Bagian 23

48 16 5
                                    

Halo pembaca setia @tang_kata jumpa lagi dibagian 23. Maaf jika masih banyak kekurangan. Kritik dan saran sangat dibutuhkan terima kasih. Selamat membaca.

>>
>>

Aku sudah dapat informasi dari kepala bagian DSM untuk rapat. Hari ini akan ditentukan di negara mana unit-unit bagian DSM ditugaskan. Tidak sengaja aku menendang sesuatu saat keluar kamar. Kotak makan dari seseorang yang sengaja di letakkan di depan kamarku. Ini pasti dari Sime, aku segera memungutnya sambil melihat ke arah kamarnya. Sempat menghela napas sebelum beranjak pergi.

Taksi yang aku pesan subuh tadi sepertinya sudah menunggu di depan. Mobil dinas yang biasa aku pakai telah dikembalikan pada departemen. Seperti sebelumnya aku sampai ke departemen sekitar dua puluh menit.

Tidak ada lagi sajlu yang membuat macet jalan. Mentari terpancar cerah membuat silau mata. Saat masuk di ruanganku, aku melihat Sime sudah duduk dikursinya. Dia memang selalu pergi lebih awal dariku.

Ketika aku masuk ke ruangan tidak heran lagi jika melihatnya sudah menggerakan jemari ke perangkat komputer departemen. Namun kejadian tadi malam yang membuat mimpiku menjadi kacau memaksa tidak menyapanya. Aku lebih mengihiraukan Sime hari ini. Yang dulunya sering mencuri pandangan dari kejauhan. Tapi entah kali ini, walau sedetik aku enggan melihat Sime dari sini.

Jam makan siang tiba pun aku masih mengiraukannya. Kami berdua tidak saling berbicara. Sekadar percakapan singkat seperlunya. Seperti menanyakan berkas atau memberi perintah padanya.

Loh mengajakku untuk ke kantin departemen. Tapi aku lebih memilih untuk tetap di dalam ruangan. Aku menyelesaikan tugasku yang sempat tertinggal kemarin.

Dipertengahan jam makan siang perutku mengaum. Mata menjadi sayup dan tangan tiba-tiba menjadi lemas. Sepertinya aku harus makan terlebih dahulu, setelah itu akan aku lanjutkan pekerjaan ini. Aku membuka cardflash untuk menghubungi Sime. Belum sempat mengetuk layar blue light, aku baru menyadari kalau aku dengan dia sedang tidak saling bicara. Lenganku mengusap kening yang berkeringat.

Seketika terbayang dengan kotak bekal di depan pintu tadi pagi. Bergegas mengambilnya di lemari belakangku. Masakan Sime lumayan juga. Walaupun aku tidak terlalu suka dengan masakan Cina namun kali ini aku salah. Jujur saja masakannya sungguh menggugah dahaga untuk mencicipinya. Tampaknya mulut tidak bisa berhenti mengunyah. Sepuluh menit berlalu dan bekalnya sudah aku habiskan. Sime kembali masuk keruangan. Aku sempat meliriknya sedikit namun kembali dengan kesibukan ini. Dia menyingit seperti memperhatikan sesuatu. Sime melihat kotak bekal darinya yang tergeletak di meja kerjaku. Sedikit menarik senyum karena bekal yang dia beri telah aku habiskan tanpa sisah. Setelah makan siang berlalu Loh mengubungiku. Dia tidak mau lagi menghubungiku melalui Sime. Kejadian itu membuat Loh sangat marah pada Sime.

"Ganta, sepuluh menit lagi kepala bagian DSM akan segera keruang rapat. Semua unit yang bersangkutan juga sudah bersiap. Oh iya, jangan lupa juga dengan data-data sepesifik keanggotaan leb unit kalian" tegas Loh yang langsung menutup panggilannya.

Gerak jemariku semakin piawai mempersiapkan berkas yang diminta. Tak sampai lima menit aku bergegas melangkah ke ruang rapat biasanya. Sebelum itu aku kembali lagi kemeja kerja untuk mencari cermin dilaci. Aku hanya ingin memeriksa apakah ada sisah makanan di wajahku.

"Kemana ceriminnya? Sebelumnya aku melihatnya di sini" aku bergumam sendiri sambil sibuk membuka setiap laci di meja.

"Sudahlah!" aku langsung membuka cardflash dan mengaktifkan fitur cermin. Aku latekkan cardflash di meja lalu muncul cahaya cermin yang menampilkan pantulan sempurna. Tentunya memang lebih bagus menggukan efek cermin di cardflash. tapi agaknya lebih simple jika pakai cermin. Karena tiggal bercermin tanpa haus membuka kode atau menekan tombol apapun.

GANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang