Selamat berbuka puasa ❣
teruntuk kalian yang menunggu moment ini 💞
_________________________________Siapa yang berhak disalahkan atas insiden kecanggungan flatmate sekarang?
Ari.
Ari si biang kerok pembuat masalah. Di saat lainnya cemas, dia cengegesan tanpa jelas di ruang tamu. Belum lagi dia masih memaksa seorang Boss Lee supaya tetap tinggal di flatmate.
“Pintu belakang, pintu belakang!” kata Jisoo memberi komando sama Yuta yang kelabakan setelah tahu ada boss mereka di sini. “Cepetan, cepetan!” Mereka berdua sedang merencanakan strategi dadakan mengusir Minhyun dari flatmate.
“Maaf banget, maaf banget.” Yuta merasa bersalah telah mengusir Minhyun dari flatmate. Mereka bisa saja menyembunyikan Minhyun di kamar, atau akting mereka satu flatmate, tapi ada Ari. Ari suka bablakan berbicara. Terpaksalah Minhyun pulang lewat pintu belakang. Yuta merasa bersalah apalagi Jisoo lebih bersalah, dia juga merasa tak enak sama boss-nya karena terjebak di flatmate. Gara-gara Ari semua jadi kacau.
“Kalian tuh ya, gemesin banget.” Jisoo masih memuji kedekatan mereka. Matanya berbinar-binar dengan gemas. “Salam perpisahan gitu doang? Aelah, cium kek, apa kek gitu.”
“Berisik, Jis!” ujar Yuta membungkam mulut Jisoo yang banyak bicara. Mereka masih malu-malu.
“Hati-hati, Ganteng!” Ini Jisoo mengantar kepulangan Minhyun sambil dadah sok cantik, sedang Yuta hanya tersenyum malu padanya. Setelah Minhyun pulang, Jisoo langsung menyenggol bahu Yuta dan menggodanya. “Cieee, blushing tuh pipi.”
“Apaan, sih!”
“Halah, sok-sokan malu.”
“Diem!”
“Cieeeeeeee.”
“Jisoo!”
“Cieee, cieeee, cieeee.” Jisoo memang paling suka begitu. Suatu hiburan menyenangkan apalagi saat melihat pipi teman blushing. Hiburan sekali, apakah kalian begitu juga?
Pada akhirnya mereka terjebak di suasana canggung, di antara empat orang saling duduk berhadapan dengan posisi Yuta satu sofa bersama Jisoo, sedang Taeyong satu sofa bersama Ari.
Krik krik krik krik
Ini sudah malam, Taeyong mau pulang, tapi gadis sebelahnya tidak mengizinkan pulang sebelum ikut main bersama mereka bertiga. Katanya, “Tiga kali permainan baru deh pulang.” Itu hanya alasan Ari supaya menahan kepulangan si Boss Lee.
“Teman kamu, tuh!”
“Teman kamu juga!” Sementara Yuta dan Jisoo saling menuding di tempat mereka. “Kasihan banget ekspresi si Boss,” gumam Jisoo prihatin melihat ekspresi Taeyong yang ngenes.
“Aku takut dipecat.”
“Segala dipecat, gajian aja belum,” balasnya sambil menoel pinggangnya. Yuta mengaduh geli dan hal itu menjadi perhatian Taeyong. Dari pertama tahu mereka satu flatmate, pikiran Taeyong langsung melayang ke mana-mana.
“Buruan kocok, ih! Nggak usah lama-lama!” Yuta menurut sebelum Ari mengomel. Tangannya mengocok kartu, mereka bertiga hampir tiap malam senang main kartu, dan berhubung Taeyong di sini, Ari mengajaknya ikut bermain.
“Boss tau mainnya gak?” Jisoo niat baik hati bertanya. Andai si boss belum tahu cara bermainnya, nanti dia akan menjelaskan. Tapi apa? Dia malah diabaikan olehnya. Astaga, salah apa dirinya.
Anda cuek, saya juga bisa, begitu pikir Jisoo.
Selama main kartu, tidak ada yang aneh, semua berjalan baik-baik. Taeyong yang tadinya kelihatan bego, lama-lama paham cara bermainnya. Sesi pertama as always Ari menang. Selain dijuluki angry bird, dia juga mendapatkan julukan 'Dewa Poker'. Saking jarangnya terkalahkan bermain poker. Yuta sama Jisoo sampai heran, kok bisa Ari menang terus sedang mereka kalah selalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Ugly Kim | taesoo [✔]
Fanfic[Proses Penerbitan] Jisoo, si cantik yang harus bertransformasi menjadi seorang Ugly Kim demi memenuhi persyaratan pekerjaan. Namun, bagaimana jika si bos super perfect-nya justru memberikan peraturan aneh? Jisoo harus menjaga jarak darinya minimal...