1. First

7.5K 748 123
                                    

One shot

"Lo bisa kejar kita, ayo jangan minder, tunjukin kalo lu bisa, Jin."

"Tapi.. OP selalu nilai gua jelek, dan gak sempurna, gua takut..."

"Lo bisa..." Bangchan menepuk pundak Hyunjin

"Dan lu, jangan down dari omongan orang-orang disini," ucapnya pada Lino dan Woojin.





Sembilan pria tampan dengan penuh pesona di atas panggung, aura kuat yang mereka miliki mampu membuat siapa saja tak mengalihkan pandangannya.

Kesuksesan baru saja mereka raih dalam konser album baru mereka.

"Malem ini kita kumpul dulu." Bangchan merangkul Jeongin yang sedang sibuk melepas jas yang ia pakai.

"Mau ngapain lagi? Mau tidur banget ini badan, capek tau!" Jeongin menyenderkan kepalanya di bahu Bangchan.

"Gua.. Gak mau nunggu lama, buat bikin party."

"...kehancuran hhh.."

Karena memang malam ini, mereka juga akan menempatkan Dorm baru, jadi harus banyak barang yang di pindahkan.

"Hyunjin, di jas lu ada kater buat apa?"

Hyunjin mengerjap, lalu memalingkan wajahnya ke arah lain,
"Itu jas banyak bulu-bulu ngejuntai, nyantol mulu anyink, kalo gua tarik brudul benangnya, makanya gua bawa kater, tadi nyari gunting kecil, gak ada."

"Bangchan, lu liat tas merah gua gak?" Lino mengobrak abrik tumpukan koper yang ada di dekat mereka duduk.

"Gak."








Sedangkan, salah satu dari mereka tersenyum penuh kemenangan.
"Pintar bertindak ternyata, tapi kurang lihai dalam menyembunyikan, uh!" gumamnya pelan sambil menerawang jauh apa yang akan terjadi selanjutnya adalah kebahagiaan.
















01.20 siang.

Woojin menenteng dua paperbag dan tas yang cukup besar di punggungnya, ia membantu Jeongin karena barang-barang bawaan miliknya terlalu banyak.

Jeongin yang sedang menarik koper besarnya dari dalam mobil juga sedikit kesulitan karena banyak tumpukan tas lain di dalam mobil.

"Mentingin diri sendiri amat, turunin aja semua kopernya, nanti kan gampang nurunin koperlu, tangannya pake coba lah buat bantu, pelit amat ama tenaga."

Jeongin yang merasa dirinya di sindir dan di jatuhkan pun geram dengan Han berdiri di sampingnya sambil membawa dua kardus besar.

"Biasain pake sopan santun bisa gak sih?"

"Kenapa? Gua ngomong benerkan? Udah sopan loh tadi," sahut Han tertawa meremeh, "dasar manja."

"Sat! Gua di ajarin sama orang tua gua buat ngehormatin yang lebih tua, bukan takut sama yang lebih tua, lo ngomong kaya tadi seakan-akan—"

"Apa, nyata kan?" Han tertawa mengejek.

"Lu tu kenapa si? Punya masalah hidup?" Jeongin mencoba masih menahan emosi.

"Nggak sih, muak aja ngeliat sikap bocah dari lu, kek kek apa gitu. Cowo dikit lah,"

"Jingan!" Jeongin menarik hoodie yang di pakai Han dan menghantam tubuh Han ke pintu mobil, sehingga kepalanya terbentur.

"Lo jatohin gua, gua bisa nginjek lo, Nyet! "Jeongin lepas kendali.

Changbin yang melihat dua anak itu bertengkarpun langsung menjadi penengah di antara mereka.

Dorm || Straykids [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang