besok ending
________________Jisoo sufah di flatmate sejak kemarin. Dia pulang giliran Ari pergi. Ari memberi kabar Jisoo dadakan, dia mendapatkan job keluar kota selama empat hari. Baru kemarin siang dia pergi, sementara Jisoo sampai flatmate kemarin malam.
Karena sepi dia terpaksa meminta Yohan menemaninya. Beruntung adiknya tak menolak, dia langsung datang setelah Jisoo merengek. Toh, di rumah pun dia sendiri. Papa pergi entah ke mana.
“Kamu gak nanya pergi ke mana?”
Yohan mengangkat bahu. “Gak tahu. Ditanya paling jawabannya jalan-jalan,” katanya. “Kakak tau sendiri, Papa orangtua paling kuker.”
“Eiyy!” tegurnya memukul pelan lengan sang adik. “Gitu-gitu dia papamu. Gak ada dia, kita gak bakalan ada!”
“Kata siapa?” seru Yohan, menolak mempercayai “tak ada orangtua, tak ada anak”. “Tanpa Papa pun Yohan pasti ada hidup di Bumi dalam versi berbeda. Beda gen, identitas, ras, tapi roh tetap sama.”
“Kamu ngomong apa, hah? Kakak nggak paham,” ujarnya menatap aneh sang adik.
“Akibat zigot terlalu nafsu berkembang begini. Kapasitas otaknya rendah.”
“Kurang ajar!” geramnya hendak memukul kepala Yohan. Yohan lebih dulu mencari aman menyembunyikan kepala di bawah bantal, namun sang kakak tak jadi memukul kepalanya, deringan ponsel mengalihkan perhatiannya.
“Halo, selamat siang Madam. Ada yang bisa saya bantu?” sahutnya menerima panggilan dari Madam Young—boss besar. “Sekarang juga? Saya siap, Madam.” Panggilan berakhir setelah dia mengiyakan permintaan Madam Young supaya datang ke kantor.
Yohan mengikuti kepergian sang kakak lalu bertanya “Kakak mau ke mana?”
“Kantor.”
“Mau aku anter?”
“Gak perlu. Emang Kakak mau minta dianterin?” katanya dibalas ekpresi melongos Yohan. “Kakak dandan jelek dulu!” pamitnya jalan cepat menuju kamar.
“Kapan sih, Kakak bisa jadi jelek?” Yohan bertanya serius. Mau jadi jelek pun bagi Yohan kakaknya tetap cantik. Foto sambil ngupil saja tetap cantik. Dasarnya terlahir cantik mau dibentuk kayak apa juga tetap cantik.
Dasar perempun suka merendah untuk meroket.
...
Setelah mengetuk pintu izin masuk, dia menarik senyum profesional, siap bertemu Madam Young. Seperti sediakala pertama kali memasuki ruangan super besar dan mewah ini, nuansanya tetap sama; penuh keglamoran, banyak barang-barang mewah, warna mencolok, dan singgasana super elegan selalu jadi pusat perhatiannya. Akan tetapi, kali ini ada perbedaan yang cukup signifikan. Jisoo tidak menemukan bodyguard berjas mahal di ruangan Madam. Dia hanya menemukan dua bodyguard di luar, tak seperti biasanya. Perbedaan lainnya, Madam tampak kalang kabut dengan muka lesu dan suram.
“Madam, tidak apa-apa?” tanyanya, penuh hati-hati takut menyinggung kegalauan Madam Young.
Helaan napas berat terdengar sampai telinganya. Jisoo merinding. Hanya mendengarkan saja bulu romanya bergidik ngeri. Luar biasa sekali pengaruh Madam Young.
“Jisoo, kamu ingat Seulgi?” Jelas dia ingat dan tidak akan lupa. Helaan napas terdengar lagi, kali ini dia bersimpati dengan apa pun masalah yang sedang dilanda Madam Young. “Kamu tahu, kan, empat hari lagi anak saya bertunangan.” Oh, untuk ini dia hampir lupa, terlalu sibuk dengan perasaan.
“Saya tak habis pikir. Seulgi meninggalkan anak saya demi pria lain.”
Alisnya terangkat satu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Ugly Kim | taesoo [✔]
Fiksi Penggemar[Proses Penerbitan] Jisoo, si cantik yang harus bertransformasi menjadi seorang Ugly Kim demi memenuhi persyaratan pekerjaan. Namun, bagaimana jika si bos super perfect-nya justru memberikan peraturan aneh? Jisoo harus menjaga jarak darinya minimal...