CC | 7

2.5K 292 35
                                        

Jika memang itu keputusanmu, pastinya akan kuhargai, karena aku tahu kamu sudah yakin dengan keputusan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika memang itu keputusanmu, pastinya akan kuhargai, karena aku tahu kamu sudah yakin dengan keputusan itu.
-Vico Handrana

•••

"Ngapain lo kemari?" tanya Karin saat melihat Vita sudah berdiri di depan rumahnya saat dia baru saja pulang berbelanja.

Sebenarnya dia sudah tahu alasan sahabatnya itu mampir ke rumah, hanya saja Karin sengaja bersikap ketus agar Vita tidak betah dan segera pulang. Beberapa saat setelah Vita mengabari akan menginap di rumah, Vico juga mengiriminya pesan  tentang keberadaan Vita. Tentu saja Karin berbohong jika Vita tidak bersamanya karena Vita bisa marah besar jika dia dan Vico bekerja sama di belakangnya.

"Nih," Karin menyodorkan beberapa kantungan belanja di tangannya, "bantu bawain."

Dengan wajah datar, Vita menerima kantungan itu lalu membawanya masuk. Karin mendecak kagum karena selama mengenal Vita, baru kali ini sahabatnya itu membantunya tanpa mengeluh.

Begitu meletakkan barang bawaan di dapur, Vita membuka kulkas lalu meminum air mineral.

"Kenapa? Karena Kak Vico lagi?" tanya Karin sembari mulai memilah belanjaannya. Rencananya dia ingin memasak semur untuk makan malam hari ini.

"Kak Arka belum pulang?" Vita balik bertanya, sengaja mengalihkan pembicaraan.

"Jawab pertanyaanku, hm."

Vita menghela napas lesu, "Iya, gue malas ketemu dia."

"Belum kelar masalahnya?"

"Kalo udah kelar, ya kali gue di sini sekarang. Dasar Karin lemot," tukas Vita terkekeh kecil.

Tak lama ponsel Vita bergetar. Terpampang nama Vico di sana. Dia mendecak kesal lalu meletakkan ponselnya di atas meja makan, tidak berniat menjawab atau pun menolak panggilan pria itu.

Karin mengintip layar ponsel Vita. Keningnya berkerut, "Kenapa nggak diangkat? Semua nggak bakal kelar kalo lo menghindar, Vit." Tanpa ragu Karin meraih ponsel itu lalu menerima panggilan dari Vico.

"Iya, Kak. Ini aku, Karin. Vita-nya nggak mau bicara katanya," seru Karin.

Vita terbelalak lalu berusaha mengambil alih ponselnya dari Karin. Namun, Karin malah berlari menjauh.

"Bilangin sama Vita buat jangan menghindar dari aku, Rin," balas Vico lesu, "dan bilangin ini waktunya bicara tentang kelanjutan hubungan ini," tambahnya.

Chéri ChérieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang