day 8
Thursday
18 juneHari ini, masih sama, Renjun selalu menjauhi Nayoung. Nayoung sendiri pun benar benar bingung, apa benar bundanya tidak memberi tahu Renjun? Tapi, kalau diberi tahu pun, lewat mana?
🌙
“Bunda ngasih tau Renjun? Nggak, kan?” tanya Nayoung, penuh selidik kepada bundanya.
“Untuk apa bunda beri tahu?” tanya bunda Yoona balik.
Nayoung hanya terduduk lemas di depan televisi.
“Kok dia gitu?” gumam Nayoung sendiri.
“Renjun kenapa?” tanya Bunda Yoona.
“ngejauhin aku”
“kenapa?” tanya bunda Yoona lagi.
“nggak tahu, kalau dipanggil juga langsung kabur” terang Nayoung.
Bunda Yoona hanya mengangguk-angguk.
“Itu urusan kamu ya, bunda cuma bantuin kalau kamu udah siap ngasih dia” ujar bunda Yoona, kemudian kembali memasuki kamarnya.
ugh, dasar!
Jelas saja Nayoung kesal, jika begini ia harus minta tolong siapa? Renjun kenapa bisa begitu?
🌙
Di ujung kamar, Renjun mengusap wajahnya berkali-kali, menahan diri untuk tidak menjawab pesan dari Nayoung.
Mungkin sudah beratus-ratus pesan dari Nayoung ia tidak baca.
Meskipun kadang ia hampir kehilangan kontrol.
Nayoung
Renjun
P
P
P
PRenjun sendiri menghitung sudah berapa huruf P yang Nayoung kirim, sekitar 52 mungkin?
Tiba tiba pintu kamarnya terbuka, menampakkan sesosok wanita didepannya.
“masih kontakan sama dia? Hm?” tanya wanita itu dengan nada tinggi, membuat Renjun menunduk.
Wanita itu memasuki kamar Renjun, kemudian mengambil ponsel milik Renjun.
“Kamu boleh ambil besok pagi” ujarnya kemudian keluar dari kamar bercat biru itu, meninggalkan Renjun yang hanya membuang nafas pasrah.
🌙
Iya pendek banget tau kok:(
kalo panjang mah nanti jadi...( ͡° ͜ʖ ͡°)
![](https://img.wattpad.com/cover/174513025-288-k287889.jpg)