"Roa!" panggil Yugyeom nyaring setelah laki-laki itu lihat Roa lari-larian di depan rumah sakit.
Perempuan yang dipanggil noleh. Wajahnya kaget, tapi Yugyeom lebih kaget lagi. Keadaan mata Roa sembab. Perempuan itu sama sekali nggak peduli tentang Yugyeom yang terus-terusan kejar dia karena bukannya jawab panggilan, Roa malah masuk ke dalam rumah sakit. Yugyeom tentu saja ikut karena khawatir ini temannya kenapa bisa sampai sembab dan panik banget padahal biasanya Roa selalu santai dan senyam-senyum.
Begitu ditelurusi ternyata Roa masuk ke dalam kamar vip dengan seorang perempuan terbaring di tempat tidur. Bisa Yugyeom lihat dari kaca kalau Roa nangis kejer. Sama sekali nggak ada niat untuk ninggalin Roa sendiri, laki-laki ini terus nunggu di depan kamar. Dia paham sekarang Roa butuh banget teman untuk cerita. Mungkin ini alasan Mingyu selalu berusaha ada disebelah Roa meskipun berakhir lalai seperti sekarang.
Cukup lama perempuan itu ada di dalam. Yugyeom sendiri juga masih duduk dan sama sekali nggak ada rencana untuk masuk duluan. Dia mau tunggu Roa dalam keadaan lebih tenang baru perempuan itu bisa cerita apapun ke Yugyeom. Sewaktu Roa keluar kamar, dia kaget. Yugyeom masih diam sambil main hp. Roa langsung duduk disebelah Yugyeom.
"Pulang sana" usir Roa dengan suara serak.
Asli ini kebanyakan nangis.
"Nyokap lo ya?" tanya Yugyeom.
Roa mengangguk.
"Lo tau kan kalau kita semua ada di kelas yang sama bukan sekedar sebagai teman? Kita keluarga" ucap Yugyeom.
Roa berusaha nahan tangis. Dia tahu teman-temannya nggak akan tinggal diam kalau mereka tahu masalah ini. Yang jadi masalah adalah Roa nggak mau ngerepotin atau menambah beban hidup mereka. Nggak semua manusia yang terlihat baik-baik aja juga begitu di dalamnya.
Mereka berdua pergi ke taman belakang rumah sakit untuk ngobrol lebih lanjut. Beruntung ini taman belakang masih ramai orang lewat soalnya posisi rumah sakit ada di tengah kota. Yugyeom juga sering lari pagi lewat sini. Makannya malam ini dia bisa ketemu Roa karena rumah Yugyeom dekat rumah sakit dan dia mau beli cola di Indomaret sebelah RS.
"Orang tua gue mau cerai" ucap Roa yang akhirnya nagis juga.
Yugyeom sebenarnya kaget tapi mau sok kalem dulu ini kasihan Roa kalau dia heboh sendiri.
"Sedangkan hubungan gue sama Joshua semakin jelas berakhir gimana. Gue pusing" imbuh Roa.
Yugyeom berusaha kasih kalimat penenang buat Roa sedangkan perempuan ini masih sesekali nendang kerikil di jalan. Mereka mau duduk sih tadinya cuma karena pada penuh diisi orang pacaran jadi berdiri sambil jalan-jalan saja. Nanti juga rencana mau balik ke Indomaret. Yugyeom lapar.
"Setelah sekian lama mereka selalu bertengkar dan nggak ngobrol dirumah, akhirnya cerai juga. Padahal gue cuma pingin punya keluarga yang utuh. Gue nggak butuh uang jutaan yang mereka transfer setiap bulan kalau selama hidup gue nggak pernah dapat suasana rumah seperti anak-anak lain"
Tangis Roa semakin parah. Maka dengan inisiatif sendiri, Yugyeom pilih untuk peluk perempuan itu. Kali ini Roa bisa puas nangis di dalam pelukan Yugyeom tanpa memikirkan apapun. Sesekali laki-laki itu juga ngelus pelan kepala Roa untuk memberi efek tenang meskipun sedikit.
"Gue nggak mau mereka pisah" ucap Roa sambil terisak.
"Ro, mungkin gue nggak pantes bilang gini tapi coba lo fikir dari sudut pandang mereka berdua. Mereka juga capek berdebat setiap hari. Mungkin aja kan dengan pisah seperti sekarang ini mereka bisa nemuin kebahagiaannya masing-masing" ucap Yugyeom.
Roa lepas pelukan dari Yugyeom. Sekarang giliran Yugyeom yang takut salah ngomong. Perempuan itu usap air mata di pipi dan lihat lurus ke arah mata Yugyeom.
"Lo jangan cerita ke siapapun ya. Gue belum siap" ucap Roa.
Yugyeom ngangguk. Mereka sudah janji maka yang harus dilakukan adalah saling menepati.
🎨
Hari ini Yugyeom masuk sekolah seperti biasa. Di kelas ada satu kursi kosong, siapa lagi kalau bukan Roa. Hari ini dia sengaja meliburkan diri karena nggak kuat kalau harus mikir pelajaran sedangkan ibunya masih dirumah sakit dan keadaan keluarga masih dalam keadaan genting. Belum lagi nanti dia masih harus bicara soal hubungannya sama Joshua. Makin pusing.
"Gyu, Roa kemana sih?" tanya Chaeyeon bingung soalnya disurat izin cuma ditulis ada acara keluarga.
"Gak tau, coba tanya yang lain" ucap Mingyu cuek.
Chaeyeon bingung mau tanya siapa lagi. Rumah Roa dan Mingyu kan berhadapan, masa iya sih nggak tahu anak itu kemana.
Hari ini pelajaran berlangsung seperti biasa. Begitu bel pulang bunyi, Yugyeom langsung siap-siap untuk pulang. Sewaktu langkahnya sampai di depan pintu, satu rangkulan di pundak buat Yugyeom berhenti.
"Eits main PS dulu lah lur" ucap Jeka ditemani Bambam disebelah kanan.
"Gak bisa, sibuk" ucap Yugyeom kemudian langsung gas menuju parkiran.
"Buset anak sultan nyolot kali" ucap Deka yang kemudian jalan disebelah Jeka.
Sampai parkiran Yugyeom ketemu Mingyu. Ternyata ada yang lebih dulu padahal dia kira sudah paling awal. Yugyeom sapa Mingyu seperti biasa tapi laki-laki itu kelihatan cuek. Mungkin memang begitu karena dari pagi tadi Mingyu kelihatan badmood. Siapa tahu Mingyu juga lagi ada masalah dan kali ini Yugyeom nggak berhak untuk ikut campur atau bertanya lebih lanjut.
"Duluan Gyu" ucap Yugyeom lalu tancap gas dengan jaket hitam di badan.
Mingyu cuma ngangguk lalu keluarin motor.
"Perasaan semalem bener kok dia emang pelukan sama Roa" ucap Mingyu pelan.
Butuh waktu lama bagi Yugyeom untuk sampai ke rumah sakit. Iya, rumah sakit, karena setelah dia chat Roa waktu pulang sekolah, Yugyeom langsung tancap gas untuk beli buah dan makanan. Kasihan Roa pasti belum makan siang karena sibuk ngurusin ini dan itu. Belum lagi kemarin Roa sempat ada rencana untuk pindah rumah. Setiap dia ada di rumah itu, kengan orang tua yang selalu bertengkar terus-terusan ada di otaknya.
"Gimana kabar nyokap lo?" tanya Yugyeom.
"Membaik. Kata dokter kecapekan, tapi masih harus di sini dulu. Mungkin tiga hari"
Mereka lalu masuk ke dalam dan disana ada mama Roa yang sudah siuman. Wajahnya memang kelihatan capek tapi beliau masih berusaha senyum dan banyak bicara. Yugyeom terharu lihatnya. Kalau begini kan sisi bener dari dalam diri Yugyeom muncul.
"Ma, kenalin ini Yugyeom" ucap Roa.
Mama roa senyum manis banget meskipun kerutan sudah mulai meghiasi bawah matanya.
"Yugyeom tante" ucap Yugyeom berusaha cium tangan meskipun dia yang harus usaha banyak.
"Syukur deh Roa sudah punya pacar sekarang"
Mereka berdua kaget. Bukan begitu.
"Ma tapi Yu---"
"Roanya dijagain ya nak Yugyeom" ucap mama motong omongan Roa.
Yugyeom malah cengar-cengir. Bau iyain tapi nanti jadi ribet. Tapi kalau dijawab bukan pacar malah kasihan ini orang lagi sakit.
"Iya tante, pasti saya jaga kok" ucap Yugyeom.
Panjang ini urusannya.