"Jaa, karena bilangnya 'kita', apa artinya Saiki-san juga cenayang?"
Karena tidak dapat membaca pikirannya aku jadi lengah. Belum saja menyiapkan jawaban jika ia bertanya seperti ini, namun mungkin memang lebih baik jika ku manipulasi saja pikirannya sekarang dengan alat seperti Nana.
"Ah, itu... ada pesawat di atas."
"Eh? Ah iya, di atap rumahku memang ada landasan untuk pesawat kecil."
"Ah...."
Sekaya apa dia ini!?
Ah, pada akhirnya kami bertiga jadi naik ke atas untuk melihat-lihat pesawat milik keluarga Hanamaki.
Aku ikut bukan dalan artian memang mau, sebenarnya ini karena Toritsuka dan Aiura memaksa dengan mengancam. Ya bisa saja sih, aku ancam balik. Namun...
"Pesawat yang ada disini hanya ada tiga, namun keluargaku juga mempunyai showroom Pesawat di Tokyo. Lagipula rumah ini cukup kecil, tidak akan muat jika menaruh semuanya disini."
Jika seandainya dia berhasil membuat Toritsuka dan Aiura buka mulut ini akan menjadi bencana untukku. Terlebih lagi orang ini tidak dapat kubaca isi pikirannya.
"Wah, hebat! Apa kau bisa mengendarainya?"
"Ah, sayangnya tidak bisa."
"Heee, kalau dari atas sini, pasti akan sangat mudah untukku mengintipi cewek-cewek di atas apartemen yang sedang ganti baju...!"
"Ha?"
"Ha?"
Ha?
"Ah, ti-tidak. Abaikan saja."
Ya, semakin Toritsuka membuat ulah semakin posisiku aman.
"Ayo, toritsuka, terus keluarkan hasrat kemesumannu di depan Hanamaki-san."
"Ma-mana bisaaa!??"
Orang-orang ini mau sampai kapan sih mau disini? Ini sudah gelap padahal. Ada baiknya jika kalian segera kembali agar ia tidak kembali.membahas soal cenayang.
"Miko-chan kan bisa membaca aura, bagaimana dengan auraku?"
"Eh, eto..."
Ga-gawat... kalau sampai ia bertanya soal aura sementara aku berada di dekat Aiura...
"Ha-hari ini aku sedang tidak enak badan... jadi aku sedang tidak bisa, haha..."
Tidak, alasan seperti itu malah...
"Kalau begitu hari senin saja, ya! Aku yakin tiga hari adalah waktu yang cukup untuk seorang cenayang menyembuhkan diri!"
Semakin berbahaya...
------- M i n g g u
Hari minggu, hari yang harusnya sangat tenang untukku tidur seharian. Namun, jika aku tidak pergi sekarang maka Nendou dan Kaido akan datang untuk menghancurkan hari minggu yang tenang ini.
Jadi, hari ini aku berteleport ke sebuah restoran di kota sebelah. Untungnya kota ini sangatlah sepi, jadi berteleport juga tidak akan menarik perhatian banyak orang.
Selain itu, restoran ini sedang mengadakan diskon untuk es serut kopi dengan pudding kopi di dalamnya. Di atasnya dilapisi cokelat kopi dan krim kopi! Benar-benar kenikmatan penuh dosa yang tepat untuk hari minggu yang tenang.
"Tolong, menu spesial es serut kopi dan kopi biasa satu."
"Baik, tuan."
Ini adalah hari minggu yang tenang. Ya, begitulah pikirku...
"Ah, Saiki-san?"
Seseorang yang kehadirannya tak dapat kurasakan...
Hanamaki-san!
"Wah, kebetulan sekali aku bertemu denganmu disini. Ternyata Saiki-san suka makanan manis dan kopi, ya?"
Kebetulan sekali lo ganggu ketenangan di hari minggu gua. Ya, seperti kata orang. Lepas dari kandang ke mulut harimau.
Dan juga tidak ada yang memperbolehkanmu duduk, bukan? Lagipula tidak mungkin kau kesini sendirian, kembalilah pada pasanganmu.
"Saiki-san kesini dengan siapa? Tidak mungkin sendirian, kan?"
Harusnya gua yang nanya begitu.
Aku mengangguk kecil. Setidaknya ini lebih baik daripada mengabaikannya, kemungkinan ia akan merocos lebih panjang lagi setelah ini.
"Hee? Aku tidak tahu kalau Saiki-san juga suka pergi menyendiri ke tempat yang jauh!"
Kalau kau juga suka kenapa kau tidak pergi dan menjauh saja? Yare-yare, mungkin tuhan memang tidak menyayangiku.
"Ini pesanannya tuan. Apa ada yang mau ditambah?"
"Tidak."
"Wah, benarkan. Sudah kuduga kau akan pesan ini."
Berisik.
------ e h e m
"Tak masalah, kok. Aku juga sering melupakan dompetku. Kau bisa ganti uangnya kapan saja."
Ya, hari ini memang hari sialku. Setelah kabur demi ketenangan namun malah bertemu Hanamaki, aku juga melupakan dompetku. Untung saja aku tidak harus melakukan apport berkali-kali seperti waktu itu.
"Oh ya! Mumpung kita disini, dan juga sebagai ganti uang yang tadi, kenapa kau tidak menemaniku untuk membeli pakaian baru?"
Yare-yare, merepotkan.
Akhirnya aku menuruti permintaannya. Sesuai dugaan, ia pergi ke sebuah toko baju elit yang harga rata-rata pakaiannya 10.000円 ke atas. Bahkan ia memintaku untuk memilihkannya pakaian untuk berpergian.
Mau tidak mau, sih. Habis ternyata es serut tadi hanya diskon untuk lima pembeli pertama dan aku adalah pembeli keenam. Dengan kata lain total harga es serut dan kopi beserta pajak adalah 9.800円. Aku bahkan sudah menggulung pakaian untuk bersiap-siap menyuci ratusan piring disana. Untungnya Hanamaki-san mau membayarnya terlebih dahulu.
Kalau aku bawa dompet sekalipun uangnya juga kurang, sih.
"Saa, Saiki-san, menurutmu lebih bagus yang merah muda terang atau merah muda gelap?"
Ah, aku tahu. Ini adalah jenis pertanyaan dimana jika aku menjawab yang A ia akan mempertimbangkan yang B, namun jika aku menjawab yang B ia akan mempertimbangkan yang A. Walau pada akhirnya ia akan membeli yang C.
"Yang mana saja bagus."
"Ah, begitu, ya? Tapi yang hitam juga bagus. Aku ambil ketiganya saja deh."
Ah, aku hampir lupa kalau dia orang kaya...
Kalau disuruh memilih, aku lebih suka pakaian yang simpel namun tidak membuatmu tampak mencolok. Tetapi dengan karisma Hanamaki-san yang mencolok mau dipakaikan apapun akan tetap menarik perhatian.
Itu sebabnya aku harus meminimalisir penggunaan pakaian. Dalam artian lebih baik kaos biasa dengan rok dan sepatu. Dibanding dengan baju, kardigan, rok yang meriah, topi, stocking dan sepatu.
Dalam kasus ini aku memilih sebuah turtle neck putih lengan panjang yang tampak hangat dengan sebuah rok kotak-kotak coklat selutut. Kemudian sebuah sepatu kulit semata kaki yang mudah untuk di lepas.
"Wah, selera Saiki-kun bagus juga. Akan aku ambil!"
Yah, total harganya tidak simpel sih...
------
Turtle neck lengan panjang putih
17.000円
Rok coklat kotak-kotak abstrak
21.000円
Sepatu kulit dengan permata dari prancis
32.000円Total pilihan Saiki : 70.000円
[ Saiki : "Tidak apa, tidak usah dibeli."
Hanamaki : "Saiki, ayo kita beli sepatu yang sama!" ]
KAMU SEDANG MEMBACA
Kusuo's : SAIKI KUSUO NO PSI NAN FANFICT
FanfictionSebuah fanfiction komedi semata, yang kerap membuatku kesal atas munculnya cenayang baru? Ah, tidak, aku tidak kesal karena tidak dapat menyainginya. Aku hanya kesal karena ia kerap muncul dipikiranku, begini ya rasanya orang yang untuk pertama kali...