Part 26

1.5K 137 8
                                    

Sebelum teman-teman baca part ini, aku mau sedikit cerita nih.

Sebenarnya part 26 udah selesai seminggu lalu, tapi saat aku lagi edit part selanjutnya, dan lagi hapus part yang tidak akan diterbitkan dan tidak sengaja part 26 yang lama kehapus 😭😭 sedih banget. Jadinya mau gak mau harus pikir dan ketik ulang.

Sekian. Selamat membaca kakak-kakak semua

 Selamat membaca kakak-kakak semua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kevin pov:

Akhirnya saat yang aku tunggu datang juga, aku datang bersama dengan Morgan menggunakan pakaian yang sangat rapi, bahkan dua pemegang saham juga aku undang.

"Kevin, lo yakin??"

"1000% gue yakin"

Aku sangat yakin dengan keputusanku ini, aku sudah menyiapkan dengan sangat matang dan harus dieksekusi dengan baik pula

"Kevin, apa Ghea akan ceritakan semuanya ke Mila??"

"tidak akan semuanya. Cukup tentang penghianatan dan rencana Calvin terhadap aku dan Mila, mungkin setelah mengetahuinya Mila akan sangat marah padaku karena ulahku dia menjadi disiksa Calvin, tidak cuma Calvin yang menyiksanya tapi aku juga"

Aku dan Morgan langsung keluar dari mobil dan menuju ruang VIP di resto ini

"selamat siang, Pak Edy dan Pak Ronni, apakah sudah lama menunggu??"

"tidak selama yang kamu bayangkan, Vin"

Aku mencium pipi mama lalu duduk disamping Pak Edy

"sepertinya kita masih harus menunggu Calvin datang"

Aku terus melihat jam tanganku, kemana anak itu, aku terus melihat sekelilingku untuk memastikan semuanya sesuai rencanaku

Aku memutuskan untuk memesan makan terlebih dahulu, karena aku tidak enak dengan dua pemegang saham ini

Saat makanan datang, tidak lama Calvin datang dengan pakaian yang kurang rapi

"maaf saya terlambat, tadi jalan sangat macet"

Okey, sekarang sudah kumpul semua, show time. Aku memberi kode pada anak buahku untuk menjalankan misi pertama

"permisi Pak Alex, ini ada yang menitipkan amplop coklat untuk anda"

"ya, terima kasih"

Papa hanya meletakan amplop coklat itu dan melanjutkan makan siangnya

"pa, amplop apa itu?? Kenapa gak dilihat dulu, siapa tau penting"

Papa hanya menatapku, aku terus berusaha meyakinkan papa untuk membuka itu, dan akhirnya papa mau membukanya

Dengan wajah yang awalnya santai kini berubah menjadi tegang karena membaca beberapa lembar kertas putih itu

I Will Always Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang