30. End

2.3K 78 43
                                    

Jisoo menuju pemakaman ibu Ryool itupun atas pemberitahuan Hiro. Sebab tempat yang ditanyakan Ryool sebelum menghilang adalah tempat peristirahatan terakhir ibunya.

Jisoo kini berjalan menuju ruang pemakaman namun disana tak mendapati Ryool ada,  namun ada bunga yang masih baru terletak manis didekat foto ibunya Ryool. Jisoo bisa sedikit lega seridaknya Ryoolnya baik baik saja dan kini tinggal dia menemukan keberadaanya.

Berjalan keluar dari gedung itu, mata Jisoo terpusat pada sebuah pohon besar yang rindang. Jauh dari gedung itu namun hati Jisoo seakan berbisik untuk mendekat. Dan disanalah akhirnya Jisoo dapat melihat cintanya.

Ryool tengah duduk bersandar disamping pohon besar itu sembari memejamkan mata. Entah apa yang sedang ia pikirkam. Jisoo bukan cenayang untuk bisa membaca pikiran Ryool tapi setidaknya Jisoo ingin sekali memeluk tubuh rapuh itu. Menghangatkannya dan menguatkannya. Menggandeng tangannya dan mengembalikan senyuman Ryool.

......

"Pih,  Jisoo sekarang bersama Ryool jadi papih gak perlu khawatir lagi dan bilang pada paman Radith kalau Jisoo akan bicara dengan Ryool"Jisoo memberi kabar pada keluarganya kalau dia menemukan Ryool yang sejak dua hari menghilang.

Kini Jisoo berjalan menuju tempat Ryool bersandar. Ryool kini duduk dibawah pohon dekat tempat pemakaman ibunya. Pohon besar yang rindang dan menghadap disebuah danau yang cantik.

"Ryool sayang. Aku merindukanmu. "Sontak Jisoo langsung memeluk Ryoolnya dari belakang.

"Aku merindukanmu,  jangan pergi lagi ya."Pinta Jisoo yang memeluk Ryool makin erat dan menciumi punggung Ryool yang terlihat rapuh.

Tapi Ryool merenggangkan pelukan itu dan menatap mata Jisoo dalam, mengisyaratkan sesuatu yang enggan Jisoo tahu bahkan dengar kata kata itu.

"Jisoo, orantuaku melukai keluargamu."Ryool mulai menangis dan tak berani menantap Jisoo. Dia ikut terluka,  dia ikut merasakan karena tahu pamannya begitu menderita waktu itu. Waktu Yunho tidak bisa berjalan lagi dan harus terpisah dengan puteranya.

"Kenapa,  itu sudah berlalu sayang papah dan papih kini baik baik saja, kita bisa bersama dan bahagia." Jisoo menangkup kedua pipi Ryool dan memaksa Ryool menatap matanya.

"Lihat aku Ryool aku sekarang ada dihadapanmu tidak ada yang terluka jadi tidak perlu kamu mengkhawatirkan hal yang tak perlu"Jisoo meyakinkan Ryoolnya agar tidak perlu memikirkan masa lalu.

"Kita pulang ya,  paman membutuhkanmu"Jisoo mengusap airmata Ryool.

"Aku tak bisa Jisoo,  untuk saat ini aku tak mampu melihat mereka setelah tahu apa yang sudah ayahku perbuat. Mereka membesarkanku dengan baik tanpa pernah mengolokku" Ryool menatap langit sembari menghapus airmatanya sendiri.

"Karena kamu putera mereka,  jadi kamu tidak usah merasa bersalah seperti ini. Semua telah berlalu sayang. Kita pulang ya" Ajak Jisoo kembali. Sembari memeluk Ryoolnya.

Tapi Ryool kini melepas pelukan Jisoo dan melepas cincin itu. Memberikan kembali pada Jisoo.

"Maafkan aku,  aku tidak bisa. Aku ingin kamu bertemu dengan orang yang lebih baik dari aku" Ryool menjauh dari Jisoom

"Kenapa seperti ini,  jangan pergi. Kamu tak boleh pergi"Jisoo berlari kearah Ryool dan menggenggam tangan Ryool erat dan enggan melepaskannya.

"Kumohon lepaskan aku Jisoo,  kali ini saja. Aku merasa pengap dan ingin meningalkan semua kepenatan ini. "Ryool jengah dia ingin teriak sekencang kencangnya. Dia muak dengan takdir yang dia terima. Kebahagiaan yang didapatnya itu nyatanya adalah penderitaan yang sebenarnya diterima oleh keluarga Jisoo, pikirnya.

"Berapa lama? "Tanya Jisoo,  Jisoo ingin memberi ruang pada Ryool.

"Sampai kamu bertemu orang baru dan lebih baik dariku"Ryool menatap Jisoo dan meminta Jisoo untuk melepas pegangannya dia terlalu lemah untuk sekedar berontak melepas pegangan itu.

"Apa yang kamu bicarakan,  kamu adalah belahan jiwaku,  kamu itu cintaku. Kenapa aku perlu mencari orang baru. Kamu Ryool, kamu yang aku butuhkan."Dan kini Jisoo menunduk dan berlutut didepan Ryool.

"Jisoo,  kumohon jangan seperti ini. Kamu membuatku merasa makin buruk."Ryool memalingkan muka dia tak ingin goyah dan kini menghapus airmatanya sendiri.

"Aku akan pergi" Ryool akhirnya memutuskan untuk pergi dan meninggalkan Jisoo.

"Ryool" Teriak Jisoo mencoba menahan Ryoolnya tapi Ryool tetap teguh dan berjalan lurus.

"Kelak kalau kita bertemu lagi maukah kamu kembali?"Teriak Jisoo dengan sekuat tenaga, Ryool sudah jauh dari pandangannya. Namun saat Jisoo berdiri, dia melihat Ryoolnya melamabaikan tangan. Dan memberikan kode.

👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌

"Aku akan menunggu moment itu" Ucap Ryool tanpa menoleh.

The end

Udah dikit bikin dongkol,  maaf eoh.
Terimakasih karena sudah mau mampir di cerita aku. Semoga harimu menyenangkan.

Musmus_love
14/05/19

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HCL Book 5 //Hot Rival //(BxB) TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang