Mila pov:
Sebenarnya apa lagi yang mau Kevin ceritakan, kenapa sepertinya ada satu hal yang sangat penting
"emangnya apa??"
Sekarang Kevin hanya menunduk dan diam. Aku hanya dapat menggenggam tangannya, aku harap ini dapat membuatnya tenang
"okay, aku akan ceritakan"
Kevin berdiri, dia duduk di atas kasur sampingku dan dia merangkul bahuku
"kamu kenapa, Vin?? Kenapa jadi aneh gini"
Kali ini dia mencium kepalaku
"honey, sebelumnya aku minta maaf karena akhir-akhir kemarin kurang perhatian dan tidak peka dengan kondisi kamu. Sebenarnya saat kejadian kamu jatuh dari tangga, kamu mengeluarkan banyak darah. Begitu sampai rumah sakit kamu langsung ditangani tiga dokter sekaligus, ada satu dokter yang mengatakan kalau saat itu kamu hamil........"
Mendengar kata hamil membuatku terkejut dan menatap Kevin
"apa?? Jadi aku beneran hamil, sayang??"
"maksudnya beneran hamil??"
"jadi sebelum aku jatuh, rencananya aku mau ke ruangan kamu kasih tau tentang dugaan Kayana kalau aku hamil, aku juga merasa kalau ada terlambat bulanan dan merasakan mual disetiap bangun pagi"
Aku langsung memegang perut rataku dengan penuh rasa bahagia, tidak menyangka jika di dalam sini ada malaikat kecil
"jadi sebelum kamu bertemu Queen, kamu mau ke ruanganku untuk memberi tauku hal ini??"
"yap benar sekali. Tapi aku malah ketemu Queen duluan dan aku terjatuh dari tangga. Tapi sayang, tunggu dulu. Anak aku gak kenapa-kenapakan?? Soalnya begitu aku sampai bawah aku merasakan sakit yang teramat di perutku, aku meminta tolong pada Queen tapi dia malah meninggalkanku"
Aku terus menatap wajah Kevin, tapi wajahnya berubah menjadi tegang, aku yakin saat ini dia sedang menahan emosinya
Aku menyentuh tangannya dan aku letakan tangan itu diperutku
"sayang, kamu harus tenang. Aku sudah tidak kenapa-kenapa"
"iya, honey. Aku senang kamu sekarang sudah pulih, tapi anak kita, dia....."
"anak aku kenapa, Vin?? Kenapa??"
Aku menatap Kevin penuh tanya, wajah yang tadinya penuh dengan amarah kini berganti dengan wajah bingung dan ketakutan
"Kevin, JAWAB!!! Anak aku kenapa??"
"dia.. dia sudah tidak ada"
"maksud kamu, aku keguguran??"
Dia tidak menjawab, dia hanya menundukan kepalanya
"kenapa bisa?? Kenapa tidak kamu selamatkan, hah??"
"maafkan aku, tapi disaat aku tahu kamu hamil disaat itu pula aku harus tahu bahwa janin itu sudah tidak bertahan dan mau tidak mau harus dikuret"
Apa aku kuret??
Aku belum pernah menyapanya ataupun memberinya kasih sayang, mengapa dia harus pergi secepat ini?? Kemarin bukan kasih sayang yang aku berikan melainkan penderitaan
Aku menangis dan menyesali kebodohan yang aku buat, mengapa aku bisa tidak menyadari dengan kehadiran janin itu, aku menyesal aku sangat menyesal
Kevin langsung membawaku kedalam pelukannya, ini adalah tempat ternyaman untukku
"sudah, honey. Cukup!! Jangan kamu menangis lagi, iklaskan dan biarkan anak kita pergi"
"tapi hiks.. ini.. ini salah aku hiks aku tidak menyadari perubahan di tubuhku, ini salah aku hiks.. salah aku!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Will Always Love You
FanfictionKetika dalam waktu bersama harus mengejar impian dan harus merelakan orang yang dicintai pergi. Akankah cinta itu dapat kembali?