Bagian 20

52 16 1
                                    


Halo pembaca setia @tang_kata jumpa lagi dibagian 20. Maaf jika masih banyak kekurangan. Kritik dan saran sangat dibutuhkan terima kasih. Selamat membaca 💕💕💕.

~~
~~

Kepala bagian DSM telah mempertingatkanku. Aku mendapat teguran untuk kedua kalinya ketika rapat. Setelah teguran pertama oleh Prof. Liu saat aku baru bekerja di sini. Awal sebuah mimpi kini kembali retak karena kesalahanku sendiri.

Langkahku dihiasi dengan bayang-bayang hari ini. Seperti tak mau berhenti memikirkan perkataan Loh tadi. Ketika aku percaya akan cinta ini padanya, seketika itu juga aku meragukan kebenaran tentangnya.

Simee tidak mungkin berniat jahat padaku. Dia tidak mungkin melakukan itu semua. Padahal selama ini aku melihat dia melakukan kebaikan padaku semata-mata karena ketulusan. Sepertinya Loh memang sudah salah sangka. Tapi bagaimana bisa berkas itu tidak terkirim dan kenapa juga Simee tidak memberitahuku kalau ada rapat tadi.

Aku harus segera mencari tahu yang sebenarnya. Sekarang langkahku semakin cepat. Semakin menggebu kala terus terhasut oleh alur pikiranku yang labil. Aku berjalan sambil mengepal tangan seraya manahan amarah.

Tak biasanya siang itu, aku membanting pintu saat masuk rauangan. Spontan Simee terkejut dengan suara yang keras dari pintu.

"Pak Ganta. Ada apa pak? apakah ada masalah?" Sime menghampiriku

"Mana cardflash mu? Cepat berikan"

"Eh.. ada apa? memangnya apa yang terjadi pak?"

"Apakah kamu sengaja tidak memberi tahuku kalau ada rapat sebelum Loh menghubungiku tadi?"

"Eh.. apa? aku tidak mendapatkan panggilan rapat untuk bapak tadi. Aku.."

"Mana cardflash mu? Cepat berikan padaku!"

Aku tidak pernah membentak dengan nada setinggi ini pada Simee. Simee segera mengambil cardflash miliknya dimeja kerjanya.

Aku berusaha agar kemarahanku tidak melambung keangkasa mengisahkan sebuah amarah. Napas ini selalu tersedak kala aku terus manahan kata-kata kasar terlontar dari mulutku.

Aku mencintainya, itu sebabnya marahku akan melebihi batas diri. Dan itu tidak kuharapkan sengaja keluar dariku. Aku yakin, aku mencintainya karena aku percaya penuh padanya. Sime tidak akan mungkin berbuat seperti itu.

"Ini! Ambil kalau bapak tidak percaya. Periksa sendiri!" Simee terlihat kesal.

Aku langsung mengambil cardflashnya. Saat jari ini sibuk menggeser dan memeriksanya seketika mataku melotot kaget. Aku terdiam melihat cardflash Simee. Hati ini remuk saat mengetahui yang sebenarnya. Melabuh pada sebuah ruang dan menyepi mengikuti arah angin. Semua angan kini remuk bersama jiwa yang hilang. Tak kusangka dan tak kuasa, saat itu aku sangat marah padanya.

"Tidak ada kan? Makanya jangan asal marah-marah. Bapak memang.." aku langsung mengangkat cardflash nya ke depan wajahnya.

"Apa? eh.. tidak. Aku... aku tidak menerima panggilan apapun dari.. eh.. Aku ju.."

"Apa ini? tercatat panggilan rapat dari Loh setengah jam yang lalu. Kenapa kamu tidak memberi tahu. Kamu tahu kan! gara-gara kamu menghalangiku saat rapat tadi, kepala bagian DSM memarahiku. Kamu tahu itu?"

"Aku hanya.. aku tidak ingin bapak mendapat malu sa..."

"Aku sudah malu karenamu Sime! Hanya gara-gara syal ini kamu membuatku di marahi oleh kepala bagian DSM. Kepala bagian DSM Simee!" aku langsung melempar syalku ke lantai. Suaraku kian lantang bersama amarah yang meluap. Simee tertunduk sambil meneteskan air mata.

GANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang