Hyunjin tidak sengaja melihat sebuah pisau pemotong daging di atas kasur Felix, kamarnya sedikit terbuka dan Hyunjin sedikit mengintip dari luar.
Hyunjin mengingat kejadian-kejadian sebelumnya, tapi untuk apa pisau itu ada di kamar Felix.
"Jin, ngapain? Sini masuk."
Ternyata ada Jisung yang sedang bermain PS bersam Felix.
"Gabut aja," sahut Hyunjin asal.
"Gabung sini," Felix memanggil Hyunjin yang hanya menyembulkan kepalanya di pintu.
"Enggak ah, mau siap-siap gua ambil kelas malem, oiya nanti kalo ada yang mau keluar gua nitip bahan salad ya?"
Jisung mengacungkan jempolnya,
"Malem nanti gua ke supermarket.""Beraksi."
"Kawand-kawand gua pulang dulu yaaa, Pagi gua pulang lagii, Emak gua nelpon," teriak Changbin di ruang tengah menggelegarkan ruagan.
"Bacot bangsat! Pergi gak usah balik sekalian juga iklas gua!" sahut Bangchan yang melintas dan langsung masuk ke kamarnya.
"Sewot aja goblok minta baku hantam!"
"Udah Chang, ti-hati ye." sahut Jisung sambil melambaikan tangannya.
"Tumben ada apa emang mak lo minta lo pulang?" sahut Lino.
"Gua punya adek lagi, hahah."
"Anjay selametan ye,"
"Salam emak lo ya!" teriak Jeongin dari dalam kamar.
"Makin jadi, makin muak!"
"Ngin, jaga rumah ya, gua balik pagi." Hyunjin pamit pergi, untuk kuliah karena ia mengambil kelas malam.
"Jin," Jeongin merasa akan ada yang terjadi lagi, muncul suatu bayangan di kepalanya.
"Kenapa? Indra lo bekerja lagi?" Hyunjin memegangi lengan Jeongin yang mengerang.
"Gak. Gapapa, l-lo hati-hati." sahutnya dan langsung pergi masuk kamar.
Hyunjin merasakan aneh dari Jeongin, ya Jeongin benar, ia harus hati-hati.
"Bahaya,"Sepasang kini mata menajam,
"Gua harus hati-hati, sama anak ini."Dengan niat yang sudah mantap, kini ia mengambil jaket dan maskernya, lalu keluar dari kamarnya, dengan memastikan semuanya aman.
Jalan dengan berhati-hati, karena jam sudah menunjukan pukul sembilan malam, wajar saja semua sudah tidur.
"Jisung, mau kemana?"
Felix keluar kamarnya, tidak sengaja melihat Jisung yang melintas.
"Ha? Ke supermarket, Hyunjin kan nyuruh beli salad."
"Malem amat, yaudah ti-ati lo yak."
Jisung mengacungkan jempolnjya.
"Selamat,"
Changbin menunggu giliran bisnya datang, dari sore penumpang masih saja penuh, Changbin masih menunggu bis yang bisa ia naiki.
Tiba-tiba ia merasa ingin buang air kecil, ia menitipkan tasnya pada satpam yang berdiri di sampingnya.
"Pak, bentar saya pengen ke toilet."
"Changbin!"
Changbin pun menoleh ketika namanya di panggil seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dorm || Straykids [END]
Misterio / Suspenso'Don't easily give trust to others.' Siapa yang tahu isi hati manusia? Punya niat buruk atau tidak? -Straykids- story by : Bertha Nanda