Ini gak aku edit, mohon maaf kalau banyak typo dan kalimat gaje.
__________________________"Jisoo ke mana? Tumbenan hari libur ngilang."
"Kencan."
"Hah, kata siapa?"
"Barusan gak denger aku bilang apa?" Ari menatapnya aneh. Lah, gantian dia yang bad mood? Pikirnya.
Yuta cuma diam, tapi ekspresinya melihatkan jelas bahwa sedang bad mood. "Jangan bilang kamu bete karena Jisoo kencan?!"
"Astaga, Ar! Enggak gitu juga."
Ari meringis lantas mendekati Yuta dan membungkus pinggang pria itu dari samping, kepalanya bersandar ke pundak. "Marahan sama Minhyun?" Tanpa diberitahu pun Ari sudah bisa menebak alasan dibalik ekspresi galau temannya ini.
"Aku ragu, Ar."
"Ragu kenapa?" Ari menatapnya dan melihat mimik keraguannya. "Perasaan kamu ke Minhyun atau ...?"
"I love him."
"I know," Ari mengangguk paham, "Kalian emang pasangan another level, duh, Miyuku," ucapnya sambil memeluk penuh sayang Yuta.
"Minhyun kayaknya balik normal," akunya kemudian, menghentikan kegemasan Ari.
...
Jisoo ketawa-ketawa saja sewaktu mereka keliling taman hiburan. Entahlah, mengapa mereka berakhir di taman padahal masih pagi dan wahana permainan belum siap-siap. Mereka kemari bukan atas pilihan Jisoo, tapi kemauan Myungsoo. Saat dia bilang jam sembilan taman hiburan belum ada apa-apa, Myungsoo hanya tersenyum dan menjawab, "Nggak papa." Lalu di sinilah mereka berdua.
Kemarin Jisoo mengira tawaran Myungsoo hanya sekadar bercandaan, tak tahunya memang dia bersungguh-sungguh mengajaknya pergi berkencan.
Mereka sejak tadi hanya berkeliling sambil mengobrolkan banyak hal secara random. Beruntungnya obrolan mereka saling terhubungan. Jisoo yang easy talk bertemu Myungsoo sama-sama easy talk, segalanya mereka obrolkan.
"Masih setengah jam lagi," kata Myungsoo sambil melihat jam tangannya. "Kamu benaran nggak masalah nunggu?"
"Kalau saya nggak serius sejak tadi sudah pulang, Pak."
"Sudah saya bilang, enggak perlu manggil, Pak," ujarnya mengingatkan.
Jisoo tersenyum tipis. Myungsoo sejak satu jam lalu memintanya berhenti memanggil 'Pak'. Dia mau, tapi belum terbiasa.
"Panggil L aja kalau kamu menolak manggil Myungsoo."
"L?" tanyanya, "L begini, doang?" sambil menunjukan simbol huruf L dengan jarinya.
Myungsoo membenarkan.
"Kok L aja, Pak?"
"Tuhkan, Pak lagi," tegurnya tiba-tiba jarinya menyentil jidat Jisoo yang langsung membuatnya mengaduh kesakitan.
"Ini jidat, ya ampun, dikira samsak tinju apa?!" protesnya mengusap-usap bekas sentilan Myungsoo.
Myungsoo tertawa. "L nama panggilan saya, di sana."
"Di sana tuh ada banyak Pa—eh L, maksudnya." Ia tanpa sadar mundur belakang takut kena sentilan. Jisoo mendengus begitu melihat ekspresi mengejek Myungsoo. "Ketawain aja terus Pa—ish! Mulut kurang ajar!" Tangannya asal menabok mulut saat salah memanggilnya.
"Jis!" panggilanya. Bersama Jisoo, entah mengapa senyum dan tawa selalu jadi hal biasa. Gadis Kim ini memang semenarik itu baginya.
"Apa L?" Hampir saja dia salah manggil.
"Kamu tahu kenapa saya selalu mengatakan kalau kamu itu lucu?"
"Karena saya lucu, errr, mungkin? Emang sih, Pak, saya itu menggemaskan—ish! Ini jidat Pa—" mulutnya terkatup rapat tak jadi membantah karena sadar telah menyebut 'Pak'. Pantes jidatnya kena sasaran.
"Kamu panggil Pak lagi, jidat kamu siap-siap ...." Ancaman itu berhasil membuat si gadis Kim menggeleng ketakutan. Myungsoo tertawa geli. Jisoo itu memang lucu. Hanya gelengin kepala saja dia berhasil membuatnya tertawa.
Tiba-tiba Myungsoo menatapnya serius, Jisoo tanpa sadar menunduk. Alangkah baiknya dia menunduk melihat tanah daripada salah tingkah. Bertatapan dengan lawan jenis secara intens itu cukup membahayakan.
Membahayakan jiwa, raga, hati, dan pikiran.
"Gimana kalau kita foto aja?" ajaknya, menahan diri yang kini panas dingin karena semenjak tadi Myungsoo tidak berhenti menatapnya. Jisoo grogi. Dia mengeluarkan ponsel sampai gemetaran.
"Gak apa-apa, kan, Pa—L?" ralatnya cepat sebelum jidatnya kena sentilan untuk ketiga kalinya.
Myungsoo bergeser mendekati, sementara Jisoo mengatur kamera dengan jantung berdegup kencang saat berdekatan dengan Myungsoo, bahkan tanpa sadar terlonjak kaget begitu lengannya menyentuh dada bidang Myungsoo di balut pakaiannya.
Jisoo menelan salivad. Dia sempat melirik pria d isampingnya sebelum fokus ke kamera. "Siap-siap, Pak?" ucapnya.
Hitungan detik membuat mereka fokus melihat ke kamera. Jisoo bersiap akan tersenyum jika hitungan beralih ke angka tiga, sedang Myungsoo masih dengan posisi memandangi Jisoo.
1
2
3
Kamera berhasil mengambil gambar mereka. Tapi anehnya Jisoo tetap diam dengan ekspresi kagetnya meski kamera telah selesai memotret mereka, sementara Myungsoo tersenyum sambil menatapnya.
(O_O)
ekspresi Jisoo
... juga ekspresi Taeyong yang diam-diam mengutit dan bersembunyi.
Yo sup, masih panjang lapak ini 🤘
Apakah yuta dan minhyun lanjut atau udahan? hayo tebak 🙊
Anggap aja jisoo jelek di foto 😭🙊😂
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Ugly Kim | taesoo [✔]
Fanfiction[Proses Penerbitan] Jisoo, si cantik yang harus bertransformasi menjadi seorang Ugly Kim demi memenuhi persyaratan pekerjaan. Namun, bagaimana jika si bos super perfect-nya justru memberikan peraturan aneh? Jisoo harus menjaga jarak darinya minimal...