CC | 1

5.9K 434 54
                                    

Kau tidak membutuhkan dia yang sempurna, sebab cinta tidak pernah mengenal kesempurnaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kau tidak membutuhkan dia yang sempurna, sebab cinta tidak pernah mengenal kesempurnaan.
-Vico Handrana

•••


Sebenarnya Vico dan Vita itu bagaikan kutub yang saling bertolak belakang, tetapi mereka saling mencintai.

Entah mengapa pemikiran mereka selalu bertentang tetapi satu tujuan yang membuat setiap perbedaan itu berhasil dikalahkan, yaitu menghabiskan hidup bersama.

▷◁▷◁

Vicoganteng : Makan yuk?

Vitvita : Mager-,-

Vicoganteng : Yaudah

Vitvita : Ehh bercanda

Vitvita : Jemput ya Babe:*

Vicoganteng : Hm

Vita membanting ponselnya kesal. Dia sangat tidak suka sifat Vico yang tidak bisa manis-kepada-pacar. Padahal sudah cukup lama mereka berpacaran tetapi Vico tidak pernah memanjakannya atau bersikap manis padanya.

Karena itulah Vita selalu protes jika Karin mengatakan jika Arka adalah pria yang paling tidak peka di dunia. Nyatanya, ada pria yang jauh tidak peka yang bahkan tidak mengerti kemauan pacarnya meskipun hubungan mereka sudah menginjak 3 tahun.

"Kenapa gue punya pacar yang enggak peka?" Jerit Vita.

Padahal ini masa liburan akhir tahun tetapi Vico sama sekali tidak mengajaknya keluar ataupun berlibur bersama. Karena itu ia lebih banyak tidur dan nonton Netflix di kamarnya. Biasanya dia akan berlibur bersama Karin jika bosan tetapi Karin sudah pergi berlibur dengan Arka seminggu yang lalu ke Barcelona.

Tiba-tiba ponselnya bergetar dan Vita kaget melihat Vico menghubunginya dengan video call. Vita sangat antusias dan langsung menekan tombol terima di sana.

"Ayo makan," ucap Vico singkat. Pria itu sepertinya baru bangun tidur. Padahal jam sudah menunjuk pukul 12.17.

"Jemput dong Babe." Vita bertingkah sok manja seraya memainkan ujung rambutnya.

"Okay, aku bakal sampai 10 menit lagi."

Vita menautkan alisnya bingung, "Cepat banget. Jangan bilang kamu nggak bakal mandi."

"Untuk apa mandi kalau ketemu kamu doang."

Setelah berkata itu, Vico memutuskan panggilan. Vita menghela napas panjang, dia sudah cukup sabar menghadapi pria itu. Jika bukan karena dia menyayangi pria itu, dia pasti sudah lama meminta putus.

Vita bergegas mandi karena biasanya Vico itu tipe orang yang tepat waktu dan tidak suka dibuat menunggu lama.

***

Kini Vico dan Vita sudah berada di sebuah restoran mewah di pusat kota. Tidak seperti pasangan lainnya, Vico dan Vita terlihat canggung. Entah mengapa hari ini Vita malas berbicara dengan Vico karena sejak tadi mood-nya memang sedang tidak baik.

Tak lama menunggu, pelayan datang membawa menu. Vita langsung menunjuk salah satu nama makanan di menu, dia sama sekali tidak bersuara.

Vico menatap Vita heran, tetapi Vico memilih mengabaikannya karena beranggapan jika Vita sedang PMS.

"Saya pesan beef steak medium 2 ya Mas, lalu 1 Pesto spaghetti. Minumnya 2 bitter lemon," ucap Vico memesan. Sang pelayan langsung mencatat pesanan Vico. "Lalu pesanan Nyonya yang pertama tadi bagaimana?"

"Batalkan. Kami pesan itu saja," jawab Vico.

Itu membuat Vita tidak senang karena pesanan pertamanya dibatalkan Vico begitu saja. "Aku mau makan Carbonara spaghetti Co," protesnya.

Vico menggeleng kecil, "Enggak, kita makan yang Pesto, lebih sehat."

"Kamu kok bikin keputusan sendiri. Aku nggak suka kamu begitu," ucap Vita dengan wajah kecewa dan sedikit marah.

"Biar lebih sehat. Kamu nggak boleh makan sembarangan," jawab Vico santai.

Vita mendecak kesal, "Ini restoran, bukan tempat sembarangan."

"Intinya enggak. Kita makan Pesto saja!" Vico tetap bersikeras.

"Ya udah, kamu makan aja sendiri!" Ujar Vita mulai sedikit emosi.

"Ya udah. Berarti kamu nggak lapar," timpal Vico datar.

Mendengar ucapan Vico, Vita merasa sakit hati. Dia merasa Vico sudah tidak menyayanginya lagi, pria itu mulai semena-mena terhadapnya, pria itu tidak menghargai keinginannya. Karena merasa tidak diperdulikan, Vita meraih tas dan mantelnya lalu pergi meninggalkan Vico.

Seperti dugaan Vita, Vico tidak mengejarnya sama sekali. Mungkin benar jika Vico tidak menyayanginya lagi. Air mata mulai berjatuhan dari pelupuk mata Vita, dia merasa sedih melihat ketidakpekaan Vico dan semua sifat aneh pria itu. Dia capek memiliki kekasih yang sama sekali tidak sepemikiran dengannya.

"Gue bodoh terlalu cinta pada pria itu," isak Vita tidak memperdulikan orang-orang menatapnya heran. Dia duduk di kursi besi di pinggir jalan, menangis seolah menanggung kesedihan yang mendalam. Dia bahkan bingung dengan dirinya yang terlalu sensitif hari ini. Mungkin karena dia terlalu merindukan pria yang sudah tidak ia temua beberapa hari ini.

Sebuah chat dari Vico muncul di layar ponsel Vita.

Vicoganteng : Kamu di mana? Makanan kita mau dateng.

Vitvita : Makan aja sendiri!

***

Hello guys
Akhirnya cerita Vico & Vita jadi yeaaay..

Sebelumnya aku mau bilang, cerita ini berdiri sendiri jadi tidak dipengaruhi oleh cerita Lovely Husband. Jadi kalian jangan menyamakan waktu kejadian, umur tokoh, dll cerita ini dengan LH. Ini spesial menceritakan tentang kisah cinta Vico dan Vita.

Selamat menikmati kelabilan sepasang kekasih ini:)

Gimana? Aneh? Hehehe

Jangan lupa baca cerita lain aku : Lovely Husband, Past & Present, Promise, Young Wife, & Ineffable.

Jangan lupa follow ig @iinelsey_

See you♡

— iin eleni sembiring

Chéri ChérieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang