day 2
Friday.
12 June"Apa?" Tanya Nayoung, sedari tadi Riyeon bicara, ia hanya melamun.
"Ih, nggak denger ya? Kebiasaan!" Kesal Riyeon. Ia sudah bercerita panjang lebar, malah diabaikan begitu saja.
"Sori, tadi bengong"
Riyeon menatap Nayoung lekat lekat,
"lu kenapa deh?" Tanya Riyeon.
"Apa? Kenapa? Siapa?" Nayoung bingung sendiri.
"Lu, sering melamun, mukanya juga sering murung"
memang ya?
sudah dua orang bilang ia berubah, sering murung.
Iya, itu karena Renjun.
"Jujur, murungin siapa?" Riyeon mendekati Nayoung.
"Bu-bukan siapa siapa kok"
Riyeon menatap Nayoung tajam, ia tahu ada kebohongan di mata Nayoung.
Nayoung membuang napas, menyerah.
"Cerita" paksa Riyeon.
"gua bingung, mau bilang darimana"
"gini deh, gua masih bingung tentang Renjun" simpul Riyeon.
Mata Nayoung menyipit, seolah mengatakan "maksudnya?".
"Iya, kenapa kemaren lu nanyain Renjun? Ah, cowok yang gampang dibodohin. Terus gua jawab Renjun, habis itu lu ngeliatin Renjun terus" jelas Riyeon.
"Mau apain Renjun lu?" Sambung Riyeon lagi.
"Nggak, bukan apa apa. Cuma nanya doang kok"
Riyeon menatap Nayoung lama, seakan tidak yakin dengan jawaban itu.
"Kamu bohong kan?"
oh, Nayoung sudah kehabisan kata kata sekarang. Namun ia berusaha tetap tenang.
"Enggak, buat apa bohong?" Jawab Nayoung, berusaha memasang wajah biasa.
Riyeon mengangguk angguk.
"lu itu lagi bermasalah, jangan sungkan sungkan cerita kalau ada masalah"
Nayoung terdiam, perilakunya yang suram sangat terlihat, ya?
Jika iya, dia tetap menyalahkan bunda Yoona.
"gimana? Mau cerita sekarang? Tentang apa, sih?" Riyeon tampak penasaran.
Nayoung tersenyum simpul, "bukan apa apa"
Riyeon memutar matanya, ia sudah capek memaksa Nayoung bercerita.
"yang kamu pendam yang akan kamu sesali"
kalau bukan tentang bunda, tidak akan kupendam, yeon.
🌙
"Nayoung, pulang bareng" Riyeon menarik seragam Nayoung.
"Nggak usah, gua mau pulang sendiri" jawab Nayoung.
