CC | 10

1.4K 182 18
                                    

Jadi diri sendiri aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jadi diri sendiri aja. Jangan pura-pura.
- Vita Sherlynda

•••

SEPERTI biasanya, Gilang pergi ke kampus untuk menghadiri kelas pukul 08.00 setiap hari Jumat. Dia sampai 20 menit lebih cepat dari kuliah dimulai. Biasanya sembari menunggu, ia akan pergi ke kafe mahasiswa yang ada di kampusnya lalu pergi ke kelas.

Baru saja dia duduk di kursi di barisan paling belakang, Chica—teman sekampusnya datang menghampiri lalu duduk di salah satu kursi kosong di dekat Gilang.

"Vita itu siapanya lo?" tanya Chica santai sembari menyodorkan paper bag berwarna coklat polos.

Dahinya berkerut sesaat hingga dia ingat akan pesan Chica kemarin. Dia meraih paper bag itu lalu membukanya dan menemukan jas di dalamnya. Gilang bahkan sudah lupa jika dia pernah meminjamkan jasnya kepada orang lain, dan orang itu adalah Vita—mahasiswi yang cukup populer di universitas.

Gilang menatap Chica lalu mengedikkan bahunya, "Entahlah. Gue bahkan tidak tahu harus menganggap dia apa. Mau bilang temen tapi baru ketemu sekali."

Chica mengangguk kecil, "Ya udah, bilang aja gebetan. Tapi gue nggak asing serius sama mukanya dia. Apa gue pernah ketemu kali, ya?" gumamnya.

"Ya iyalah, nggak asing. Dia 'kan sering menang lomba jurnalistik kampus," jawab Gilang.

"Oiya, pantesan. Btw, kok bisa jas lo ada di dia kalo dia bukan temen lo?" Chica menatap Gilang curiga. "Lo suka 'kan sama dia?" godanya lagi karena dia sudah tahu sifat Gilang sejak mereka bergabung di himpunan mahasiswa. Semua orang tahu jika Gilang selalu terlihat dengan mahasiswi cantik di kampus. Bisa jadi Vita adalah mangsa selanjutnya.

"Nggak juga," ujar Gilang datar sebelum akhirnya dosen tiba dan Chica kembali ke kursinya.

Tapi kok gue penasaran ya sama dia? batin Gilang seraya menatap paper bag coklat itu.

***

Kelas pertama akhirnya selesai. Gilang bergegas keluar dari kelas sembari menenteng paper bag yang ingin dia taruh ke mobil dahulu sebelum pergi ke perpustakaan untuk mengembalikan buku yang dipinjamnya sekitar dua minggu yang lalu.

Jarak antar fakultas dan perpustakaan pusat universitas cukup jauh sehingga Gilang memilih menggunakan mobil agar tidak memakan waktu sebab 20 menit lagi dia ada kelas kedua. Saat sedang melaju melewati fakultas ekonomi, mata Gilang terpaku meneliti setiap jengkal fakultas itu. Entah kenapa dia berharap bisa bertemu dengan perempuan bernama Vita itu.

Chéri ChérieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang