Bagian 16

49 19 1
                                    

Halo pembaca setia tang_kata. Kali ini tang_kata hadir kembali dengan cerita yang seru. Bagian 16 ini akan ada konflik baru yang akan menjadi bagian besar dalam cerita ini. Selamat membaca

>>

Tepat satu tahun aku bekerja di HFC. Semuanya berjalan lancar seperti biasanya. Bahkan Sime yang dulu cuek kini mulai menyenangkan. Alarm membangunkan tidurku. Jam menunjukan pukul empat pagi. Aku harus segera bangun dan bergegas untuk sholat subuh. Aku jadi teringat saat hari pertama aku bekerja. Aku sangat kebingungan untuk sholat karena dikantorku mayoritas bukan beragama islam. Sudah dipastikan masjid atau mushola tak akan ada di kantor. Baiklah aku harus mandi dan segera sholat. Sepuluh menit berlalu aku telah selesai mandi dan siap untuk sholat. Disini tidak ada azan jadi aku hanya mengandalkan teknologi untuk mengetahui waktu sholat. Setelah selesai sholat aku lanjutkan untuk mengecek pekerjaan untuk hari ini. Serta melihat email pekerjaan yang masuk hari ini.

Pagi- pagi begini Simee sudah mengirimkan jadwal kegiatan kantor kepadaku. Baiklah aku harus menyiapkan bahan untuk presentasi. Aku harus terlihat baik didepan klien dan tentunya Prof. Liu.

Aku tidak boleh kelihatan bodoh didepannya kali ini. Hari ini adalah rapat bersama klien dari departemen lain untuk membahas kerjasama untuk penelitian. Sebelum itu aku menghubungi keluarga di rumah. Mereka baik-baik saja, kesehatan Anggelia mulai membaik. Thomas pun sebentar lagi akan menyelesaikan studinya. Ibu bercerita banyak hal, termasuk Clara yang sering kerumah membantu ibu mengurus Anggelia.

Clara gadis yang baik, aku terus menghubunginya namun tak pernah di angkatnya. aku pernah menghubungi pak Hakime untuk menanyakan kabar Clara. Gadis itu sangat sibuk karena jabatan kepala departemen baru saja diambil alih kepadanya. Akhir-akhir ini Clara baru saja melakukan pelantikan jabatan. Aku harap dia tidak marah atas kejadian waktu itu. Puisinya masih kusimpan. Suatu saat ketika aku dapat menghubunginya kembali dan Clara tidak sibuk secepatnya dia harus tahu. Harus tahu tentang perasaanku padanya. Aku juga berharap itu tidak akan membuatnya terkejut dan menjauh padaku. Setelah selesai menyiapkan semua termasuk materi presentasi. Aku segera bersiap-siap untuk memasak. Setiap pagi aku harus menyiapkan sarapanku sendiri  mengingat sejak pertama aku kesini aku sangat kesulitan mencari makan. Dikarenakan banyak makanan yang tidak halal ditambah lagi aku tidak selera dengan masakan orang Cina. Mau tidak mau aku harus membuat sarapan untuk ke kantor. Ini saja baru aku lakukan akhi-akhir ini. Sebelumnya aku  memesan makanan ayam cepat saji di restoran dekat apartemen untuk makanku. Aku melanjutkan aktifitas pagi  dengan berlari di sekitar apartemen. Sudah menjadi rutinitasku sebelum aku berangkat bekerja.

Sepuluh atau lima menit sudah cukup bagiku untuk sekedar berolahraga.

Namun saat aku hendak masuk ke dalam apartemen, terlihat wanita mirip dengan Sime baru saja keluar menaiki mobil. Aku hendak menyapanya namun dia tampak tergesa-gesa. Sepertinya dia adalah wanita yang sama. Aku pernah sekali melihatnya di sini, sepertinya memang wanita yang sama. Apakah benar itu Sime. Dia juga tidak pernah bercerita tentang tempat tinggalnya. Untuk sekedar mengetahui data pribadinya saja aku masih tidak berani karena lebih baik Sime sendiri yang bercerita atau aku yang bertanya padanya. Tetapi sekarang Sime mulai bersikap sopan denganku. Sime tidak pernah memanggilku “kamu” lagi walaupun ketika dia kesal padaku.

Aku melirik arlojiku. Jam menunjukkan pukul 07.30 . Dengan tergesa aku kembali kekamar Aku harus bersiap untuk berangkat bekerja. Setelah siap aku langsung menuju lobi apartemen. Aku langsung masuk mobil dan melintasi ke jalan raya. Pagi terlihat memandang cerah. Sinar mentari membuat silau mata. Aku melaju kencang di jalanan melewati setiap mobil agar aku cepat sampai di kantor. Dua puluh menit aku tiba dikantor dan langsung menuju ruangan.

“Sime, catatan data penelitian kita di desa Liuoxing satu bulan yang lalu masih kau simpan dan sudah kau rapikan? Aku minta kamu untuk mengirimkan semua catatan data tentang wabah penyakit down syndrome sekarang ke cardflash ku” kali ini aku mencoba untuk tidak salah tingkah atau terbata-taba di depannya. Tetapi masih dengan komitmen dari awal.

GANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang