🌙 - day.14

226 53 14
                                    



day 14
wednesday
24 june

“ini hari terakhir kamu, kalau kamu lupa” seru bunda Yoona tiba tiba muncul dari kamarnya.

“belum, bunda. besok hari terakhirnya” elak Nayoung.

“ya tapi besok kamu udah nggak akan ngeliat dunia lagi”

Mendengar perkataan bunda Yoona hanya akan membuatnya muak, Nayoung memilih cepat cepat menghabiskan sarapannya lalu pergi kesekolah.

🌙

“RIYEONNNN” teriak Nayoung, menghampiri temannya itu, kemudian tersenyum bodoh.

“ih? kenapa sih?” Riyeon risih, sekaligus takut, takut Nayoung kemasukan yang tidak tidak.

“nanti mau makan siang bareng? kutraktir” ajak Nayoung.

Mata Riyeon berbinar, “beneran?!”

“iyaaaa”

“oke! Nanti pulang bareng ya kalo gitu!” seru Riyeon bersemangat.

ini terakhir, habis ini nggak akan pernah ketemu Riyeon lagi, kan?

Jaemin” panggil Nayoung pelan, sampai yang dipanggil menyadari.

“Kenapa, Nay?” tanya Jaemin yang tadi dipanggil.

“semalem mau pinjem pr mtk, kan? Nih!” seru Nayoung sambil memberi buku tulis matematika nya ke Jaemin.

“Wih beneran? Makasih loh!” seru Jaemin kegirangan kemudian segera menyalin tugas Nayoung.

Biasanya memang Jaemin selalu meminta tugas matematika, entah ke Yeseul atau ke Nayoung. Namun Nayoung adalah yang paling pelit kalau masalah memberi jawaban.

Entah, rasanya Nayoung ingin terus berbuat baik. Ia rela hari ini uangnya habis, bila itu demi kebaikan. Karena sebentar lagi hartanya tidak akan punya pemilik.

🌙

“kenyaaang, makasih nayy” Riyeon mengelus elus perutnya, kemudian tersenyum lebar ke Nayoung.

“mau nambah?” tawar Nayoung.

“buset! gua gamau bikin lu bangkrut kali!” elak Riyeon.

Nayoung terkekeh, “kalo mau nambah bilang aja kali”.

🌙

“Nayoung, mabok apaan sih?” tanya Riyeon kebingungan, ia baru saja selesai makan di kfc, bersama Nayoung, ditraktir Nayoung.

tentu saja Riyeon kebingungan, karena pasalnya daritadi, jika ada kotak amal, maka Nayoung akan mengambil dompetnya kemudian memasukkan sejumlah uang ke dalamnya.

Bahkan saat tadi makan, Nayoung terus terusan menawarkan Riyeon untuk ‘nambah’, padahal biasanya, kalau mentraktir, Nayoung akan memilihkan menu paling murah.

“kenapa? nggak boleh ya, buat baik?” Nayoung mengerucutkan bibirnya.

“ya, boleh. tapi lu kenapa deh hari ini? dermawan banget?” tanya Riyeon.

“emang dermawan tiap hari kok” jawab Nayoung kemudian terkekeh.

kapan lagi berdua begini sama Riyeon?

“eh, Yeon. kalo gua ada salah maafin ya” ujar Nayoung tiba tiba.

“tuhkan, gua ngeri lu kemasukan” Riyeon membuat jarak antara dirinya dan Nayoung.

“ya nggaklah” Nayoung menertawakan kebodohan Riyeon, yang tidak menyadari kalau Nayoung memang kemasukan, kemasukan misi bunda yoona.

🌙

“aku pulang” dengan lesu, Nayoung membuka pagar rumahnya yang pendek, sekitar bahu Nayoung.

Belum sampai pintu rumah, bunda Yoona membuka pintu dari dalam, menahan Nayoung masuk.

“bagus ya, bukannya tetap berusaha buat dapetin Renjun, malah asik asikan sama Riyeon? hm?” bunda Yoona menatap Nayoung dengan tatapan membunuh. Nayoung yang tak tahu mau berbuat apa hanya mundur beberapa langkah.

“aku kan-”

“ya setidaknya kalo kamu nyerahin diri sendiri, kamu harus tetep berusaha dapetin Renjun! siapa target tumbal bunda yang kamu pilih? Renjun! Renjun! bukan kamu sendiri! kenapa kamu malah kayak orang bodoh, yang malah seneng kalo kamu bakalan mati?!” bunda Yoona tidak membentak, ia hanya berbicara dengan volume agak keras, sambil menatap Nayoung seolah Nayoung adalah orang yang dibencinya. tepat di depan pagar rumah, dalam pagar, tepatnya di garasi.

“Nayoung?”

Nayoung menengok kan kepalanya ke asal sumber suara, tepat di depan pagar.

di luar pagar rumahnya sendiri, Renjun menatapnya nanar, lalu menatap bunda Yoona, tak lama ia menaiki motornya kembali, kemudian pergi begitu saja.

Renjun mendengar dan melihat semuanya.

“BUNDA!” teriak Nayoung. Kemudian menjambak rambutnya sendiri, terlihat frustasi.

“Bagus, kan? Dia dengar semuanya. Sekarang dia tahu, seberapa busuknya kamu. setelah ini dia akan nyebarin berita ini ke teman teman kamu, sehingga kamu bisa mati dengan tenang, karena teman teman kamu nggak akan peduli dengan kamu lagi. Bukan begitu?” bunda Yoona memiringkan kepalanya didepan kepala Nayoung, kemudian mengelus rambut Nayoung.

“Bunda masuk duluan” lanjut bunda Yoona, kemudian memasuki rumah.

Meninggalkan Nayoung yang matanya seakan ingin mengeluarkan air.

🌙

“Ma-Mama!”

“mama!”

Renjun berteriak memasuki rumahnya sambil memanggil manggil mama-nya.

“Apa sih? Ganggu kamu!” dari kamarnya, Jessica tampak menatap Renjun tidak suka.

Renjun sebenarnya ingin memberi tahu Jessica tentang Nayoung yang ternyata ingin menumbalkannya juga, namun karena sepertinya mood mamanya itu sedang tidak baik, Renjun mengurungkan niatnya.

“e-eng.. nggak jadi Ma, maaf” ujar Renjun kemudian berlari ke kamarnya.

🌙

aku pergi

entah sampai kapan
mungkin untuk selamanya
terimakasih, telah menemani 14 hariku ini
jangan tanya mengapa aku pergi
jangan tanya kemana aku pergi
jika kamu tahu
kamu.. akan melihatku sebagai monster

-Nayoung bodoh

Renjun meremas kertas Nayoung, kemudian menunduk, ia tak tahu harus berbuat apa lagi.

Namun jika Nayoung merasa dirinya adalah monster, maka Renjun adalah yang lebih jahat daripada monster.

🌙

[✅] 15 days, renjun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang