dabel apdet yeih
day 10
Saturday
20 june“Halo, Jun? Iya ini lagi siap siap” seru Nayoung sembari merapihkan penampilannya, kemudian memutuskan saluran telepon Renjun.
Sesuai janjinya kemarin, ia akan menemani Renjun hari ini. Entah kemana.
Nayoung telah melupakan janji bunda nya, ia rasa ia tersihir oleh Renjun.
“Kemana?” Tanya kak Yuta saat Nayoung tiba di lantai bawah.
“Pergi sebentar” jawab Nayoung.
“Sama siapa?”
“Renjun.”
“cowok yang waktu itu?”
“iya”
Kak Yuta berpikir sebentar , setelah itu tersenyum meledek.
“Jangan macem macem” serunya, kemudian memasuki kamarnya. Dibalas dengan decakan kesal oleh Nayoung.
Setibanya didepan pintu, Nayoung terkejut karena ada bundanya yang menatapnya nanar.
“Kok gak bawa apa apa?” tanya bundanya.
Nayoung mendesah pelan.
“Bunda, ini kan..”
“Waktu kamu 5 hari lagi, Nayoung”
“Aku tahu, bunda”
“terserah, pokoknya kalau sampe 5 hari lagi permintaan bunda belom terpenuhi, jangan harap kamu bisa bernafas lagi” ancam bunda Yoona, kemudian masuk ke dalam rumah, meninggalkan Nayoung yang menunduk sambil memakai sepatu.
aku memang pantas mati kok, bunda.
🌙
Nayoung menyusuri taman kota mencari seseorang yang ia cari, tidak lain adalah Renjun.
“Nayoung!”
Nayoung menoleh ke sumber suara, lalu menghampiri sumber suara itu.
“Hai, Jun” seru Nayoung, duduk di samping Renjun.
“Hai” balas Renjun sambil tersenyum..
..sambil menyembunyikan pisau yang sedari tadi ia pegang di saku celananya.
“Mau ngapain ?” tanya Nayoung, heran karena permintaan Renjun kesini tidak jelas.
“Em.. sebenernya nyari angin aja sih, sering throwback juga dulu gua sering nge-dance pake hoverboard sama temen temen disini” ujar Renjun mencoba basa-basi, meskipun sebenarnya maksudnya lain.
“Iya? Siapa aja?” Nayoung tampak kagum.
“Jaemin, sama anak anak kelas sebelah” jawab Renjun.
Nayoung mengangguk-angguk, kemudian berjalan menuju ayunan.
“Sini, Jun” panggil Nayoung, menyuruh Renjun menaiki ayunan yang ada disebelahnya.
Renjun malah membelakangi Nayoung, menatap punggung Nayoung, lama.
Sementara Nayoung yang tidak menyadari hal itu, hanya asyik duduk di ayunan sambil memainkan ponselnya, tanpa mengayunkan ayunannya.
Entah Renjun sedang sadar atau tidak, ia mengeluarkan pisau yang tadi pagi diberikan mamanya, menggenggam benda itu tepat di depan pinggangnya sendiri.
bunuh dia.. bunuh dia...
Renjun, hari ini jangan sampai gagal lagi!
Tidak tidak, Renjun tidak bisa. Meskipun ini percobaannya yang ke-6, ia tidak bisa.
Maaf mama, Renjun nggak bisa.
“Renjun?” Renjun tercekat, lamunannya terhenti saat panggilan dari Nayoung meluncur.
“ngapain.. pegang piso?” tanya Nayoung heran.
Oh, tuhan.
🌙
RENJUN NGAPAINSIH
KAMU SEDANG MEMBACA
[✅] 15 days, renjun
Fiksi Penggemarmenumbalkan atau ditumbalkan? [SELESAI] ©2019