CC | 5

2.6K 359 75
                                    

Jangan menganggapku tidak peduli karena sikapku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan menganggapku tidak peduli karena sikapku. Aku hanya takut peduli-ku dianggap palsu.
-Vico Handrana

•••

Vita menatap jalanan kebingungan. Dia sungguh tidak tahu di mana dia berada. Daerah itu sungguh terasa asing baginya. Dia menatap jalanan yang terlihat sepi karena memang tempat pesta itu kelihatannya tempat elite.

Ia menatap ponselnya lalu mencoba menghubungi Karin. Karena hanya perempuan itu yang bisa membantunya saat ini. Tidak lama Karin menjawab.

"Kenapa?" Jawab Karin.

"Rin, lo di mana? Bantu gue, Rin," ucap Vita tergesa-gesa. Dia berjalan di trotoar, tidak tahu ke mana. Dia melepas high-heels nya lalu lanjut berjalan.

"Gue di rumah. Lo kenapa, Vit?" Tanya Karin terdengar cemas.

"Jemput gue sekarang, Rin. Tolong, gue nggak kenal tempat ini," Vita menatap jalanan. Sebenarnya dia bisa saja memesan kendaraan online, hanya saja dia malas menunggu, takut Vico malah melihatnya. Dia sedang malas melihat tampang pria itu.

"Lo bukannya bareng Kak Vico? Ya udah, share location lo ke gue," ucap Karin dari sana.

Vita menghela napas, "Persetan sama dia, Rin! Gue kirim dari chat, ya," Ia langsung memutusan sambungannya. Dia langsung mengirim posisinya pada Karin.

Dia melirik jam tangannya, sudah hampir pukul 2 pagi. Dia melihat ada mini market yang masih buka di seberang jalan, sepertinya itu mini market 1×24 jam. Tanpa pikir panjang, ia pergi ke sana.

Sesampainya di dalam mini market itu, Vita mengambil minuman dari mesin pendingin lalu membayarnya. Sebenarnya dia tidak boleh meminum minuman dingin karena itu akan membuatnya serak keesokan hari. Tapi dia tidak peduli, persetan dengan hari esok.

Penjaga mini market itu menatap Vita heran. Namun Vita tidak berkata apa-apa dan hanya mondar-mandir di depan kasir. Dia sedang menunggu Karin. Penjaga itu menatap Vita was-was, berpikir jika Vita ingin merampok di sana.

Dalam hati, Vita sungguh berhadap Vico mencarinya dan meminta maaf. Tapi kenyataan, pria itu bahkan tidak meneleponnya sama sekali. Sekarang jelas jika pria itu memang tidak mencintainya. Kini tekadnya sudah bulat, dia akan berpikir beberapa hari ke depan bagaimana kelanjutan hubungannya dengan Vico. Apakah dia harus tetap bertahan dengan pria itu atau memilih berpisah. Karena kali ini sungguh dia merasa sudah tidak dihargai lagi sebagai seorang kekasih.

Setelah menunggu cukup lama, Karin mengiriminya chat jika dia sudah dekat. Vita bergegas keluar setelah mengucapkan terima kasih pada penjaga mini market itu. Dia menunggu di pinggir jalan hingga dia melihat mobil Arka.

Chéri ChérieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang