[6] Ter-alay

625 154 20
                                    

Seolah menolak diajak kerja kelompok masih kurang berdosa, si Anak Baru itu justru membuat snapgram lunch di restoran jepang bintang lima bersama sejumlah teman sekelasnya. Ketawa-ketiwi, mukbang makanan mahal serta berbagai aktivitas menjurus hedonis.

Katanya, tidak mau diajak kerja kelompok karena malas ya?

Tapi, ketika diajak menghabiskan uang orang tua dengan hangout ke mall langsung semangat? Hebat sekali.

Apakah Eflata sebal? Jangan ditanya! Ia selalu muak terhadap kegiatan kasta borju yang hobi pamer kekayaan. Ia juga sebenarnya malas mengerjakan PR kasta borju atau menyelesaikan tugas kelompok Kimia ini sendiri---jika tidak untuk penyamarannya. Misinya membuat tingkatan kasta dihapuskan seolah menjadi suntikan semangat tersendiri ketika dirinya dirundung kekesalan.

Jika berada di fase ini, satu-satunya hal yang mampu menyembuhkan mood jeleknya adalah menyingkap kebobrokan kasta borju.

Maka, disinilah ia sekarang. Di bawah naungan pohon akasia menantikan kehadiran seseorang. Meski bulir keringat membanjiri pelipisnya serta amukan raja siang yang kian menyengat, ia tak peduli dan meneruskan misi sembari membawa handycame kecil.

Sebagai Jeng Minceun, tentu ia dituntut up to date atas segala sesuatu yang terjadi di lingkup SMA Nusantara. Dan hal yang membikin gempar akhir-akhir adalah; digadang-gadang akan ada tawuram sengit klub basket dan klub futsal akibat klub basket yang selalu menggunakan lapangan depan untuk latihan. Sedangkan mereka terus menerus mengalah dengan latihan di dalam GOR yang sangat tidak efektif.

Terdengar langkah beberapa cowok yang sedang berlari ke arah gang kecil di komplek perumahan. Eflata berjenggit. Rombongan itu sudah hampir datang! Dengan cepat ia melepas seragam sekolahnya yang sudah dilapisi kaus merah jambu. Mengganti rok kotak abu-abunya dengan celana training yang sudah ia kenakan sebelum memakai rok, melepas kacamata yang bertengger, lalu dengan cepat dan tak memancing perhatian meletakkan handycame tersembunyi itu di sela-sela ranting pohon yang tertutup dedaunan. Ia pun lantas menyelinap di belakang mobil salah satu pemilik rumah yang agak jauh dari lokasi kejadian.

Eflata sengaja mengganti pakaiannya terlebih dahulu supaya tidak ketahuan jika ia juga anak smantara.

Dari arah yang sama pula, rombongan tim futsal datang dipimpin Rey sang ketua klub. Cowok berwajah angkuh itu tiba-tiba membentak kepada ketua klub basket.

"Kalian semua banci! Laki bungkus cewek!"

Dan, baku hantam pun tak terelakkan. Para pasukan dua kubu saling menyerang, lawan, tak mau kalah. Masing-masing mempertahankan gengsi bila kabur sebelum memulai. Bahkan ada yang membawa balok kayu. Eflata hampir memekik saat melihat kepala Rey dipenuh darah akibat balok kayu dari salah seorang klub basket menggemplang kepalanya.

Tak mau tinggal diam menyaksikan leader-nya terhantam balok kayu, seorang cowok tiba-tiba mendaratkan bogem bentah secara brutal kepada pelaku yang sudah menikam boss-nya. Ia melayangkan tinju secara kalap sebelum sang lawan sempat menghindar. Pukulan bertubi-tubi pun ia lancarkan.

Krak.

Bunyi hidung yang patah menyeruak menyapa indra pendengarannya.

Tidak tahan melihat kekerasan, Eflata menarik tubuhnya ke belakang mobil. Cewek itu mengatur deru napasnya yang memburu. Mengambil ponselnya dari saku kemeja, ia mengarahkan bidikan snapgram pada objek yang tengah mengeluarkan darah di bagian hidung.

"Meski serem, ini pasti laku dibuat bahan," gumam Eflata.

@lambe_smantara ada yang tahu mereka lagi ngapain? 😲

~ Minceun.

***
H

adycame itu menjalankan tugasnya dengan baik. Tanpa terdeteksi, pula. Sekarang, waktunya ketawa-ketiwi menyaksikan kehancuran beberapa kasta borju dan holkay yang terlibat di dalam video ini. Setelah memindahkan video itu ke ponsel, Eflata bersiap menjelajah salah satu akun facebook seseorang melalui komputer tua di sudut kamarnya.

Seseorang pernah berkata pada Eflata, jika ingin mencari tahu jejak ke-alay-an seseorang, facebook jawabannya. Jemarinya mengetik nama Renatta Ailice di kolom pencarian. Selagi menunggu lemotnya koneksi internet (maklum, wi-fi hasil bobol warung kopi sebelah) Eflata menggulir ponselnya terlebih dahulu. Terkadang, menyenangkan menyamar menjadi sosok nerd dengan kacamata tebal yang selalu bertengger dan gigi dibehel untuk membongkar kebobrokan kasta atas.

Hei! Siapa yang curiga jika seorang Eflata Rania Alfy, cewek cupu di SMA Nusantara, si kutu buku langganan juara kelas, penakut yang sering ditindas, kasta missquen, ternyata seseorang di balik akun lambe_smanatara! Dengan begitu, penyamarannya akan aman. Lagipula, untuk masalah hacker atau apa pun itu, ia serahkan pada Kak Nadia, sosok yang berpengalman di bidang IT kalau ada yang macam-macam meretas akun lambe-lambe.

Kak Nadia adalah pengelolah akun lambe_smantara untuk kali pertama sebelum diturunkan kepada Eflata karena ia harus menempuh pendidikan di luar Jabodetabek. Berbekal kebencian terhadap kasta borju, dan jiwa kemanusiaan yang selalu gerah bila melihat aksi penindasan, Eflata mengiyakan saja ajakan tetangganya tersebut. Toh, Kak Nadia juga membayarnya---meski tidak banyak---untuk mengelolah akun itu.

Maka, sejak penawaran itulah selulus SMP Eflata memutuskan lanjut ke SMA Nusantara. Mengubah penampilannya agar tidak mencolok. Dan, berlagak penakut serta culun untuk menggelabui musuh.

Hilangkan Tingkatan Kasta, Musnakan Kaum Borjuis Sok Berkuasa. Itulah visi akun lambe_smantara.

Tanda putar menghilang di layar monitor. Eflata bersorak girang, sesaat ia memencet akun facebook Renatta. Baru saja akun itu menampilkan foto profil seseorang yang paling ditakuti kasta missquen, Eflata sudah terbahak kencang.

"INI RENATTA!? ALAY BANGET GILA, HAHAHAHA." Tangan cewek tersebut menggulir beranda Renatta dengan antusias.

"LAH LAH, DIA PUNYA AKUN TOKTIK PAS SMP? GOYANG DUA JARI DONG."

"IH, SI RENREN. DULU KALO FOTO WAJAH SAMA LEHER PUTIHAN WAJAH."

"INI APA SETDAH, BEKERJA DI PT MENCARI CINTA SEJATI? DASAR KAUM ALAYERS."

Dan, malam itu Eflata habiskan dengan memaki si Mak Lampir alias Renatta Ailice pekerja PT. Mencari Cinta Sejati.

PR kelompok Kimia! Apakah Eflata lupa punya PR tersebut lantaran terlalu asik mengelolah akun lambe terfenomenal? Jelas tidak.

Bagi Eflata yang memiliki IQ di atas 130, berapa lama sih waktu yang diperlukan untuk mengerjakan soal Kimia 1-10?

Jadi, tenang saja.

Investigasi Jeng MinceunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang