Suasana pagi dirumah Jisoo.
Ryool ikut pindah dan tinggal dirumah lama Jisoo. Sebenarnya Ryool meminta Jisoo untuk tinggal dengannya tapi Jisoo enggan dia ingin mandiri dan membiayai Ryool dengan hasil kerja kerasnya, tapi untuk tempat tinggal untuk sementara sebenarnya Jisoo membebaskan Ryool untuk tinggal dengan orangtuanya saja ditempat mereka yang lebih bagus tapi nyatanya Ryool tetap setia untuk tinggal bersama Jisoo. Jisoo ingin punya rumah sendiri dengan hasil tabungannya setiap bulan.
Fighting Jisoo.
"Selamat pagi" Ryool bangun namun kaget Jisoonya nyatanya bangun lebih awal dan melongo melihat ponselnya. Ryool pun mendekat dan memeluk Jisoo dari belakang.
Greppp, Jisoo pun membalikkan tubuhnya dan kini berhadapan dengan Ryool.
"Pagi sayang, mmuach" Jisoo lantas muncium bibir Ryool dan kembali fokus keponselnya dan hendak menelpon Gio. Pesan yang dikirim Gio dan banyak panggilan yang terabaikan membuat Jisoo khawatir. Tapi sedari tadi Jisoo memanggil sekarang gantian Gio tak mengangkatnya. Jisoo pun bernafas lelah dan berharap tidak ada sesuatu hal yang buruk terjadi.
"Sayang, semalam kita minum ya? 'Tanya Jisoo tiba tiba vikun dan memaksa mengembalikan ingatannya dengan secara mencurigakan menatap Ryool. Spontan Ryool yang tahu apa yang terjadi semalam merasa kesal. Masak ada 10x panggilan Jisoo sama sekaki tak mendengar? Dan Jisoo menunjukkan riwayat panggilan itu pada Ryool.
Biasanya, walau dalam mode getar Jisoo pasti mendengar karena terletak di nakas samping tempat tidurnya.
"Enggak emang kenapa, hmmm" Ryool masih bermalasan dan memeluk perut Jisoo makin erat biar Jisoo susah nafas. Ryool juga ingin nampol itu wajah Jisoo ditempat, tapi sayang nanti babang caemnya jadi memar.
"Semalam kita tak minum dan hanya tidur. "Ryool pura pura dan ingin tahubekspresi Jisoo. Ingat atau tidak tapi dalam hatinya Ryool berfikir Jisoo sangat keterlaluan. Saat melihat ekspresi Jisoo yang hanya biasa.
"Hanya tidur? Baiklah" Suara lelah Jisoo dan dia tengah menguji kesabaran Ryool.
Wah......
"Sungguh kita tak minum, tapi kenapa aku mengabaikan telpon dari kakak ya. Apa aku terlalu lelah dan langsung tidur? "Jisoo benar benar lupa, mungkin kegiatan ekstra setelah pulang mengajar itu hampir setiap hari dilakukan jadi Jisoo lupa.
"Ish, lihat!! "Ryool kesal dan memperlihatkan bokongnya yang merah. Bisa bisanya Jisoo lupa telah menghantamnya habis habisan malam itu tapi paginya lupa. Pantat Ryool pun masih merah, bisa menjadi barang bukti untuk persidangan entar. Bau bau keringat malam juga masih terasa untuk menjadi saksi bisu.
"Oh ya ampun" Jisoo lantas tesenyum dan meletakkan ponsel itu dan kini tiduran kembali disamping Ryool. Kali ini Jisoo yang memeluk Ryoolnya erat dan menciumi kening itu.
"Ish, baru lupa juga. Kenapa meluk meluk" Cibir Ryool masih kesal dan memalingkan muka.
"Ahhhhhh" Jisoo kini menggelitik Ryoolnya.
"Geli tahu" Gerutu Ryool mencoba menghindar.
"Aku hanya bercanda sayang, bercanda" Jisoo makin intensif menggelitik Ryool dan Ryool masih berusaha keluar dari cengkeraman Jisoo.
"Boleh kita satu kali putaran? "Tanya Jisoo menggoda, senyuman itu bikin Ryool memerah dan mengangguk pasrah dengan apa yang akan dilakukan Jisoo.
.......
Saat sarapan.
"Woa, sayang kemajuan ini. Biasa ayam goreng, telur goreng, roti doang dikatrol tiap hari" Jisoo suka sekali bikin Ryoolnya kesal. Padahal Ryool sudah segenap jiwa raga untuk membuatkan itu. Menu yang tak akan pernah hilang rasa dan tak pernah salah bila dibuat oleh siapapun. Tapi kali ini Ryool sengaja bikin soup dan juga ada ayam rica rica.
"Mau apa tidak? " Ryool kini menahan tangan Jisoo untuk mengambil makanan yang telah dibuat. Ryool kesal Jisoo tak pernah percaya kalau dia bisa berbuat lebih untuk Jisoo. Masak misalnya, kalau cinta dan kesetiaan jangan ditanya.
"Mau donk? "Jisoo tak pernah khawatir akan rasanya. Dan kini sudah penuh piringnya. Kalau keracunan trus mati tingal demo thornya saja.
Kalau nanti kasinan berarti kan Ryool minta kawin lagi, tinggal bawa kekamar beres. Itu yang ada diotak Jisoo.
Tapi?
Masakan Ryool lulus lisensi kok, dia kan belajar sama papihnya Gio/Jisoo. Kalau tanya ke Radith sudah pasti kacau, Radith gak bisa masak. Kalau nanya papahnya sendiri Hiro pasti cuman diajari itu bikin bakso.
"Gimaba? 'Ryool penasaran.
"Sering sering bikin ginian ya sayang, aku suka" Jisoo menampilkan senyum paling indahnya dan dengan lahap memakan sarapannya.
"Siap boss " Ryool juga antusias untuk membuat masakan yang lebih istimewa besoknya.
"Nanti aku pulang terlambat ya, aku mau mengunjungi kakak. Sepertinya ada masalah" Jisoo ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.
"Aku ikut ya, plis plis " Ryool ingin ikut, nantinya kan bisa sekalian ketemu papihnya dirumahsakit.
"Gak bisa ini pembicaraan antar pria, hmm" Jisoo gak mau Ryoolnya ikut.
"Kalau pembicaraan antar pria, aku apa donk? "Ryool bertanya seakan harga dirinya runtuh.
"Kamu isterinya aku, udah besok aja kita bersama mengunjungi papah dan papihmu. " Jisoo mengganti pertemuannya itu. Lebih sopannya besok saja ketemu calon mertua sambil bawa oleh oleh tidak malah bertemu dirumahsakit.
"Tapi sayang" Ryool masih ingin ikut.
"Besok ya, hmmmm. Bukannya kanu harus bantuin ngedekor bunga buat foto" Jisoo mengingatkan bahwasanya seminggu yang lalu Ryool sudah heboh pesan bunga buat ngedekor biar sesi fotonya makin bagus. Pelanggannya rada rewel kuadrat.
"Iya juga sich, tapi sayang. Kapan kita foto juga buat nikahan? " Tanya Ryool kembali. Guanru dan Gangsta udah nikah, Gualin dan Sohyun juga udah nikah, Gio dan Yihwa juga menikah bahkan kali ini adalah sesi pemotretannya untuk Amanda yang mau nikah sama cowok bule yang kenarin. Mereka balikan nyatanya.
"Segera" Jisoo yakin.
"Lihat, hari ini aku harus bertemu Amanda. Kenapa juga dia ambil buat foto milih agen punyanya paman sich? " Gerutu Ryool dia sebel jadinya.
"Sayang, harus profesional eoh. Dekor yang bagus ya nanti. " Jisoo menyemangati. Sambil tersenyum sarkas."Ish ish, dukungan macam apa itu. Dia mantan aku sayang. Dia nikah duluan huwaaaaaaaaa" Ryool jingkrak jingkrak kesal.
"Kita akan nyusul hhmmmm" Jisoo kini mendejat kearah Ryool. Jisoo sudah menyiapkan sesuatu yang indah.
"Kapan, segera mulu dari tahun kemarin" Ryool mengerucutkan bibirnya. Jisoo lantas tersenyum Ryoolnya memang menggemaskan.
"Kamu mau kapan? "Tanya Jisoo tiba tiba.
"Dusta! "Ryool udah gak mau berharap lebih dia kini menjauh dari Jisoo dan pergi ke dapur.
"Sayang" Jisoo pun mengejar.
Greppppp
Jisoo memeluk Ryool dari belakang dan jari manis Ryool kini ia sematkan cincin yang indah. Ryool pun kaget sekaligus terharu."Woa..... "Ryool antusias dan airmatanya tak berhenti menetes.
"Kenapa malah menangis? "Tahya Jisoo heran sembari menyeka airmata Ryool.
"Ini tangisan bahagia sayang, kiranya aku selalu berfikir kamu tidak akan pernah nikahin aku. " Ryool senyum kearah Jisoo dan menciun kilat bibir itu, awalnya dia ragu kalau Jisoo mau nikahinnya. Tapi nyatanya Jisoo memang melamarnya dan Ryool sangat bahagia.
"Aku cuman ingin kamu sabar dulu, bukan berarti aku enggan nikahin kamu. Gimana cincinnya, suka? " Tanya Jisoo
"Suka, makasih sayang" Ryoolpun melompat dan memeluk Jisoonya kembali.
"Besok kita makan malam sama papah dan papihmu aku akan melamarmu dengan baik" Jisoo membuat Ryool sangat bahagia.
"Iya" Ryool makin senang. Nyatanya hal yang paling dia inginkan akan terkabul.
Tbc
Maaf typo
Semoga si Amanda tetap tutup mulut.

KAMU SEDANG MEMBACA
HCL Book 5 //Hot Rival //(BxB) TAMAT
Fiksi Penggemar(Tamat 26 okt 2018/ 14 mei 2019) Terusan HCL, Langsung baca ini monggo baca HCL book 1 dulu Gpp (Ariel mermaid, policeman i love u, daddy kaya, daddy kaya season 2) Jisoo adalah mahasiswa program beasiswa dan masuk club sepakbola. Ramah dan d...