Selamat berbuka puasa❣
ps. Anggap aja foto yg kucantumin si kim jelek 😭🙈
__________________________Hal yang perlu dilakukan ialah, mencari dalang dibalik beredarnya gosip gay. Ari berpesan kepada Jisoo supaya bertanya ke siapapun yang membicarakan gosip, karena bukan pegawai kantor, dia tidak bisa ikut mencari tahu, sebagai gantinya Hwasa ikut membantu. Dia bertanya ke orang yang pertama kali memberitahunya soal gosip Yuta, lalu menanyakan ke orang itu dari siapa dia mendapatkan gosip.
Proses mencari si biang masalah berujung panjang, sampai Jisoo lupa hari ini merupakan keputusan pihak perusahaan, apakah Yuta dipecat atau dipindah tugaskan. Jisoo sangat berharap Yuta dipindah tugaskan saja. Mereka bertiga telah berdiskusi panjang sepanjang malam dan rela Yuta pindah ke tempat aman tanpa ada gangguan para homophobiac penganut paham 'aku suci, kalian penuh dosa'.
Mulut para homophobiac enggan berhenti, mereka masih membicarakan Yuta dan menebak-nebak, siapa gay lainnya di kantor. Jisoo ingin rasanya berteriak dekat telinga mereka, dan melabraknya supaya berhenti membully.
Setelah berjam-jam menunggu, akhirnya pintu ruang itu terbuka, yang pertama kali muncul adalah Taeyong. Sebagai anak sekaligus boss perusahaan, dia memiliki wewenang untuk ikut serta segala rapat, termasuk rapat keputusan dipecat atau tidaknya pegawainya. Di belakangnya ada Madam Young keluar dengan wajah tegas penuh wibawa, aura tiba-tiba hening dan mencengkamkan, beliau langsung pergi diikuti dua bodyguard setianya. Terakhir keluar Myungsoo bersama Yuta. Mereka terlibat obrolan singkat dan terlihat Myungsoo sedang memberi semangat padanya.
"Gimana?" tanya Jisoo segera mendekati Yuta.
Yuta tersenyum sebelum mengambil panjang napas, dan mengulurkan tangan melewati pundak Jisoo, berhenti di pundaknya. "New York."
"New York?!"
New York tempat terjauh untuk mereka berpisah. Belum lagi biaya terbang ke New York tidaklah murah. Astaga, apa tidak ada negara selain itu?
Jisoo memeluk Yuta erat, menenggelamkan kepalanya di sela lehernya sambil berbisik pelan, "Kapan perginya?"
"Dua hari kedepan."
"Ari pasti uring-uringan tahu soal ini," lirihnya hendak menangis.
"I know!" Dia telah menerima keputusan perusahaan dengan bijaksana. Yuta sangat berterima kasih kepada Madam Young, karena beliau mentoleransi perbedaan seksualitasnya, bahkan beliau tidak sungkan-sungkan menitipkan Yuta ke anak tangan kanannya di New York. Namanya Ten. Madam juga mengatakan, bahwa Yuta tidak perlu khawatir soal Ten, karena mereka berdua sama. Seenggaknya di sana dia ada teman mengobrol dan mau membantunya beradaptasi dengan sekitar.
Seperti dugaan Jisoo, Ari langsung uring-uringan saat diberitahu hasil keputusan sidang Yuta. Dia menangis sepanjang mereka bertelephone dan marah-marah. "Mau dia cewek, cowok, awas aja sampai ketahuan biangnya siapa!" Semoga siapapun-kamu bisa lolos dari Ari.
"Yuta mana?" tanyanya kemudian.
"Lagi beres-beres di ruangannya," jawabnya sambil melihat Yuta sedang sibuk mengepaki barangnya dibantu oleh Hwasa.
"Kok gak bantuin?"
"Aku bantuin tapi karena kamu jadi berhenti."
"Oiya hehe, yaudah, aku matiin." Sambungan mati sepihak. Jisoo bergeleng lantas menyimpan ponsel kesaku rok dan siap membantu Yuta sebelum teguran seorang Boss Lee menahannya.
"Saya ada janji temu di luar, kamu ikut saya!" perintahnya.
Jisoo sampai lupa punya tanggungan kerja lainnya. Terpaksa meninggalkan Yuta setelah pamit dan menyusul Taeyong.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Ugly Kim | taesoo [✔]
Fanfiction[Proses Penerbitan] Jisoo, si cantik yang harus bertransformasi menjadi seorang Ugly Kim demi memenuhi persyaratan pekerjaan. Namun, bagaimana jika si bos super perfect-nya justru memberikan peraturan aneh? Jisoo harus menjaga jarak darinya minimal...