Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore dan kini Kanaya sudah siap dengan pakaian casual yang sangat nyaman ditambah dengan sepatu sneaker berwarna putih miliknya membuat penampilan Kanaya terlihat begitu santai namun masih terlihat elegan. Tak lupa rambut yang tergerai indah membuatnya sangat cantik. Setelah pergi bersama Samudera,dia segera mempersiapkan diri meskipun seluruh keperluan untuk dirinya selama berada di Itali sudah siap. Sedangkan Samudera pulang terlebih dahulu kerumah kakeknya untuk membersihkan diri dan mengambil mobilnya.
Ketiga sahabatnya sudah berada dirumahnya sejak pulang sekolah tadi karena mereka tidak tau kapan Kanaya berangkat karena dia tidak mengatakannya. Setelah mengetahui kalau Kanaya berangkat pukul 5 sore mereka pun langsung kesal.
Dering ponsel milik gadis itu pun berbunyi dan tertera nama Arsel disana. Kanaya langsung menggeser tombol hijau untuk mengangkat panggilan itu.
"Hai kak"ucap Kanaya senang.
"Hey princess,apa kamu sudah berangkat sekarang?"tanya Arsel yang berada di seberang sana.
"Belum kak karena pesawat akan take off jam lima nanti"
"Kenapa kamu tidak mau memakai jet pribadi kakak, Naya"ucap Arsel yang kesal dengan adiknya yang keras kepala itu.
"Ohh c'mon kak,aku hanya ingin menjadi orang biasa. Aku pasti akan jaga diri"ucap Kanaya meyakinkan kakak tunggalnya itu.
"Baiklah kamu hati-hati,kalau kamu sudah sampai disini langsung kabari kakak"ucap Arsel. Kanaya mengangguk meskipun tidak dapat dilihat oleh kakaknya namun dia menyetujui ucapannya. Sambungan terputus dan dia berjalan kebawah untuk menemui para sahabatnya,setelah memastikan tidak ada barang yang tertinggal dan dia yakin semua barang bawaannya sudah dimasukan kedalam mobil oleh supir pribadinya.
Kanaya turun ke lantai bawah dengan menggunakan lift yang ada dirumah itu,karena dia tidak ingin turun dari lantai empat melewati belasan bahkan puluhan anak tangga,bisa-bisa dia kelelahan sebelum berangkat menuju Italia.
Pintu lift terbuka dan terlihat diruang tamu terdapat ketiga sahabatnya yang sedang berbincang bersama dengan ketiga sepupunya yang tampan itu.
"Hy guys,kalian serius amat ngobrolnya"ucap Kanaya menyapa semua orang yang ada di ruang tamu.
"Kalian udah siap?"tanya Kanaya. Mereka mengangguk.
"Lagian kok lo yang lama sih Nay?"tanya Della.
"Oh tadi kak Arsel nelpon gue,jadi agak lama deh gue turunnya"ucap Kanaya jujur.
"Kakak lo udah sampe disana semua?"tanya Cindy. Kanaya mengendikkan bahunya tanda tidak tau.
"Assalamualaikum"ucapan salam terdengar begitu ramai. Kanaya berjalan menuju pintu utama untuk melihat siapa yang datang.
Ternyata kelima cowok tampan yang datang dengan baju santai mereka,mereka berlima terlihat berkali lipat lebih tampan dari biasanya yang selalu menggunakan seragam sekolah yang tidak pernah rapih. Yang membuat tatapannya tak bisa berpaling saat melihat mata teduh yang selalu membuat hatinya berdegup kencang,siapa lagi kalau bukan Samudera sang kekasih hatinya. Cowok itu berjalan lalu berdiri didepan gadisnya,gadis yang dia cintai. Dari tatapan kedua matanya dia tampak tidak rela jika Kanaya harus pergi kembali ke negaranya meskipun hanya sebentar saja. Itu pasti sangat menyiksa dirinya karena dia pasti akan sangat merindukan gadisnya itu.
"Udah siap?"tanya Samudera sambil membelai rambut milik Kanaya. Gadis itu tersenyum lalu mengangguk.
"Ayo kita berangkat nanti kamu ketinggalan pesawat"lanjutnya lalu menggandeng tangan kekasihnya keluar dari rumah dan diikuti semua sahabatnya. Samudera membawa Kanaya memasuki mobil sportnya.
Rombongan mobil mewah itu berjalan membelah jalanan kota yang sedikit padat disore hari,namun itu tidak masalah bagi mereka karena masih ada waktu untuk sampai di bandara sebelum pesawat lepas landas. Disepanjang jalan,Kanaya terus menerus berceloteh membuat Samudera gemas dan ingin mencubitnya. Beruntung ada lampu merah dan Samudera dengan cepat mencubit dengan gemas pipi putih Kanaya. Gadis itu meringis dan menepuk tangan Samudera agar melepas cubitannya.
"Cerewet banget sihh pacar aku ini"ucap Samudera gemas.
"Aku janji, aku akan jaga diri dan ngga akan ke goda sama cewek lain"ucap Samudera tulus dan bersungguh-sungguh. Kanaya tersenyum lalu mengangguk.
"Aku akan nunggu kamu kembali"lanjutnya.
"Aku akan segera kembali setelah urusan aku selesai"ucap Kanaya untuk meyakinkan Samudera.
****
Lima mobil sport mewah sudah terparkir rapih didepan bandara, mereka memasuki bandara untuk mengantarkan gadis cantik yang sangat mereka sayangi. Meskipun hanya ditinggal sebentar saja,mereka merasa tidak rela dan tidak ingin berpisah dengan sahabat mereka yang paling baik.
Masih ada waktu sepuluh menit, Kanaya memanfaatkan untuk mengucapkan salam perpisahan kepada sahabatnya dan juga kekasihnya. Kanaya memeluk ketiga sahabatnya satu persatu dan berjabatan tangan dengan keempat sahabat Samudera kemudian memeluk kekasihnya itu. Meskipun Kanaya pergi tidak sendirian karena ketiga sepupunya pun ikut berangkat ke Italia namun tetap mereka masih merasa khawatir dengan keselamatan Kanaya.
"Naya,jaga diri baik-baik yah. Kita pasti kangen sama lo"ucap Vino dengan raut sedih. Kanaya mengangguk dan tersenyum.
"Gue pamit ya guys, gue pasti juga kangen banget sama kalian"ucap Kanaya tulus.
"Woyy bro,Lo jagain Kanaya buat kita semua ya,awas kalo terjadi apa-apa sama idola kita"ucap Satria pada ketiga cowok tampan yang berdiri dibelakang Kanaya.
"Lo tenang aja, Kanaya itu permata berharga bagi keluarga kita jadi sebisa mungkin kita harus menjaganya dengan baik"ucap Verrel.
Ya jelas saja Kanaya begitu disayangi oleh semua keluarga besar Veneno Wiradinata,karena dia adalah putri semata wayang dan anak perempuan keturunan keluarga Wiradinata. Bagaikan sebuah permata yang begitu berharga dan tak ternilai harganya,mereka rela mengorbankan nyawa demi melindungi putri kecil mereka. Meskipun masih ada Xavira namun sepupunya itu bukan anak kandung dari auntynya.
Setelah berpamitan dengan semua temannya,dia melangkahkan kakinya menuju pesawat dan diikuti oleh ketiga sepupunya. Kanaya melambaikan tangannya sebagai salam perpisahan. Ada rasa berat hati meninggalkan mereka semua namun apa boleh buat,karena dia memang harus pergi untuk urusan keluarganya.
****
Membutuhkan waktu yang panjang untuk sampai di negara kelahirannya. Untung saja ada ketiga sepupunya yang setia menemaninya dan mengisi kebosanannya selama didalam pesawat. William dan Kenzo yang terus berceloteh membuat Kanaya tersenyum dan sesekali tertawa melihat kedua sepupunya yang sangat bawel dan menyebalkan itu. Sedangkan Verrel masih nyaman memainkan ponselnya, Kanaya tau kalau Verrel sedang membaca email dari perusahaan ayahnya,ya karena Verrel sudah diberikan amanah untuk mengurus perusahaannya meskipun dia masih bersekolah.
Kanaya tersenyum dan dia memutuskan untuk membaca novel yang dia bawa dari rumah. Ya gadis manis itu salah satu penggemar novel fiksi remaja. Dia selalu berhayal tentang kehidupan yang menyenangkan didalam novel-novel itu. Namun kenyataannya kehidupannya saat ini mungkin sudah cukup dan dia tidak ingin seperti tokoh yang ada dalam cerita novel itu,menjadi diri sendiri lebih baik dari pada harus menjadi seperti orang lain.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
The Charmer Heart Of Samudera
Teen FictionSeorang Badboy sekolah yang memiliki kecerdasan luar biasa. Selalu membuat masalah namun tetap menorehkan prestasi. Tak sedikit wanita yang mengaguminya,karena dia adalah most wanted yang terkenal sangat tampan dan pintar. Kimia adalah sesuatu yang...