Sakit

3.1K 132 0
                                    

Setelah kejadian disekolah kemarin membuatnya harus merasakan pusing dan flu serta sakit di seluruh tubuhnya dan paling parah keningnya dan punggungnya. Badannya yang meriang pun membuatnya lemas. Gadis dengan selimut yang membungkus tubuhnya,sedang menggigil karena demam. Terpaksa dia harus izin tidak masuk sekolah karena sakit. Dengan senang hati Della membantunya untuk meminta izin kepada wali kelasnya. Baru kali ini gadis itu merasakan sakit lagi setelah terakhir kali saat dirinya kritis akibat penculikan yang hampir merenggut nyawanya. Kejadian disekolah itu membuatnya harus mengingat memori yang dulu saat dirinya mendapat siksaan.

Meskipun kemarin Kanaya sempat dibawa oleh Della kerumah sakit. Tapi saat itu juga Kanaya meminta pulang dengan alasan dia tidak ingin dirawat dan kondisinya sudah lebih baik. Meskipun para sahabatnya melarang tapi karena keras kepalanya Kanaya,akhirnya mereka hanya mengiyakannya.

Nenek Kanaya pun dengan raut khawatir langsung menghampiri cucu tersayangnya itu. "Sayang,kamu kenapa nak?apa kepala kamu sakit lagi?"tanya neneknya sambil memegang dahi Kanaya.

"Na-naya cu-cuma menggigil,Nek dan sedikit pusing aja"ucap Kanaya terbata-bata.

"Kita kerumah sakit lagi yah"Kanaya menggeleng.

"Kanaya ngga mau nek,Naya mau dirumah aja"ucap Kanaya lemas.

"Naya,nenek ngga mau ya kamu semakin parah"ucap nenek nya.

Cklekk

Kanaya dan wanita paruh baya itu menoleh dan mendapati kedua orang tuanya dengan raut khawatir diwajahnya.

"Kanaya"pekik ibunya sambil berjalan menghampiri putri kesayangan nya.

"Princess kamu kenapa,sayang"ucap ayahnya yang sudah duduk dipinggir ranjang milik putri kecilnya.

"Mom-dad,i miss you"ucap Kanaya lalu memeluk Vadia lalu Delfiro.

"Honey, are you okay?"tanya Vadia dan Kanaya hanya mengangguk.

"Tapi kamu pucat sekali,nak. Badan kamu juga panas tinggi"lanjut Vadia.

"Panggilkan dokter Greyson,Firo"ucap Asya-nenek Kanaya.

"Iya bu,biar saya telpon dia sekarang"ucap Delfiro lalu beranjak pergi keluar kamar.

"Sayang,kita kerumah sakit yah"ucap Asya dan diangguki Vadia namun Kanaya tetap menggeleng sebagai jawabannya.

"Naya mau istirahat dulu ya mom-nek"

***

Disekolah sendiri Samudera tak henti-hentinya mengamuk dan terus mencari pelaku yang sudah membuat Kanaya terluka kemarin. Samudera berjanji tidak akan pernah memaafkannya dan membiarkan orang itu hidup dengan tenang. Dimas yang sedari tadi setia disamping Samudera hanya diam menanggapi semua celotehan cowok itu. Sedangkan ketiga sahabatnya yang lain sedang disuruh untuk mencari pelaku penganiayaan Kanaya.

"Dra,mending lo diem deh. Gimana kita mau nemuin pelakunya kalo lo terus marah kaya gini. Lebih baik lo tenangin diri dan kita cari pelakunya sama-sama"ucap Dimas. Samudera menatap cowok dihadapannya itu dengan tatapan tajam.

"Buat apa lo jadi pewaris tunggal Willson kalo ngurus masalah kaya gini aja lo sampe jadi orang bodoh"lanjutnya.

"Lo itu pemilik sekolah ini,Dra. Ngga akan sulit kalo buat nemuin pelaku penganiayaan Kanaya"Samudera terdiam mencerna ucapan Dimas. Dia bodoh karena terbawa emosi dengan gampangnya tanpa memikirkan yang lain. Ucapan Dimas membuatnya sadar dan langsung tersenyum.

"Lo emang yang terbaik,ayo ikut gue"ucap Samudera lalu membawa Dimas menuju ruang CCTV berada.

Didalam kelas Kanaya pun ketiga sahabat gadis itu terus berdoa agar bel pulang segera berbunyi karena mereka ingin sekali menjenguk Kanaya. Bagaimana pun Kanaya sudah dianggap keluarga nya sendiri.

The Charmer Heart Of SamuderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang