CC | 6

2.9K 362 58
                                    

Jika perpisahan adalah yang terbaik, aku tidak akan menyesal, karena aku sudah memberikan yang terbaik-Vita Sherlynda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika perpisahan adalah yang terbaik, aku tidak akan menyesal, karena aku sudah memberikan yang terbaik
-Vita Sherlynda

•••

Sekitar pukul 5 pagi, Karin pergi dari rumah Vita karena dia mendapatkan kabar dari Arka jika Sarah—Mamanya datang ke rumah sehingga Karin harus pergi karena tidak enak membuat Mamanya menunggu.

Vita mengusap matanya yang terasa bengkak karena dia terus menangis dan tidak bisa tidur. Untung saja Karin ada dan menenangkannya, sehingga dia merasa bebannya sedikit berkurang.

Dari kamarnya dia bisa mendengar Mamanya sudah berkutit di dapur. Karena tidak tahu apa yang harus dilakukan Vita keluar dari kamarnya dan berlalu ke dapur.

"Pagi Ma," sapa Vita seraya mengecup pipi Mamanya sekilas.

Mama tersenyum kecil namun senyumnya itu hilang begitu melihat mata Vita yang memerah dan membengkak, "Kamu kenapa?" tanyanya membuat Vita gugup.

Vita bergegas membuka kulkas dan mengambil es batu kemudian meletakkannya di dalam mangkuk dan mengisi air sedikit untuk dijadikan kompres dengan kain bersih lalu dia meletakkannya di matanya, "Kemarin mataku tertusuk eye-liner, Ma. Pedih banget,  jadi nangis, deh," bual Vita seraya tertawa canggung.

"Beneran?" curiga Mama, "Atau kamu ada masalah sama Vico, hem?"

Vita menggeleng cepat, "Enggak, Ma. Serius," ucapnya meyakinkan Mamanya itu.

Tiba-tiba suara bel berbunyi, Mama spontan berjalan menuju ruang tamu untuk melihat siapa yang datang. Vita hanya terdiam di dapur, tidak berniat mengintip karena tidak ingin mata bengkaknya dilihat orang lain.

Samar-samar Vita bisa mendengae suara Vico. Dia mendadak takut jika itu benar Vico. Bahkan untuk mengintip untuk meyakinkan dirinya saja, Vita tidak mampu. Dia menunggu di dapur dengan jantung berdetak kencang, berharap Mamanya tidak memanggilnya karena dia belum siap melihat wajah pria itu.

Tak lama terdengar suara pintu tertutup. Vita langsung menyimpulkan jika itu bukan Vico karena jika itu adalah Vico, Mamanya pasti memanggilnya karena dia tidak memberitahu Mamanya perihal apa yang terjadi. Sekembalinya Mama ke dapur, Vita langsung bertanya, "Siapa, Ma?"

Mama menatap Vita datar, "Nak Vico," jawabnya singkat.

Jantung Vita berdetak kencang, "Kok Mama nggak panggil aku? Dia bilang apa?"

"Mama tahu kalian berantem. Dia terlihat seperti bukan Vico, dia berantakan, kacau pokoknya. Dia tadi nanya kamu dimana, jadi Mama jawab kamu masih tidur dan nggak bisa dibangunin karena baru sebentar tidurnya. Dia langsung pergi, katanya dia bakal datang lagi," jelas Mama.

Chéri ChérieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang