Thirty-seventh

2.6K 430 171
                                    

"Tungguーkembali ke Nathalucian? Menjaga Namjoon?"

Otak Seokjin tidak mampu lagi untuk berpikir lebih jauh. Matanya nyalang menyambar Yoongi, menemukan rahang pria itu mengencang kaku. Kedua alis Yoongi menukik tajam, satu hal yang menjadi kebiasaan kala ia berpikir keras. Tampaknya Yoongi sudah lebih dulu mengetahui sesuatu tanpa Seokjin menyadarinya.

"Aku... tidak paham." Seokjin menggelengkan kepala. "Sungguh, aku tidak paham. Apa maksudmu, Hoseok-ssi? Kauーbercanda, kan?"

Mata Hoseok terpejam. Sangat mengerti bahwa setelah ini kehidupannya tidak akan lagi sama seperti yang sudah ia rencanakan sebelumnya. Meninggalkan bumi dan pergi ke Nathalucian itu memang benar-benar ide yang....

....gila.

Air muka Namjoon menggelap, Hoseok menarik napas panjang, perlahan membuka mata. Ia tahu Namjoon tidak pernah setuju tentang keputusannya, tapi tekad Hoseok sudah bulat, sebulat bola mata Seokjin saat ini. Sadar bahwa setiap pilihan itu memiliki resiko dan konsekuensi masing-masing, Hoseok ingin untuk kali ini saja, Namjoon mendukungnya sebagai sahabat.

"Aku tidak bercanda, Seokjin-ssi, aku serius. Biarkan aku yang menggantikan posisimu di Nathalucian. Kau tidak perlu khawatir lagi sekarang."

"Tapi, kenapa?" Wajah Seokjin masih diliputi keraguan.

Kenapa Hoseok tetap keukeuh ingin pergi ke Nathalucian?

"Karena aku menyukai Min Yoongi. Aku menyukai sahabatmu itu, Seokjin-ssi."

.
.
.

"HAH?!"

Suara terkesiap meluncur dari bibir Seokjinーaura Yoongi menggelap, mengalahkan pekatnya malam.

"BrengsekーJung Hoseok!!" Ditatapnya Hoseok tajam-tajam, tangannya sibuk menahan Seokjin yang nyaris mencelat dari tempat tidur. "Jangan percaya dia, Jin-ah. Dia hanya mengerjaimu," gerutuan frustasi Yoongi keluar, membuat Seokjin berjengit.

Hoseok lantas tersenyum simpul. Reaksi Seokjin dan Yoongi sungguh menghibur hati. Berusaha menghindari cengkeraman mata Namjoon, bukan berarti Hoseok takut, hanya saja ia memang tidak ingin semuanya menjadi tegang hanya karena keputusannya.

Hoseok berdeham ringan.

"Ah, padahal kupikir kau akan senang karena ada yang menemanimu pulang, Yoongi-ssi. Ternyata sumbu-mu pendek sekali, ya."

Yoongi berdesis jengkel. Seokjin hanya mengerjap, menatap Yoongi dan Hoseok secara bergantian. Ketika Yoongi akhirnya memalingkan muka, barulah Seokjin tersadar, Hoseok tengah menyembunyikan alasan yang sebenarnya dari Seokjin.

Pasti bukan karena itu, bibirnya mengerucut kecewa.

"Hoseok-ssi... kau menyebalkan..."

Kekehan Hoseok ringan mengudara. Sejenak perhatian mereka teralih, tertuju pada pintu yang terbuka dan menampilkan Jimin yang baru saja masuk ke dalam ruangan diikuti Jeongguk dan Taehyung. Pandangan Hoseok dan Jimin bertemu sekilas, Jimin lebih dulu memalingkan wajah dan berjalan ke sisi Namjoon.

"Tidak bisakah kau memikirkannya sekali lagi, Hyung? Kenapaーkenapa semuanya terlalu mendadak?" lirih Jimin penuh sesal.

Manik Jeongguk berkaca-kaca. Baru saja ia sampai bersama Taehyung untuk menyambangi Seokjin, namun berita mengejutkan dari Jimin di luar pintu membuat tangannya tidak berhenti bergetar penuh gejolak emosi.

"Hyungーapa itu benar? Kau akan pergi ke Nathalucian?"

Hoseok mengangguk. "Ada yang datang, ada yang pergi, Jeongguk-ah. Bukankah itu sudah hukum alam?"

NATHALUCIAN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang