day 11
Sunday
21 juneNayoung terbangun dari tidurnya.
Bahkan saat baru bangun pun, pikirannya tertuju pada Renjun.
Pikirannya membawanya kembali saat kemarin sore ,
“Renjun?ngapain pegang piso?”
Sementara Renjun hanya terdiam, tampak panik.
“Jun?” panggil Nayoung lagi.
“mmm.. i-i-ni ta-ta-tadi nemu barusan” jawab Renjun yang mendadak gagap.
“Aneh” gumam Nayoung sendiri.
“padahal kemarin nggak ada apa apa disana” lanjutnya. Tak mau ambil pusing, Nayoung memilih untuk membuka ponselnya.
🌙
“Huang Renjun? Ini hari ke-11 kamu, dan kamu belum berhasil juga?” tanya perempuan itu.
“Susah ma, dia juga orangnya lincah”
“Kamu sudah berapa kali ketemuan sama dia? Kalian sudah saling mengenal, apa salahnya kalau kamu langsung bilang ke dia kalau kamu mau bunuh dia?” ceplos Jessica, Mama Renjun.
Renjun tercekat akan perkataan mama-nya itu.
“nggak mungkin ma, aku nggak mau merusak kebahagiaan seseorang”
Mama Jessica mengedarkan pandangannya.
“Kamu mama anggap menyerah, sekarang korbankan saja diri kamu, Renjun”
🌙
Renjun merenung di kamarnya, memainkan jari jarinya sembari menidurkan badannya dikasur.
Ini hari ke-11 nya.
Itu berarti tersisa 4 hari lagi.
10 hari yang lalu, kamarnya tiba tiba dimasuki mama-nya.
Lalu diancam. Kalian sudah bisa membayangkan seperti apa.
Telah menyukai Nayoung selama 1 tahun, Renjun berpikir kalau menumbalkan Nayoung bisa membuatnya dekat.
ya, Renjun hanya berpikir untuk mendekatinya, ia tidak berpikir untuk selanjutnya.
Namun ternyata mentargetkan Nayoung malah menjadikannya lebih susah.
Renjun juga tidak mau menyerahkan dirinya sendiri, dia termasuk anak yang egois.
tetapi dia juga tidak mau mengorbankan Nayoung.
Renjun butuh pendinginan otak hari ini, ia memilih untuk berdiam diri di kamar, meskipun niat awalnya ingin mengajak Nayoung entah kemana.
Kemarin itu sudah hampir berhasil, tetapi malah Nayoung yang menggagalkan rencana Renjun itu sendiri.
Entahlah, Renjun lelah.
🌙
ya elah makin gaje:")
pendek, tapi Minggu depan panjang, janji.
sekalian mampir ke work aku yang satunya~