang penting jangan sampai mainan baru ini bernasib sama seperti monopoli Jaehyun yang sudah dua kali kena sita tapi tetap beli lagi soalnya dia suka main kalau di kelas. Katanya gladi bersih jadi orang kaya.

Selesai memastikan kalau laying-layang aman di ruang basket, sepuluh anak langsung masuk kelas. Semuanya salim lalu masuk tanpa rasa bersalah. Mana June sama Winwin masih keringetan dan gerah.

"Kalian boleh ikut pelajaran, tapi tutup dulu pintunya."

Beberapa anak langsung menutup pintu dan balik ke sebelah guru. Kemudian Pak Bahasa Inggris ngomong, "Nutupnya dari luar."

Pasrah, sembilan aank jalan ke luar kecuali Eunwoo yang tetap tinggal diam. Saatnya mengeluarkan jurus andalan kalau kata Cha Eunwoo.

"Maaf pak, saya tadi dari ruang osis bukan ikut mereka main layang-layang. Ini buktinya saya bawa laporan anak osis pak," jelas Eunwoo sambil mengeluarkan gulungan tipis map kertas warna hijau dari saku celana. Sembilan anak di pojok ruangan auto mengumpat dalam hati apalagi waktu Pak guru memperbolehkan Eunwoo duduk sambil ngadem di dekat AC.

"Emang ketua osis jahanam," celetuk Bambam kemudian duduk di luar kelas. Nggak mau sia-sia, dia lalu berdiri di hadapan delapan manusia yang sekarang sudah seperti gelandangan berseragam SMA. "Weh, kantik lah yuk,"

"Gaskeun lah es teh!"

Baru mau jalan ke kantin, Pak Guru manggil mereka untuk masuk kelas tapi syaratnya harus buat tugas yang dikumpulkan besok pagi di ruang guru. Kalau begini, Yugyeom lebih baik dihukum untuk nggak ikut kelas. Apalagi guru Bahasa Inggris ini sudah jadi musuh bebuyutan Yugyeom karena selalu ada aja kesalahan laki-laki itu kalau ketemu beliau. Mulai dari rambut nggak rapi sampai ketauan pakai google translate di kelas.

Sayangnya, sebelum mereka jalan ke kantin, Donghyuk lebih dulu kembali ke lapangan belakang dan main layang-layang sendiri. Mau dibilang Donghyuk yang paling waras juga nggak bisa kalau begini. Dihukum bukannya merasa menyesal malah menikmati waktu untuk main layang-layang.

"ASOYYY LAYANGAN GUA TINGGI BANGET!"

Udah mau menghujat Donghyuk aja rasanya. Apalagi Jihyo. Sebagai calon gebetan yang terhalang peraturan satu kelas dilarang pacaran ini pun jadi malu. Sedangkan yang lain 50 : 50, antara ngakak sama ketar ketir takut kalau Donghyuk dihukum lebih parah. Pak Bahasa Inggris kemudian lihat ke kursi kosong didekat Jihyo.

"Loh kok kosong satu, ada yang belum masuk?"

Semua diem. Dengan cepat Saerom jawab buat cari alasan. "Masih sholat mungkin pak"

Pak guru diem. Sekelas diem. Tapi semua langsung pasang wajah sebel karena kemudian kembali terdengar suara dari lapangan sebelah kelas mereka.

"CEILAHH PINTER BANGET DAH GUA MAIN LAYANGAN!"

Keluarga • 97L.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang