Tidak mengerti apa yang terjadi, Hyunjin sadar dan tiba-tiba sudah berada di kolong meja. Apa yang dia lakukan selama tidak sadarkan diri? Apa yang terjadi?
"Ngin, kok gua bisa di kolong?" Hyunjin masih belum mengerti.
Jeongin yang bosan karena sudah ratusan kali Hyunjn menanyakan itu.
"Yuk sekali lagi nanya, gua kasih piring antik.""Y-ya kan gua belum bisa percaya kalo gua bakal kambuh sleepwalking." sahut Hyunjin sambil menangkup pipinya.
"Gua harap sleepwalking lo bukan penyebab salah satu kematian dari kita, Jin." Jeongin menepuk pundaknya.
Hyunjin mengerjap, "Semoga,"
"Tadi pas gua keluar lo udah gak ada, makanya gua nanya Jeongin, terus ngebantuin nyariin lo. Taunya di bswah kolong," jelas Lino
"Dan tadi... Tunggu, gua kaya bawa sesuatu, dimana?"
Lino dan Jeongin saling menatap.
"Bawa apaan?" tanya Lino."Ada, tadi tu ada yang gua bawa, beneran gua gak boong." Hyunjin bangkit dan melihat ke sekelilingnya.
"Ngimpi lo, tadi gak bawa apa-apa."
"Ada, Ngin!" sahut Hyunjin lebih tegas.
"Apa emang yang lu bawa?" tanya Lino sambil membantu mencari yang Hyunjin cari.
"Ah halu lo, jelas-jelas tadi gak bawa apa-apa," Jeongin meyakinkan.
"Ada, gua bawa.... Pistol."
Sudah malas mengurusi penyakitnya yang kembali muncul, yaitu sleepwalking. Ia lebih memilih menghibur dirinya sendiri dengan melihat beberapa musik video yang ada di ponselnya.
"Jin, jadi gak?" Lino menghampiri Hyunjin.
"Oh iya, mana laptop gua?" tanya Hyunjin.
"Gak ada di kamar, gak tau dimana, bukannya buat mantau sisi tv ya?" sahut Lino, yang membuat Hyunjin tiba-tiba bangkit dari posisinya.
"Sisi Tv? Tunggu,"
Hyunjin baru ingat, bahwa laptopnya dan i-pad miliknya berada dikamar Woojin, karena saat kemarin semua saluran sisi tv ia pindah di laptopnya oleh Woojin.
Dengan begitu berarti semua yang terjadi di rumah, pasti terekam disana.
Hyunjin berlari ke arah kamar Woojin, dengan berhati-hati ia lewat di antara kamar para teman-temannya.
"Jin!" panggil Lino yang masih mengikuti Hyunjin dari belakang.
"Cepetan!"
Hyunjin membuka pintu kamar Woojin yang memang sengaja Hyunjin kunci, dan kuncinya selalu ia yang memegangnya. Saat ia masuk, Hyunjin melongo melihat isi kamar Woojin.
Jendela kamar terbuka lebar, laptop miliknya bahkan terbelah menjadi empat bagian, dan i-pad miliknya sudah hancur berkeping-keping.
"Bangsat."
Rahang Hyunjin sukses mengeras dengan tatapan mata yang menajam, emosinya mencapai puncak.
Buaaghh!
Prank!
Hancur sudah jendela kamar Woojin, kesabarannya sudah habis, siapa pelakunya. Siapa yang membuat kekacauan ini semua.
Ponselnya berbunyi notifikasi yang masuk, segera ia buka dan sedikit melirik Lino yang masih mematung dengan barang-barang yang masih berantakan di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dorm || Straykids [END]
Mystery / Thriller'Don't easily give trust to others.' Siapa yang tahu isi hati manusia? Punya niat buruk atau tidak? -Straykids- story by : Bertha Nanda