Selamat berbuka puasa❣
__________________________"Eehhh, kamu mau ke mana?" serunya mencegah si anak magang yang bertekad masuk ke kantor si boss.
Nancy berhenti lalu menoleh. "Ketemu Pak Boss."
"Suruhan siapa?" Dihampirinya si anak magang tersebut. Tatapan Jisoo melihatnya dari atas sampai bawah. Dia membatin, yang muda aja bentukannya begini, gimana anak muda lainnya? merasa tersaingi. "Ada keperluan apa sama si Boss, biar aku sampaiin."
"Mau ngasih data keuangan dari Pak Wonho."
"Biar aku aja," katanya berniat meminta tapi Nancy menyembunyikan berkas itu dibalik punggungnya. Jisoo mengernyit bingung.
"Biar aku aja, Kakak gak bakalan ngerti." Jisoo merasa terhina. Biarpun jabatannya sekretaris bukan berarti dia bodoh. Dunia keuangan dia tahu secara signifikan, dulu semasa menjadi sekretaris Bapak Michael, Jisoo selalu diberi tumpukan berkas keuangan untuk dia pelajari sebelum diserahkan langsung ke bossnya.
"Kamu bisa kasih tahu saya secara detail, biar saya sampaikan secara langsung ke Boss Lee."
"Gak bisa gitu Kak, ini perintah langsung dari Pak Wonho!" Nancy ngotot, Jisoo juga tak mau mengalah. Dia begini juga atas perintah Madam Young supaya lebih memperketat pertemuan Taeyong dengan perempuan manapun, sedang Nancy hanya anak magang, tentu dia belum tahu soal penjagaan Boss Lee dari perempuan-perempuan ular.
"Boss Lee gak ada di ruangannya!" ucapnya sengaja berbohong.
"Oh, yaudah saya tunggu," kata Nancy tak mudah dibodohi. Dia menunggu tanpa mau repot-repot menitipkan berkas ke Jisoo.
"Jisoo!" Myungsoo muncul tiba-tiba. "Taeyong di ruangannya?"
"Iya."
"Katanya pergi, gimana sih?!" protes Nancy mendengar jawaban Jisoo barusan. Gadis itu lalu menyerobot masuk ke dalam ruangan Taeyong, bahkan sebelum Jisoo mencegahnya.
"Kamu kelihatan jengkel. Kenapa?" tanya Myungsoo menangkap ekspresi jengkelnya.
"Gara-gara ngelihat ular masuk kandang Anaconda."
"Hah?" bingungnya. "Maksud kamu anak magang barusan?"
"Iya, siapalagi?!" dengusnya makin jengkel.
"Lalu masalahnya?" Nah iya, masalahnya apa. "Taeyong gak bakalan tergoda, kamu gak perlu cemas," kata Myungsoo membuat ekspresi gadis Kim mendadak dungu.
Ngapain juga dia cemas? Hei, apa hubungannya?
"Pak Myungsoo ngapain masih di sini? Bukannya mau ketemu Boss Lee?"
"Gak jadi," katanya masih tersenyum jahil. "Di sini lebih asyik ketimbang di dalam."
"Kok bisa?"
"Menggoda perempuan yang sedang cemburu itu menyenangkan."
"Siapa yang cemburu?"
"Kamu." Kemudian tertawa terlihat senang sekali telah menggodanya.
Masa dia cemburu? Dia hanya jengkel bukan cemburu. Jengkel, ya, jengkel bukan cemburu!!!!
"Tuh, 'kan!" Myungsoo masih mengolok-olok ekspresi jengkel Jisoo dan menudingnya sedang cemburu.
"Saya gak cemburu, Pak!
"Perempuan memang ladang dusta," lirihnya.
Jisoo melotot. Apa-apaan perempuan dibilang ladang dusta. Emang laki-laki bukan ladang dusta?
"Terserah Pak Myungsoo aja."
"Sebelas duabelas sama Taeyong. Sukanya terserah," ledeknya.
"Tau, ah!"
"Nah, orangnya muncul!" Tahu-tahu Myungsoo memanggil Taeyong yang barusan keluar bersama Nancy. "Kamu mau pergi gitu aja gak ngajakin Jisoo?"
"Siapa?"
"Sekretaris kamu"
"Ada urusan penting, lain kali saja," kata Taeyong bergegas pergi bersama Nancy mengekorinya.
Jisoo melongos. Dia sekretaris tak dianggap, kejam banget.
"Sabar ya," kata Myungsoo tersenyum tipis. Jisoo tak acuh, terlanjur jengkel sama dua bersaudara Lee.
ini sengaja di perpendek, huhu, tadi mau edit tp hari ini ada acara keluarga so pendek aja 🙊
btw boss lee gemesin banget gak kuat akoeeeeh 😭😭😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Ugly Kim | taesoo [✔]
Fiksi Penggemar[Proses Penerbitan] Jisoo, si cantik yang harus bertransformasi menjadi seorang Ugly Kim demi memenuhi persyaratan pekerjaan. Namun, bagaimana jika si bos super perfect-nya justru memberikan peraturan aneh? Jisoo harus menjaga jarak darinya minimal...