CC | 13

1K 164 4
                                    

Akankah semuanya akan baik-baik saja?- Vico Handrana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akankah semuanya akan baik-baik saja?
- Vico Handrana

***

Sepanjang hari, Vico terus menghela napas panjang dan memasang wajah marah sehingga semua orang di sekitarnya merasa takut untuk menyapanya. Bahkan untuk menatap matanya saja, mereka memilih berpikir dua kali. Semua karyawan yang harus berinteraksi dengannya saja dibuat mati kutu ketakutan seolah-olah mereka sedang diwawancarai oleh pihak HRD untuk kedua kalinya. Apapun yang mereka lalukan terasa salah oleh Vico. Jika wanita biasa disebut PMS, untuk pria tulen seperti Vico, entah apa yang tepat untuk mendeskripsikannya.

"Apa kau tidak lihat ada kesalahan kata penulisan nama klien di sini? Harusnya huruf a-nya ada dua, kenapa di sini hanya satu?" bentak Vico pada sekretaris barunya.

Sekretarisnya yang bernama Viara itu langsung menunduk berulang kali dan meminta maaf. Beberapa detik kemudian Vico melempar kertas ditangannya hingha Viara keteteran untuk mengambilnya di lantai lalu pergi sebelum atasannya itu mengusirnya dengan cara keji.

Saat Viara keluar dari ruangan Vico, ia melihat Arka sedang berjalan santai seraya bersiul ke arahnya. Viara langsung memberi hormat dan duduk di kursinya.

"Apa Vico di dalam?" tanya Arka ramah seperti biasanya.

"Iya, Pak. Pak Vico ada di dalam," jawab Viara tak kalah ramah dan sopan.

Arka menaikkan satu alisnya sembari memerhatikan wajah Viara sebentar, "Ada apa denganmu? Apa kau baru saja dimarahi oleh Vico lagi?"

"Memang salah saya, Pak."

"Apa kesalahan yang kau perbuat?" Arka terlihat penasaran, "jika dia begitu terus, dia akan berganti sekretaris setiap bulam jika temperamennya seperti itu," ucapnya seraya menggelengkan kepala.

"Saya salah ketik nama klien, Pak." Viara menunduk merasa bersalah.

Arka langsung tertawa mendengar jawaban Viara, "Salah ketik saja dia memarahimu sampai kau sepucat itu?! Dasar anak barbar, " kekehnya. "Tolong jangan berhenti, aku akan kesulitan mencari sekretaris baru lagi buatnya. Aku masuk dulu," ucap Arka. Dia memang cukup mengenal Viara—gadis muda itu sejak dia bekerja karena Viara adalah anak dari salah satu rekan kerja ayahnya dulu.

Baru melangkah satu meter dari pintu, Arka bisa merasakan aura tidak mengenakkan dari Vico. Wajah pria itu sangat tegang, bisa dilihat dari kerutan di dahinya dan rahangnya yang mengeras. Pria itu bahkan tidak menyapanya dengan ejekan seperti biasanya jika Arka berkunjung ke ruangannya. Melihat saja Arka sudah tahu pasti sesuatu yang buruk terjadi.

"Apa kau baru saja menghamili anak orang sampai dahimu berkerut seperti itu?" goda Arka sembari meletakkan salah satu cup kopi di tangannya, "di mana Vico yang sok cool seperti biasanya?"

Chéri ChérieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang