day 12
Monday
22 june"Hari ke-12, Nayoung sayang" seru bundanya dengan senyuman manis, yang dianggap seperti sapaan hantu bagi Nayoung.
Sementara Nayoung sendiri hanya diam tanpa menganggap bundanya ada didepannya.
"Kamu benar benar sudah siap mati, ya?"
"Bunda!" seru Nayoung hampir berteriak, perkataan bundanya benar benar tidak bisa dijaga.
"kenyataan, kan?" tanya bunda Yoona licik sambil mengangkat satu alisnya.
Nayoung menghela nafas kasar.
"besok, nggak! lusa mungkin!" seru Nayoung kemudian berjalan keluar rumah.
Bunda Yoona hanya menggelengkan kepalanya masih dengan muka datarnya, lalu berlalu menuju kamar keramatnya.
🌙
"Apa? 3 hari lagi?"
Renjun mengangguk, "iya" jawabnya tanpa tenaga.
"Terus?"
"ya nggak terus" jawab Renjun, masih terlihat lemas.
"Kenapa nggak palsuin mayat aja?" ceplos Jeno.
Pukulan keras mendarat di lengan Jeno, "lu gila?" Seru Renjun.
"ya itu emang pilihan paling bagus.." ujar Jeno.
Jeno, orang yang paling dekat dengan Renjun dari smp. Jeno tahu semua, tentang Renjun, serta Mama Renjun. Jeno sangat bisa dipercaya, meskipun ia agak jahil.
"Lagian kenapa lu targetin Nayoung, sih? Targetin aja tuh si Yeseul. bacot mulu soalnya dikelas, lumayan kan mengurangi populasi makhluk bacot" ujar Jeno sambil memainkan pensilnya di meja Renjun, tak lupa mengecilkan suara dari mulutnya, supaya tidak mengundang kesalahpahaman.
"lu gatau.."
"gua juga gatau? gimana gua mau bantu, Jun? gua gangerti apa apa?" ujar Jeno lagi.
Renjun hanya menggelengkan kepalanya. "kalo lu cewek, udah gua tumbalin lu, Jen."
🌙
"Jun?"
"hmm?"
Jeno menarik kepala Renjun, mendekatkan telinga Renjun ke mulutnya.
"jadi? hari ini?" bisik Jeno.
"hmm" balas Renjun disertai anggukan.
"semangat, mungkin ini hari terakhir gua liat lu, jangan sampe salah ngomong lu sama Nayoung!" seru Jeno, kemudian menepuk bahu Renjun.
🌙
Renjun
|pulang sekolah di taman kota, bangku kayak biasa. kutunggu
12.12Disinilah Nayoung sekarang, bangku yang selalu ia duduki di taman kota, bersama Renjun.
Sekolah sudah bubar sejak jam 4, Nayoung melirik kembali jam tangan nya, jam 5. Itu berarti ia sudah 1 jam berada di sini, menunggu Renjun.
Renjun
Jun, masih lama?|
17.25Selang 2ㅡ tidak, 1 menit, Renjun datang dengan tergesa gesa. Nafasnya tampak tersengal sengal, seperti sehabis dikejar sapi.
"Maaf, Na" ujarnya, kemudian duduk di sebelah Nayoung.
"duduk sini, mau minum?" Nayoung sedikit khawatir melihat Renjun yang nafasnya terlihat seperti mau habis.
"nggak, nggak perlu! kita nggak usah basa-basi, ya Nayoung!" seru Renjun tiba tiba, membuat Nayoung sedikit kaget.
"Ini penting asal lu tau, lu cukup jawab pertanyaan gua, terus dengerin kata kata gua" lanjut Renjun, yang dibalas anggukan oleh Nayoung.
Renjun mengatur nafas sebentar. Kemudian bersuara
"Kita udah deket berapa hari, Nay?"
Nayoung sedikitㅡ tercekat, dengan pertanyaan Renjun. Pertanyaan macam apa itu?
"12 hari" jawab Nayoung tanpa berpikir, tentu saja, untuk apa ia berpikir berapa lamanya? Ia hanya tinggal mengingat ini hari ke 'berapa' ia sudah menjalani kutukannya.
Renjun terkejut, bagaimana bisa Nayoung menjawab cepat sekali, Renjun sempat berpikir, apakah ia menghitung hari?
"12 hari itu lama nggak, sih?" tanya Renjun,lagi.
"belom kok, belom juga 2 minggu" jawab Nayoung. Ia memang merasa hari berjalan sangat cepat saat terkena kutukan bundanya itu.
"Kalo satu tahun itu, lama nggak?" Renjun kembali bertanya.
dia nggak bisa ngitung?
Tidak tidak, Nayoung membuang pikiran bodoh itu jauh jauh.
"Lama" jawab Nayoung datar.
"Berarti gua udah lama ya?" tanya Renjun.
Nayoung memiringkan kepala nya bingung,
"maksudnya?" Nayoung tidak mengerti.
"Gua suka lu, Nay. Udah satu tahun"
🌙
jederr🌚
Entah ada kilat apa yang sekarang menyambar tubuh Nayoung. Yang jelas badannya kaku.
Ia hanya bisa mencerna ulang kata kata Renjun tadi.
gua suka lu, Nay. udah satu tahun
suka lu, Nay. udah satu tahun
lu, Nay. udah satu tahun
Nay. udah satu tahun
udah satu tahun
satu tahun...
“Te-terus?” Nayoung bodoh.
“lama, kan?” tanya Renjun lagi, sambil melihat arah Nayoung.
Nayoung menunduk, enggan untuk menatap Renjun.
Nayoung kemudian mengangguk. “iya, lama” jawabnya pelan.
“tau nggak, kenapa gua ngeliatin lu terus pas di cafe?” kini giliran Nayoung yang bertanya.
Dijawab gelengan kepala dengan Renjun.
“Itu gua juga mulaiㅡ ehm, ya. tertarik sama lu ” tutur Nayoung sambil menahan malu.
Sambil berdoa didalam hati supaya Bunda Yoona yang ia anggap cenayang tidak mendatangkan perusak pada momen ini.
“Kita coba sekitar 1 minggu, hubungan.. ya.. itu...” ujar Renjun menggantung.
“kalo ngerasa cocok, kita boleh lanjutin, setuju?” lanjut Renjun.
waktuku juga tinggal 3 hari lagi, Jun.
Nayoung mengangguk perlahan.
dia memang tidak pernah pacaran seumur hidupnya.
“sekarang lu pulang ya, mau gua anterin?” tanya Renjun.
Nayoung menggeleng, ia lebih pilih menaiki bus umum tetapi uangnya terkuras daripada menumpang Renjun kalau akhirnya ia diamuk Bundanya.
🌙
apasi apa