5. Party ;2

2.4K 264 32
                                    

Dokter menghampiri Lino dan bertanya kepada Lino
"Apa kamu salah satu keluarga dari gadis ini?"

Lino mengangguk.

"Maaf tapi kedatangan kalian terlambat jadi kami harus mengangkat bayi itu di dalam rahim ibunya... ya, gadis itu mengalami keguguran."

"A-apa ada lagi selain itu?"

Dokter itu menunduk,
"Kami.. tidak bisa mengatakannya padamu, harus pada orang yang lebih dewasa, seperti orang tuanya."

Lino menggusar wajahnya sendiri, terdapat kekesalan dan kebencian, namun ia tidak bisa meluapkan nya karena ini bukan kesalahan—bukan sepenuhnya kesalahan Hyunjin, ada apa sebenarnya, siapa yang berani melakukan ini, siapa yang membuat Alya berlari di tengah malam, ada apa  teror apa ini.., itu terus menjadi pertanyaan di benak Lino.

"Lin, Lin.. maafin gua, gue bener-bener minta maaf sama lu, coba aja kalau malam tadi gue nggak ngebut, gue pasti hati-hati dan gak bakal nabrak di situ.. maafin gue Lin."

Lino menggeleng,
"Ini bukan sepenuhnya kesalahan lu, gua masih nyari alasan kenapa Alya lari di tengah malam siapa yang buat Alya kayak gini,"

Hyunjin mengernyit,
"Maksudnya apa gua yang ngebunuh bayi itu, gue baru aja nabrak calon istri lu, maksud lu ada orang lain dibalik Alya yang lari malam?"

"Nggak Jin, gue nggak sepenuhnya nyalahin elu, ya emang lu salah karena lu ngebut.., tapi lu pikir buat apa Alya lari malam-malam? dan gue masih mikir di handphone Alya selama sebulan ini ada orang yang terus nelponin Alya tapi nggak dikasih nama di kontak nya, dan semalam kayaknya sebelum kejadian lu nabrak dia, dia abis ditelepon sama nomor itu lagi, gua nggak ngerti Jin."

"Jadi maksud lu Alya diteror?"

"Iya gue yakin aja diteror nomor ini bakal gue lacak dan gue bakal habisin siapapun itu." Ujar Lino dengan mata penuh amarah.

"Woi-woi! kok gue bisa di rumah sakit sih?" Felix menghampiri Hyunjin dengan kepalanya yang masih terasa sakit.

hyunjin menoleh ke asal suara ternyata Felix sedang berjalan menghampirinya dengan tidak menentu langkahnya.

"Kambing lu gua mau udah deg-degan lu nggak bangun-bangun, goblok kali! Kita tuh semalam habis nabrak anak orang!"

Felix terdiam dengan 1 tangan yang menyagang tubuhnya di tembok
"Ah berjanda lu!.. kan semalam sepi-sepi aja,"

"Siwer goblok mata lu!"

"Eh ada Bang Lino," Felix menyengir dan langsung menghampiri di depan Lino, lalu ikut berjongkok.

"Pada ngapain sih deprok disini yailah."

"Itu yang gua tabrak di dalam, dia.. dia tuh ceweknya Lino." Sahut Hyunjin.

"Dih Bang, lu kagak ngomong apa-apa ke kita!?"

"Ya mau gimana lagi.. gua salah besar sama dia, ya malu lah gua mau ngomongnya"

"Salah besar gimana? maksudnya apa? terus gimana itu ceweknya? Ada yang luka nggak? woi yailah kok ribet sih!!"

"Lu nanya bisa nggak dikit-dikit gitu?! Pusing gue jawabnya, ini juga lagi mumet tau nggak gua mikir! Lu udah nanti aja belakangan mau ceritanya, sekarang mah mending bantuin gua lu berdua sama-sama intelejen juga kan biasanya mikirnya kuat, gimana nih buat jebak orang itu!" Sahut Lino kesal.

"Orang siapa anjiiiir, gua aja nggak tahu awalannya apa, yang mau dicari apa, akarnya dulu apa, jelasin dulu jambang!"

Hyunjin menepuk dahinya lalu ia menarik Felix dan langsung menjelaskan apa saja yang sudah terjadi tadi.

Dorm || Straykids [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang